04. Wayara

9.6K 419 16
                                    








Maaf part ini dihapus demi kepentingan penerbitan







































































Cuma bercanda yeu :v




















































"Lo ganteng bang"

Gara memelototkan matanya dengan raut yang terkujat eh salah terkejuttt.

"Baru sadar lo?" jawabnya dengan sombong.

"Iya gue baru sadar kalo cowok ganteng kek lo itu bisanya minta duid ke bocah kayak gue"

Plak

Pipi mulus wayara ditampar oleh gara.

"Cih! Anak kandung tapi ga mencontohkan yang bener sama anak pungut kek gue"

"Iya bener, pantes aja sodaranya pada ga sayang sama wayara... Ck ck ck, dia kan anak pungut"

Wayara tersenyum miring dan mendekatkan bibirnya dikuping gara dengan berjinjit.

"Kenapa? Marah lo?" ejek wayara dan menjauhkan dirinya untuk menatap jelas wajah gara.

Gara yang mendengarnya mengeraskan rahangnya kuat dan urat-urat wajahnya sangat terlihat jelas dimata wayara.

"Apa maksud lo ngomong gitu ha?!"

"Lo itu udah sukses loh... Tapi kok malah minta atm sama bocah SMA kayak gue sih, gak malu?... Tuan revagara yang .terhormat." ucap wayara tersenyum miring.

Perlu diketahui! Keylana yang memasuki raga wayara itu seorang psikopat mental orang, dia senang jika itu untuk bermain kata-kata, tapi dia tidak bisa melihat darah! Ya mungkin hanya itu.

"Lo siapa? Gue yakin lo pasti bukan wayara!"

"Ck ck ck... Otak lo langsung nangkep juga ternyata"

Wayara geleng geleng sambil masih tersenyum miring.

"Maksud lo apaan wayaraa!"

"Cih, gue pikir si abang uwow ini pinter tapi ternyata masih bego gaiss.... Oiya lupa! Dia kan gak punya otak, mana ada sih orang pinter yang gak punya otak"

Plakk

Lagi-lagi pipi wayara ditampar oleh gara dengan kejam.

"Sshh... Anjim!" pekik wayara sambil memegang pipinya yang panas abis ditabok orgil.

Bruk

Tubuh wayara didorong kuat oleh gara yang membuat sang empu merintih kesakitan dilantai.

"Jaga ucapanmu wayara xictovaria!"

Wayara hanya sibuk untuk mengangkat tubuhnya yang ringsek karena kena lantai sialan.

"Kalo anda berkata seperti itu lagi... Jangan menangis jika saya membunuhmu" ujarnya dingin dan pergi dari kamar wayara.

Wayara tersenyum kemenangan dan memegang dompet hitam yang tadi gara jatuhkan.

"Usss untung aja dompetnya ga dibawa si abang uwow itu... Enak nih bisa gue pake buat beli barang-barang mahal hihihi"

Wayara tertawa sambil sesekali mencium dompet hitam itu.

"Aisshh gue lupa! Kan tadi disuruh nyuci piring sama si nene lampir" dia menepuk jidatnya dan beralih menatap kaca.

Wayara menatap pantulan cermin dan dia tersenyum abstrak serta tangannya mencepol rambut coklat itu asal-asalan.

Setelah selesai dia pun tersenyum miring memberikan kesan psikopat akut.

"Okei, gue bakal jadi seorang antagonis berkualitas, ga kayak dinovel jijay itu... Cih eneg gue sama si cikal lama-lama"

"Pengen gue lenyapin dari dunia ini... Berani-beraninya dia ngeliatin doang pas gue dibunuh orang suruhan si tua bangka itu"

Okei cerita sedikit nih ya yang dinovelnya.

Saat itu wayara sedang berada dicafe bersama syila
Dan adiknya syila, sebelumnya wayara menyuruh cikal untuk datang ke cafe lovelook karena ia ingin minta maaf dimasa lalu, jadi disinilah dia sekarang, menunggu cikal datang.

Perlu diketahui syila itu adalah tokoh figuran jahat seperti jisna, hanya saja perbedaanya jisna sangatlah misterius, bahkan keluarganya saja tidak wayara ketahui sampai ajal menjemput.

Tak sengaja matanya melihat cikal yang sedang dibawa oleh 3 orang misterius, mereka menculik gadis itu dan memasukkan kedalam mobil.

Wayara yang sudah tobat dari kesalahanya dimasalalu langsung memelototkan matanya kaget.

"C-cikal diculik??" gumamnya yang bisa didengar syila dan adiknya syila.

"Kenapa way? Cikal udah dateng?" Tanya syila tapi tak dibalas oleh wayara.

Detik kemudian dia berlari menuju mobil itu yang mulai menjalankan mesinnya.

Sekuat apapun dia berlari namun tetap saja, mobil itu lebih cepat dari dugaanya.

Wayara berlari menuju mobilnya yang terparkir disana dan mengejar mobil hitam yang menculik cikal.

Cukup lama dia ikuti arah jalan mobil itu hingga tibalah disebuah kastil lama yang jauh dari perkotaan.

Wayara berhenti untuk melihat siapa dalang penculikan cikal dan ternyata... Ayahnya.

Sebelum masuk kesana dia menelpon Jean.

"Halo jean... Ini way"

"Mau lo apa sih nyuruh-nyuruh cikal buat ketemuan sama lo??! Lo bawa cikal kemana hahh?"

"Jean jean pliss, tolong dengerin way dulu... Ini penting!"

"Menurut gue... Lo sama sekali gak pernah penting dihidup gue, jadi tolong jangan ganggu gue!"

"Jean... Ini semua tentang ci--"

Tut tut...

Jean memutuskan panggilan tersebut yang membuat air mata wayara lolos terjatuh.

Dia menangis karena jean sama sekali tidak ingin mendengar apa yang dia katakan, hubungan wayara dengan erfan sudah dia putuskan sejak tahun lalu karena dia mengetahui fakta bahwa wayara bukanlah anak kandung erfan dan serinna.

Sedangkan jisna? Dia sudah mati karena menolong wayara dari kematian yang sudah erfan rencanakan.

Dia sangat terpukul melihat kematian jisna tepat didepan matanya, tapi keluarga syila adalah sosok malaikat penguat bagi wayara.

Mereka memberikan uang, fasilitas rumah dan apapun yang wayara butuhkan, wayara sangat bersyukur bisa mengenal mereka namun dia akhirnya sadar.

Bahwa dirinya sudah tidak ada tujuan hidup sama sekali.

Kembali lagi ketika wayara sedang menangis akhirnya dia memutuskan untuk masuk kedalam kastil itu.

Saat baru masuk selangkah, tiba-tiba wajahnya dibekap oleh seseorang, dirinya meronta-ronta untuk dilepaskan tapi detik kemudian wayara pingsan.






















Next oke?!

LAST BREATH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang