19.

3.8K 228 1
                                    

Dua hari setelah festival musik diadakan Wayara dan kedua sahabatnya menjadi jarang bertemu, dikarenakan kesibukan mereka masing-masing.

Tidak. Bukan mereka sibuk, hanya saja ada berbagai masalah yang saat ini sedang mengganggu ke tiganya.

Pertama. Syila sibuk karena masalah keluarganya, semenjak syafa adiknya syila masuk rumah sakit. Kondisinya menurun, adik syila menjadi sering keluar-masuk rumah sakit dan hal itu memicu kedua orang tua syila yang sibuk menjadi marah dan menyalahkan syila yang tidak becus menjadi kakak.

Padahal jika difikir-fikir. Syila tidaklah salah, seharusnya sebagai orang tua jangan terlalu sibuk mencari uang. Apalagi seorang anak itu sangat membutuhkan sosok ibu disampingnya.

Kedua. Jisna saat ini sedang sakit, karena sehabis pertunjukan dance kakinya terkilir. Jadi sudah dua hari dia tidak masuk sekolah.

Sedangkan wayara? Sebenernya dia tidak sibuk. Hanya saja karena besti nya tidak ada, maka dari itu terpaksalah dia sendiri.

Tidak. Dia tidak sendiri, sebab dua hari ini cikal selalu mendekatinya dan menemani wayara makan dikantin.

Entah mengapa wayara menjadi bimbang untuk berbuat jahat ke cikal. Karena memang selama ini cikal sangatlah baik kepadanya.

"Wayara, kenapa makanan nya gak dimakan?"

Suara itu membuyarkan wayara dari lamunan nya. Dan wayara menoleh ke arah cikal yang sedang menatapnya dengan tatapan polos.

"Gak enak ya?" tanya cikal lagi, pasalnya saat ini wayara sedang dikantin dan tiba-tiba cikal memberi bekal makan ke wayara serta mengatakan bahwa itu adalah masakan buatan nya sendiri.

"Hah? Engga kok. Ini enak banget hehe" jawab wayara sambil menggeleng-geleng dan tersenyum kikuk.

"Ihh bener? Beneran enak wayaraa?"

"Hmm enak!"

"Makasiih wayara!!"

Cikal menatap wayara dengan tatapan berkaca-kaca dan wayara hanya tersenyum paksa. Menanggapi

"Ah biasa aja kok. Ngapain ngomong makasih ke gue coba. Ada juga gue yang ngomong makasih ke elo, hehe makasih cikal"

Cikal lagi-lagi menggeleng, membuat wayara mengerutkan keningnya.

"Engga engga. Pokoknya cikal yang harus ngomong makasih ke wayara! Wayara gak perlu bilang makasih. Makasih wayaraa"

Wayara diam. Sinting ni orang! Pikir wayara frustasi.

"Ah.. Iya sama-sama cikal"

"Nah gitu! Cikal sukaa" ucap cikal sambil tersenyum hangat.

"Ha ha ha ha" Wayara tertawa paksa sedangkan cikal yang melihat wayara tertawa langsung saja ikut tersenyum.

Saat wayara ingin makan lagi, tiba-tiba ada yang manggil cikal.

"Cikal!"

Seseorang memanggil dari arah belakang wayara sedangkan cikal yang bertolak belakang dengan wayara langsung saja dapat dengan mudahnya melihat ke arah orang yang memanggilnya.

Cikal tersenyum dan melambaikan kedua tangan nya dengan antusias ke arah orang itu. Yang mau tak mau wayara pun ikut menoleh ke arahnya.

"Jeann!!" pekik cikal

Degh. Itu jean dkk

"Heh! Bocil. Gue cariin juga lo dari tadi" ucap satria kepada cikal sambil mengacak-acak rambut lurus cikal.

"Ihhh satriaa. Rambut cikal jadi berantakan tau" cikal tersungut-sungut dan langsung membenahi rambutnya yang brantakan.

"Hahaha tinggal beresinn"

"Capek tau!"

"Heh udah udah" suara geano mengintrupsi dan membuat perseteruan antara cikal dan satria selesai.

Jean hanya diam. Menatap wayara dalam, sangat dalam.

"Lo kok mau sih sama dia mulu cik?" ucap geano

"Hah? Dia siapa? Wayara?" tanya cikal dengan tatapan polosnya dan langsung menatap ke arah wayara. Sedangkan wayara yang ditatap hanya bisa mendegus dalam diam. Namun ekspresi wajahnya hanya terlihat datar.

Tidak ada yang menjawab perkataan cikal. Karena Jean, satria, dan geano menatap wayara sangat tajam. Bahkan bola matanya ingin keluar dari sana. Yang membuat wayara terkekeh dalam hati.

"Hush hush hushh... Kok kalian gitu sih merhatiin wayara sinis bangett, kan gak enak sama wayaranya. Iya kan ya way?"

Wayara hanya mengangguk sambil tersenyum paksa. Entah mengapa dirinya sangat malas untuk berbicara, apalagi berbicara dengan spesies bocah sableng seperti mereka.

"Hu'umm" gumam wayara ketika mengangguk dan ternyata ketika wayara menjawab seperti itu, justru membuat tatapan mereka semakin tajam dan menusuk.

"Oiya. Nanti lo pulang bareng gue lagi"

Suasana yang mencekam kini seperti terlihat kaget. Ucapan brean yang sedari tadi diam kini menjadi sesuatu yang patut dipertanyakan. Wayara yang mendengar juga sama halnya seperti yang lain. Kaget

"Hah?"

Brean hanya menatap wayara datar. Cantik sih, tapi sayang Budeg Pikirnya. wayara yang tidak mendengar ada jawaban dari brean hanya tersenyum kikuk. Cikal yang menatap wayara kini tersenyum menggoda.

"Hayooo... Berarti kemarin-kemarin pulang bareng yaaa" kekeh cikal sambil masih tersenyum. Wayara hanya terkekeh, dia juga tidak tau ingin menjawab apa. Jadi wayara putuskan untuk terkekeh saja.

"Iya. Kemarin dia pulang bareng gue" jelas brean singkat. Dan langsung pergi dari sana, sedangkan ketiga teman nya masih disana. Menatap wayara layaknya penjahat yang baru saja tertangkap basah

"Kalian kenapa sih? Udah sono sono. Tuhh kejar temen nya, jangan malah musuhin wayara! Dia kan gak salah apa-apa" ucap cikal yang merasa jengah dengan Jean Satria Dan Geano

Mereka bertiga diam. Hingga akhirnya geano lah yang pergi duluan, dan hal itu terlihat jelas bahwa geano sangat membenci wayara.

"Wayara. Gue percaya lo udah berubah... Jadi gue titip si bocil ini ya. Hahahaha"

"ISHHH SATRIAA" teriak cikal yang lagi-lagi rambutnya diberantakin oleh satria yang kini sudah lari sambil terbahak-bahak.

Tersisa hanyalah jean. Dia masih disana menatap wayara dan setelah itu langsung pergi sebelum akhirnya tersenyum lembut ke arah cikal.

Cih bucin.

"Kamu hati-hati ya.. Kalo dia ngapa-ngapain kamu, bilang sama aku"

"Hm iyaa" balas cikal sambil mengangguk dan menatap wayara sambil tersenyum tulus

"Aku percaya kok kalo wayara gak akan nyakitin aku. Iyakan wayara?"

Jean dan cikal beralih menatap wayara. Sadangkan wayara tersenyum sinis ke arah mereka.

"Percaya? Sama gue" kekehnya dingin yang membuat cikal dan jean menatap aneh ke wayara.









Ditulis : 16 februari 2022

Dipublish : 18 februari 2022

Jangan lupa makan!

LAST BREATH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang