33

2.4K 131 5
                                    

____

Jisna.. Kenapa harus dia diantara banyaknya orang?

"Way, kalo ada masalah, Jangan sungkan cerita sama gue"

"Lo yang sabar... Biarpun kita dijadiin tokoh figuran lah antagonis lah... Intinya kita itu tokoh utama dikisahnya masing-masing"

"Gue selalu percaya apa yang lo bilang way"

"Maaf..."

Ucapan Jisna seperti kaset rusak dipikiran Wayara. Saat ini harusnya dialah yang ada diposisi Jisna. Harusnya dialah yang sedang istirahat dengan damai. Namun sekarang, malah dialah yang ditinggalkan oleh Jisna untuk selama-lamanya.

Wayara sedang menunggu Jisna didepan ruang operasi. Dia seperti kesetanan karena melihat tubuh Jisna bermandikan darah. Bahkan Wayara teriak-teriak karena syok berat.

Satria yang melihat kondisi Wayara hanya bisa menahan tangisan. Dia sungguh tak kuat melihat Wayara seperti ini. Satria tau, pasti setelah ini Wayara akan menjadi pribadi yang pendiam dan tertutup. Wayara nya akan trauma, dan Satria tidak kuat. Karena Wayara itu sudah dia anggap sebagai adiknya, satria tidak ingin Wayara terluka. Sangat tidak ingin

Cikal yang baru datang ke rumah sakit karena mendapat kabar dari Satria langsung saja mencari Wayara.

Cikal pun menemukan Wayara yang sedang menatap kosong didepan pintu ruangan Jisna operasi, tanpa pikir panjang Cikal langsung memeluknya dengan erat berharap bahwa rasa sakit Wayara terbagi dengan nya. "Wayara... It's oke! Lo harus kuat" ucap cikal

Wayara hanya pasrah berada dipelukan Cikal. Saat ini dia merasa seperti orang bodoh karena telah membiarkan orang sebaik Jisna berkorban

"Cikal..."

"I'm here" balas Cikal menahan nangis.

"Cikal... Andai gue yang diposisi Jisna, pasti gue bakal istirahat dengan tenang" racau Wayara yang membuat hati Cikal dan Satria teriris

"Gue jahat Cikal.. Lagi-lagi gue lah yang ditinggalkan. Gue takut Cikal, gue takut disini. Gue takut sama dunia ini, rasanya gue pengen kembali aja Cikal, apa bisa gue kembali sekarang? Gue capek ngerasain sakit mulu Cikal.. Gue sakit"

Cikal menggeleng "Bertahanlah sebentar Wayara... Gue bakal selalu ada buat lo, gue janji akan buat lo bahagia. Gue janji Wayara!" katanya menahan isakan kecil dengan air mata yang sudah terjatuh.

"Tapi gue capek Cikal... Gue bodoh, lagi-lagi apa yang elo takutkan terjadi saat ini. Elo harus ngebenci gue Cikal! Haruss, karena gue gak berguna. Gue gak pernah sekalipun ngebantu elo, gue bener-bener gak berguna Cikal, gue penjahatnya"

Cikal menggeleng "Lo gak boleh gini Wayara, kita harus mendoakan yang terbaik buat-"

Ceklek

Ucapan Cikal terputus dengan terbuka nya pintu operasi itu. Satria, Cikal dan Wayara langsung saja berdiri.

"Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi tuhan berkehendak lain.. Pasien tidak bisa diselamatkan"

Lidah Wayara kelu. Dia tidak sanggup untuk mengatakan apapun lagi karena dadanya terasa sangat sesak.

"Waktu kematian hari kamis tanggal 29 juni jam 20.45, malam hari"

"Bener itu dok?... Sahabat saya sudah meninggal??" ucap seseorang yang baru datang.

Dia Syila.

***

Semenjak Jisna pergi, Wayara semakin pendiam, dia menjadi tertutup dan sesekali menangis layaknya orang gila.

LAST BREATH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang