Matahari pagi menyinari balkon apartemen Clarissa di hari minggu yang cerah ini.
Sebelumnya, Clarissa pasti sudah memiliki banyak rencana untuk menghabiskan akhir pekannya dengan teman-teman kuliahnya termasuk Heru dan Aditya.
Tapi hari ini, ia harus terjebak di apartemen sendirian. Mengawali harinya dengan secangkir teh dan setumpuk pekerjaan dari kantor ayah mertuanya itu.
Akibat dari 80% waktunya yang ia curahkan terhadap butik miliknya, sekarang Clarissa harus memberikan 20% sisa waktunya lagi untuk menjadi seseorang yang akan mengelola perusahaan properti yang seharusnya, dikelola oleh mendiang suaminya.
Bunyi notifikasi pesan di ponselnya tiba-tiba mengalihkan perhatian wanita itu dari tehnya. Ia melirik layar ponselnya itu dan membaca pesan dari Bu Rahma.
From: Bu Rahma
Cla, hari ini datang ke rumah ga? Ibu mau masak spaghetti kesukaan kamu lho...Sebelum membalas pesan dari ibu sahabatnya ini, Clarissa terdiam sejenak menikmati bayangannya yang berandai-andai jika saja ia memiliki suami seperti Aditya, maka ia tak akan perlu lagi mengurus perusahaan yang tak ia minati sama sekali itu.
Clarissa menggigit bibirnya sambil melirik laptopnya sejenak. Kemudian ia mulai mengetik sesuatu untuk membalas pesan Bu Rahma.
To: Bu Rahma
Iya bu, nanti Cla ke sana. Tapi ga bisa lama-lama deh kayanya, soalnya masih ada kerjaan.Setelah itu, Clarissa berdiri menuju ke arah lemari pakaiannya dengan tersenyum. Kemudian, bel apartemennya berbunyi sehingga lagi-lagi perhatian Clarissa teralihkan.
Penasaran siapa yang datang sepagi ini ke apartemennya, Clarissa berjalan menuju pintu depan dan membukanya.
Ia terdiam lagi menatap perempuan paruh baya berwajah cantik yang berdiri di hadapannya ini sambil tersenyum hangat.
"Mama..." Panggil Clarissa balas tersenyum kepada ibu mertuanya ini dan segera mempersilakannya masuk.
"Mama denger, katanya papa ngasih kamu banyak kerjaan sampe hari minggu gini kamu cuma bisa di dalam apartemen..." Ucap perempuan berusia 56 tahun bernama Sinta itu.
Clarissa tak langsung menjawab, ia sibuk membantu membawakan bingkisan-bingkisan yang dibawakan ibu mertuanya ini.
"Jangan terlalu nurut sama papa kamu, Cla. Selama ini kamu sibuk ngurus ini-itu dengan alasan cari kesibukan untuk lupain Andra." Ucap Sinta sambil mengeluarkan kue-kue yang ia bawa dari bungkusannya itu dan menaruhnya ke atas meja.
Sementara Clarissa beralih ke dapur untuk membuatkan teh hijau kesukaan ibu mertuanya.
"Gimanapun, anak ibu udah ga ada dan kamu yang masih hidup, harus melajutkan kehidupan kamu, Cla..." Ucap Sinta mengeluarkan beberapa vitamin dari tasnya.
"Clarissa udah baik-baik aja kok, ma... Mama ga liat sekarang Clarissa udah menjalani hidup Cla dengan baik." Sahut Clarissa terkekeh pelan sambil menyodorkan secangkir teh tadi di meja dekat Sinta berdiri.
Mendengar jawaban dari Clarissa, Sinta mengalihkan perhatiannya kepada wanita itu sepenuhnya dan menatapnya serius.
"Maksud mama, soal pendamping hidup kamu." Ucap Sinta seolah membuka suasana hening di sekitar mereka. Keheningan yang begitu dingin bagi Clarissa.
"Mama tahu, akan sangat berat merelakan kamu bersama laki-laki lain. Tapi mau bagaimana lagi, Cla. Kamu harus memikirkan masa depan kamu. Cari laki-laki yang bisa menerima kamu apa adanya." Ucap Sinta berusaha tegar. Meskipun ia masih merasa kalau putranya tetaplah suami dari wanita yang sudah bersamanya selama hampir 10 tahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMITMEN
RomanceSeorang jurnalis berstatus freelance yang berada di ujung tanduk setelah ditinggal nikah oleh sang mantan. Ivana Nabila yang malang, bertemu dengan salah satu mantannya saat SMA, bernama Aditya. Perpisahan tak mengenakan mereka membuat perasaan dul...