17.

4.1K 226 6
                                    

Wayara hanya diam, menatap miris ke  arah jisna. Dan juga berusaha berfikir keras agar bisa merubah isi alur novelnya.

***

"Gimana keadaan adek lo syil?" tanya jisna yang baru saja terduduk disofa ruangan adek syila dirawat.

"Iya syila, gimana keadaan adek lo?" timpal wayara.

Syila yang mendengar pertanyaan sahabatnya hanya tersenyum tipis. Setelah itu membuang nafasnya kasar dan menunduk.

"Entahlah... Dari pagi adek gue belom sadar-sadar, kalo kata dokter sih adek gue terlalu syok makanya pingsan terus juga kepalanya kebentur lantai, jadi yaaa gitu... Mendukung" tutur syila bercerita.

"Ya ampun... Kok bisa sih adek lo? Jatoh gitu dari tangga" tanya wayara prihatin.

"Gak tau gue juga... Ah pokoknya gue sedih banget, malahan nyokap bokap gue lagi sibuk banget sekarang. Gue takut nanti dimarahin mereka setelah tau syafa jatoh dari tangga... Apalagi" syila terdiam.

"Udah syil, gak usah dipikirin. Tenang aja mereka gak bakal marahin lo kok, percaya sama kita" ucap jisna sambil tersenyum dan menatap iba ke arah syila sedangkan wayara hanya menenangkan syila dengan memeluknya.

***
Sepulang Wayara dari rumah sakit, dia misah dengan jisna karena jisna ingin main ke rumah tantenya yang ada didekat RS.

Saat wayara sedang duduk dihalte, tiba-tiba sebuah motor hitam berhenti didepan wayara. Dia menatap biasa saja, namun hatinya juga penasaran siapakah pengendaranya? Karena pengendara nya memakai helm full face warna hitam. Jadi tidak kelihatan oleh wayara

Jika wayara lihat-lihat sepertinya itu adalah cowok. Dan tanpa wayara duga, cowok itu menoleh ke arahnya. Dan lebih parahnya...

"Heh cewek tengil!!"

Rupanya wayara mengenal suara ini. Itu adalah andreas!

"Andreas??" monolog wayara dengan polosnya, sebab dia syok dengan cowok yang hilang selama beberapa hari ini. Dicari tidak ketemu, sedangkan tidak dicari malah dateng dengan sendirinya. Jadi inget barang ilang.

"Lo ngapain disini? Mau cosplay jadi pengemis, heh"

"Sialan!" maki wayara pelan dan langsung terbangun dari duduknya.

Andreas yang ada dibalik helm full face hanya diam. Detik kemudian menyeringai.

"Lo ngapain disini? Tapi-tapii... Lo andreas bener kan? gue takut salah orang abisnya helm lo bukannya dibuka kalo mau nyapa orang, lahh ini dateng-dateng malah ngeledek terus ditanya malah nyinyir" cibir wayara yang membuat andreas tertawa dengan keras dibalik helmnya.

"Hahaha.. Tengil banget si lo jadi cewe"

"Ck, sono lo! Gak guna disini"

Tawa andreas terhenti. Dan menatap wayara sedikit lama, wayara yang ditatap seperti itu hanya terdiam kaku.

Kenapa?

Wayara bertanya-tanya dalam hati, mengapa andreas terlihat sangat menjengkelkan dan menakutkan diwaktu bersamaan? Kan wayara jadi takut.

Tiga belas detik berlalu. Rasanya seperti satu jam bagi wayara karena hawa mencekam tadi sudah hilang disaat pergi nya andreas dari hadapan wayara tanpa sepatah kata.

Kini dia bernafas lega.

Tak lama kemudian, sebuah mobil putih berhenti dihadapan nya. Sosok familiar bagi wayara keluar dari mobil putih. Itu brean, salah satu anggota  daby (baca part 1 kalo gak tau apa itu daby) dan juga merupakan salah satu sahabat jean. (Baca part 7 kalo lupa)

"Wayara. Pulang bareng gue, bapak lo yang minta" ucap brean dengan nada yang sangat datar.

Erfan? Si bapak psiko itu? Whattt the fck! Batin wayara

"Ayah gue yang minta?"

"Hm"

Brean langsung masuk ke mobil, padahal wayara ingin bertanya banyak kepadanya.

Melihat brean yang sudah masuk, membuat wayara buru-buru masuk juga ke dalam mobil putih itu.

Diperjalanan, wayara membuka suara dengan hati-hati.

"Brean?"

"Hm"

Wayara menggigit bibir bawahnya mendengar jawaban singkat milik brean, meskipun dia tau bahwa brean menyukai wayara dalam novel, hanya saja dia tak percaya jika orang seperti brean menyukai wayara yang prik ini.

"Em.. Sejak kapan lo deket sama ayah gue?"

Brean diam, wayara melirik brean yang sedang fokus mengendarai mobil, dia pun menjadi tak enak hati karena telah mengganggu brean. Karena tidak ada jawaban dari brean, akhirnya wayara memilih bungkam dan menatap keluar jendela.

Setelah sampai, brean langsung pergi dari hadapan wayara. Dan wayara hanya bisa menatap mobil putih itu dari belakang yang perlahan menjauh.

"Brean Aneh" gumam wayara yang setelah itu langsung masuk ke dalam rumahnya.

Dia lelah dan ingin istirahat secepatnya.

***

Hari ini adalah hari kamis, bertepatan dengan festival musik yang telah diadakan oleh sekolah.

Seingatnya, hari ini wayara akan menggantikan Juwai yang merupakan perwakilan kelas untuk tampil nyanyi dipanggung karena kemarin Juwai kecelakaan.

"Wayaraa, lo dipanggil bu isnov nohh"

Dan benar saja, saat ini wayara yang sedang duduk tenang didalam kelas langsung saja menjadi badmood ketika mendengar suara zalfa yang merupakan bestie juwai.

"Ngapain?" tanya wayara datar, padahal didalam hati sangat ketar-ketir dan juga bingung ingin bernyanyi apa.

"Setau gue, lo yang disuruh gantiin juwai. Soalnya kemaren dia kan kecelakaan"

"Bu isnov ada dimana?"

"Di uks, kesono aja gih. Disono juga ada temen lo kok, kalo gak salah jisna apa syila gitu"

"Oh" balas wayara dan langsung pergi meninggalkan Zalfa yang komat kamit tidak jelas dan mencibir wayara yang sangat tidak sopan.

"Ck. Bocah sedeng" maki Zalfa pelan.

Sedangkan wayara yang sedang berjalan menuju uks hanya bisa menghela nafas berat. Entah sudah beberapa kali, dia tidak tau. Namun tiba-tiba

"Hai wayara!"

Seseorang memanggil namanya, yang membuat wayara menoleh ke arahnya.












***

Komenya dong, jadi kek hambar banget gak sih kalo gak ada yang komen. Kan Aku nya juga males ngetik kalo kayak gitu mah -_-

LAST BREATH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang