03. Beradaptasi

10.9K 540 4
                                    


















Tok tok tokk

"Wayy..." panggil seseorang dari depan kamar wayara.

"Apa?!" jawabnya dari dalam sambil berjalan menuju pintu untuk membukanya.

Cklek

"Nyuci piring apa masak nasi?" tanya aira menatap pekat mata wayara.

"Hah?" tanya wayara mengangkat sebelah alisnya.

"Iya nyuci piring apa masak nasi?" ulang aira sabar melihat tingkah adik yang membagongkanya ini.

"Emang ga ada pembantu? Kok jadi nyuruh gue?"

Mata aira melotot sempurna dan tingkat kesabaranya sudah habis sekarang.

"Lo lupa? kita kan emang ga ada pembantu!"

"H-hahh???!" pekik wayara

Iya dia melupakan sesuatu, ERFAN ITU PELIT! Sampe pembantu aja ga pake.

"Udah cepet! Masak nasi apa nyuci piring?!"

"Emm nyuci piring aja kak"

"Oke berarti selesai nyuci piring lo masak nasi"

"Maksudnyaa?"

"Ya lo cuci piring dulu abis itu baru deh masak nasi, masa kurang jelas sih?" ucap aira santai tapi berkesan sinis  dan melenggang pergi.

"Shit!! Kapan gue bangun dari mimpi ini sih!" monolognya dan keluar dari kamar.

"Perasaan terakhir... Gue lagi nangis deh dikasur trus tiba-tiba ada disini aja? Berarti kan bisa jadi gue ketiduran trus mimpi ini deh"

"Yaudah yaudah cuma mimpi ya bodoamat"

"Jalanin aja dulu key"

"Sabarr sabaarr orang cantik disayang jie"

"Eh eh eh.... Gue pengen liat muka gue yang sekarang ahh"

Wayara memasuki kamarnya lagi dan menatap wajah itu...

"ANJRITT astagfirullohh masyaallahh subahanallohhh!!! Gue?? Gue cantik bangettt gilaaaa" teriaknya spontan.

"Najis pede banget lo" ucap seseorang dari arah pintu kamarnya yang membuat wayara menoleh.

Wayara diam mematung ditempat melihat cowo ganteng itu, bibir tipis hidung mancung alis tebal bulu mata lentik dan jangan lupakan kulitnya yang putih.

"Astagaa dia siapaa?? Ganteng banget coyyy"

"Jadi pengen pacarinn dehhh"

"Bibirnya uwow bangettt aaakhhh"

Wayara tersenyum kearah cowok itu yang membuat cowok itu menatapnya jijik.

"Heh! Pulang bareng siapa lo?" tanya cowok itu dengan nada terkesan dingin.

"Ha? Pulang?"

"Iya pulang bareng siapa lo? Tadi gue dimarahin ayah katanya ga jemput lo!"

"Bang gara?"

Cowok itu menaikkan sebelah alisnya dengan tanda tanya jelas dimatanya.

"Lo ngadu kan? Lo ngadu ke ayah kan kalo gue ga jemput lo??!"

"Hah? Engga kok"

"Oh jadi selama ini wayara ga boleh crita ke si tua bangka itu sama sodara-sodara laknat nya?"

"Hilih muka boleh ganteng, tapi kelakuan kek bangsat najis iww" kata wayara dalam hati.

"Halah blushit!...lo inget kan kalo lo ngelakuin kesalahan hukumannya apaan?" wayara diam mematung melihat seringai diwajah gara dan perlahan gara mendekat kearah wayara.

"Mana kartu atm lo! Siniin"

"Huhh... Syukurlah dikirain apaan" batin wayara.

"Eh tapi-tapi!! Dimana ya? Duh gue ingetnya si wayara naro didompet hitamnya, tapi masalahnya itu dompet dimana dah?"

"Emm... A-ada dilemari kak" kayaknya hehe'

Gara menoleh kearah lemari kemudian mengangguk mengerti.

"Lo ambil sono!" tukas gara yang membuat wayara menganggukkan kepalanya.

Wayara langsung membuka lemari coklatnya dan mulai mencari dompet hitam.

Setelah beberapa menit mencari-cari akhirnya dia terselip pikiran bahwa mungkin wayara asli menyimpan dompet itu dibawah bantal.

Buru-buru dia beralih kekasur dan membolak-balikkan bantalnya.

"Loh taro dimana sih sama dia?" monolognya sambil terus mencari cari.

"Ekhemm!"

Wayara menghentikan aktifitasnya dan beralih melihat wajah gara.

"Hehee... Bentar ya kak, way cari dulu soalnya way lupa naro dompetnya"

Gara mengerutkan kedua alisnya
"Bukannya lo taro depan kaca mulu tu dompet?"

"Hah emang ya?"

"Nih apa?" kata gara sambil mengangkat dompet hitam tersebut.

"Eh... Iya ya, way lupa sih soalnya tadi waktu berangkat sekolah seinget gue, way bawa dan kenapa ada di situ ya?"

"Lama!"

Wayara diam dengan raut muka yang menahan marah.

"Percuma gue marah sekarang... Toh pasti si tua bangka itu ga ada dirumah, makanya deh si abang uwow ini berani masuk ke kamar gue"

"Eh eh... Emang ini kamar gue? Pd banget dah"

"Tapi bodoamat lah, itung-itung mimpi indah ketemu para cogan fiksi heheh"

Wayara terkekeh dengan batinnya hingga tak sadar bahwa gara masih ada dikamarnya.

Gara menaikkan sebelah alisnya.

"Ganteng juga" gumam wayara senyum tanpa tau malu.

"Ha?..." gara makin-makin saja menaikkan sebelah alisnya dengan raut tanda tanya.

"Lo ganteng bang"























Next oke?!

LAST BREATH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang