KOMUNIKASI ADALAH JALAN TERBAIK

1.9K 262 6
                                    

Aditya tak pernah mengira kalau Ivana akan datang ke kantornya dan berdiri lobby sambil memakai headset-nya dan memainkan ponsel.

Heru menyikut lengan Aditya sambil mencibirnya pelan.
"Satu lagi cewek yang nungguin lo balik, Dit."

"Yang ini cewek gue beneran," sahut Aditya protes. Sementara Heru hanya tertawa sambil mengeluarkan kunci motornya.

Aditya mempercepat langkahnya menghampiri Ivana kemudian melepas salah satu headset yang terpasang ditelinga gadis itu hingga Ivana refleks menoleh ke arahnya.

"Kamu ngapain nyusul ke sini? Kalau pulang duluan, kan bisa nunggu di cafe aja," ucap Aditya sambil memakai jaketnya.

"Tadi aku sama Dinda nganterin Anya dan kebetulan liat kantor kamu. Jadi ke sini aja," jawab Ivana tersenyum dan hal itu menular pada Aditya yang ikut tersenyum sambil merangkul Ivana.

Ivana buru-buru melepaskan rangkulan Aditya ketika melirik ke arah Heru, ia merasa sedikit aneh jika Aditya melakukan skinship di depan orang terdekatnya.

Menyadari hal itu, Heru buru-buru tertawa untuk memecahkan suasana.
"Santai aja, dia emang baru pacaran jadi agak norak," ledek Heru segera mendapatkan pelototan dari Aditya yang tentu saja tak ia pedulikan.

"Udah makan belum? Di sekitar sini ada pecel ayam langganan aku. Mau nyobain ga?" tanya Aditya mengalihkan pembicaraan.

"Udah makan," jawab Ivana hingga Aditya menoleh ke arah Ivana kaget. Raut wajahnya yang antusias tadi tiba-tiba berubah menjadi jutek. Dan Heru tentu saja tertawa puas melirik ke arah Aditya.

"Bohong," jawab Ivana terkekeh pelan. "Ya udah ayo, bareng aja sama kak Heru," lanjut Ivana dengan antusias.

Aditya melirik ke arah Heru berusaha menahan tawanya mendengar Ivana memanggil temannya itu dengan embel-embel 'kak'.

"Lo licik, Va. Adit aja dipanggil nama, masa gue pake kak?" tanya Heru protes.

"Ya udah, ayo Kak Adit sama Kak Heru," sahut Ivana mengalah. Tapi kali ini malah Aditya yang berbalik hendak protes sebelum Ivana menariknya.

"Eh, gue balik duluan aja ya. Lain kali aja, soalnya ada acara keluarga nih," ucap Heru berpamitan pada Aditya dan Ivana.

Sementara Aditya tentu bingung, Heru tak cerita soal acara keluarga apa yang dimaksud.

"Ayo buruan, laper banget," jawab Ivana sambil menarik Aditya yang masih mendelik ke arahnya kesal.

Dan seperti biasa, kegaduhan kecil akan dimulai oleh Aditya yang kembali membuat penjual pecel ayam itu harus mendengarkan baik-baik pesanan dari Aditya. Ivana sampai tertawa sendiri melihatnya.

Pernikahannya bertahan cuma satu tahun. Apa yang bikin Aditya trauma banget? Atau... Sebenernya Adit cuma malas berkomitmen lagi dengan seseorang? Batin Ivana lirih.

"Kok pedes banget ya?" gumam Aditya yang sebenarnya disetujui juga oleh Ivana.

Baru saja Ivana menoleh dan akan menyahuti Aditya, namun ia malah tertawa melihat wajah putih Aditya yang berkeringat hingga rambut bagian depannya terlihat sedikit basah.

"Parah," ucap Ivana sambil mengambil beberapa lembar tissue dan menempelkannya kening Aditya.

"Heh, kamu juga Va," jawab Aditya balas tertawa kemudian mengambil tissue lagi untuk di tempelkan di pipi Ivana dan menepuk-nepuknya.

Setelah selesai makan, Aditya mengantarkan Ivana menuju mall untuk pergi ke toko buku.

"Nyari buku apaan sih?" tanya Aditya kesal karena Ivana hanya berjalan-jalan saja selama 30 menit di sekitar toko tersebut.

KOMITMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang