15.

4.6K 276 1
                                    

"Ckckck, drama murahan..." ujar Wayara menggeleng-geleng kepala dan duduk di salah satu meja kosong, tepatnya didekat jean dkk. Sedangkan Jisna hanya mengekor Wayara dari belakang.

***

Saat sedang asyik menyantap makanan, tiba-tiba seseorang duduk disamping wayara. Dan itu adalah satria

"Lohh? Satria, lo ngapain disini" tanya wayara linglung karena mendapati cogan disampingnya

"Iya" timpal jisna mengangguk-nganggukkan kepalanya, sembari membenarkan ucapan wayara. Sedangkan satria hanya mengangkat kedua bahunya, tak peduli.

"Ha? Gak dijawab dong... Gila sih" gumam wayara pelan dan masih bisa didengar satria, sedangkan jisna menyernyitkan dahinya bingung.

"Ngomong apa lo way?"

"Hah? Engga"

"Gak kedengeran, kecil banget suaranya"

Wayara hanya diam, dan memakan mie ayam nya dengan tenang. Sedangkan jisna hanya mencebik-cebikkan bibirnya sebal, karena omongan nya tidak dijawab.

Dari jauh, jean yang memperhatikan interaksi antara wayara dan satria hanya memandang mereka dengan tatapan datar tak minat. Namun ternyata... Gak tau.

"Hai way... Aku boleh gabung sama kamu ga? Sepi banget disana, ya masa aku cewe sendirian disana sedangkan mereka cowo semua. Kan gimana gitu jadinya"

Itu Cikal. Sedangkan Wayara hanya tersenyum menanggapi. Sebenarnya dia sangat males hanya saja dirinya juga terlalu malas untuk mendapat musuh seperti cikal yang punya pawang seperti Jean. Dan kalau dirinya punya masalah dengan Jean dkk bisa berabe urusan nya.

"Oh iya cikal, duduk aja gapapa sini"

"bener way?!!"

"Iya kok, sini duduk disamping jisna"

"Ah... Makasih banyak wayara!"

"Yaelah bukan apa-apa ko"

Cikal langsung saja duduk disamping jisna, sedangkan Jisna tersenyum manis menyapa Cikal.

"Haii, cikal" sapa jisna

"Iya jisna, haii" ucapan Cikal nampak canggung sedangkan Wayara yang melihat hanya bisa mengedikkan kedua bahunya. Pertanda dia tidak peduli

"Way... Gue ke toilet dulu ya, lu mau ikut ga?"

Wayara menghentikan makan nya dan beralih melihat ke arah Jisna yang sudah berdiri dari duduknya.

"Engga"

"Oke, gue cabut"

"Hm"

Setelah Jisna pergi Wayara langsung melanjutkan makan nya lagi. Satria dan Cikal pun hanya diam. Tidak ada yang berbicara apapun, selain makan dengan tenang.

Tak lama kemudian Jisna datang dan duduk disamping Cikal. Jisna tersenyum ke arah Cikal dan dibalas olehnya dengan senyuman tulus, dan tatapan jisna beralih ke arah Wayara.

"Udah abis wai?"

"udah"

"Yaudah yu ke kelas"

"Ayo"

Tatapan Wayara jatuh kepada Cikal yang masih sibuk memakan somay yang sisa sedikit.

"Cik, gue duluan ya"

Cikal langsung mendongak kan kepalanya ke atas menatap wajah Wayara yang kini sudah berdiri.

"Ah iya way, hati-hati"

"Gue juga duluan ya cikal, maaf gak bisa nemenin lo makan sampe habis" Jisna membuka suara dan tatapan Cikal kini beralih ke Jisna yang ada disampingnya.

"Ahh gapapa jisna, gausah minta maaf kok, makasih juga buat kalian yang udah ngebolehin aku makan bareng sama kalian"

"Sans aja sama kita mah"

"Iya tuh bener cik, sans ae lah. Kalo mau gabung ya tinggal gabung gak bakal ada yang larang kok"

"Iya makasih ya..."

"Hm iya sama-sama, yaudah gue sama jisna duluan ya"

"Iya way, hati-hati"

"Oiya satria... Gue cabut duluan ya" inetasi wayara berpindah ke arah satria yang sedang main hp.

Satria hanya menatap wayara sebentar, bergumam mengiyakan dan langsung melanjutkan main hpnya lagi. Tanpa berlama-lama wayara dan jisna langsung pergi dari kantin dan langsung beranjak menuju kelas.

Diperjalanan, Wayara mengingat seseorang dan langsung bertanya ke jisna.

"Ehh jisna, kok dari tadi gue gak liat andreas ya? Apa jangan-jangan dia gak masuk hari ini?"

"Andreas? Gatau deh emang kenapa dah"

"Gapapa si... Gue cuma nanya doang"

"Oh, gue kira apa"

Wayara diam, sedangkan Jisna hanya bergelut dengan pikiran nya. Entah memikirkan apa.

***

LAST BREATH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang