Pukul 12:05 WIB, sudah lebih dari setengah hari Ivana tak mendapatkan kabar dari Aditya.
Laki-laki itu benar-benar tak menghubunginya. Dan Ivana pun tak mau menghubunginya lebih dulu. Ia pikir, Aditya memang benar-benar sedang mempermainkannya. Dan sekarang, orang itu mulai tak tertarik lagi dengan dirinya.
"Seberapa kenal si lo sama dia dulu, Nya... Sampe lo dibikin bingung kaya gini." Ucap Dinda yang terlihat gemas pada Anya.
Walaupun Anya sudah mau diajak makan siang di luar, tapi pikiran gadis ini masih saja dipenuhi dengan masalah percintaannya. Sama seperti Ivana saat ini. Hanya saja, Ivana tak ingin terlalu jelas menunjukkannya, karena tentu saja ia sangat malu dihubungannya yang sangat baru ini, sudah mengalami kegalauan luar biasa.
"Gue kenal dia, Din. Tapi gue rasa, gue kenal sosok Reva yang mau dia tunjukin ke gue. Bukan sosok aslinya Reva." Jawab Anya dengan pandangan kosong. Wajahnya memucat dan bibirnya kering. Sangat mengerikan bagi Ivana, mengingat ia pun berpotensi seperti itu.
"Lo udah obrolin-"
"Obrolin? Reva bahkan belum ngehubungin gue lagi sejak pertengkaran terakhir kita." Potong Anya sambil menggenggam ponselnya dengan sangat erat.
Ivana menundukkan kepalanya, jika saja foto itu ada ditangannya, mungkin Anya akan segera sadar kalau laki-laki itu memang tak berminat lagi dengannya.
Sama seperti Aditya pada dirinya saat ini, pikir Ivana untuk saat ini. Alhasil, sekarang Ivana hanya diam, tak bisa menyarankan atau menghibur Anya. Karena pikirannya pun sedang kacau.
Mungkin setelah ini, Ivana harus mulai menata hatinya kembali.
"Gue harus gimana? Gue ga mau Reva direbut mantan istrinya lagi-"
"Cari yang lain aja, Nya! Ngapain ngeharepin cowok yang cuma main-main sama lo!" Tukas Ivana begitu Anya membahas soal mantan istri lagi.
Hal itu tentu membuat Anya dan Dinda sangat terkejut.
"Lo ga ngerti sih, Va! Lo ga pernah ada di posisi gue! Makanya lo asal ngomong!" Bantah Anya kesal.Ivana menahan napasnya kemudian menatap Anya dengan yakin. "Terus lo mau begini terus? Anya, bukannya lo sendiri yang bilang di umur segini, ga seharusnya lo punya hubungan yang main-main. Cari cowok yang serius sama lo."
Anya berdecak kesal kemudian beranjak dari duduknya sambil menangis meninggalkan Dinda dan Ivana di cafe tersebut.
"Va, lo kenapa sih?" Tanya Dinda bingung.
"Emang bener kan? Ga seharusnya dia nangis-nangis kaya gini buat cowok yang cuma main-main sama dia."
"Jadi ada apa sama lo dan Adit?" Tanya Dinda seolah mengerti dengan gelagat Ivana sejak tadi.
Saat itu Ivana hanya diam sambil meraih minumannya. Namun, entah kenapa saat ini pun ia ingin sekali bercerita kepada Dinda.
"Cerita aja, Va."
"Semalem, Adit main ke rumah. Dan tiba-tiba bapak nyeletuk nanyain soal kapan nikahin gue. Terus dia marah-marah sebelum pulang." Ucap Ivana pelan.
"Dia shock kali, Va..."
"Iya gue juga mikir gitu. Tapi karena pertengkaran kita semalem, gue mikir kalau Adit tuh emang ga ada niat untuk serius sama gue, Din. Apa salah gue berharap hubungan gue sama dia ke jenjang yang lebih serius?"
Dinda terdiam sejenak. Kemudian ia membenarkan posisi duduknya mendekati Ivana.
"Menurut lo, sikap Adit selama ini ke lo gimana? Lo percaya sama dia?"
Mendengar pertanyaan Dinda, sebenarnya Ivana akan dengan mudah menjawabnya sebelum kejadian ini. Tapi sekarang, rasanya Ivana pun tak tahu jawaban apa untuk pertanyaan Dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMITMEN
RomanceSeorang jurnalis berstatus freelance yang berada di ujung tanduk setelah ditinggal nikah oleh sang mantan. Ivana Nabila yang malang, bertemu dengan salah satu mantannya saat SMA, bernama Aditya. Perpisahan tak mengenakan mereka membuat perasaan dul...