17. White Shirt

60 4 14
                                    

***

"Permainan selanjutnya, kalian akan balapan disini" teriak Pak Wawan sambil menunjuk ke daerah penuh lumpur.

"Gampang ini mah, pasti menang kita, Ken" ucap Milo sambil menyenggol Keano yang wajahnya datar.

"Dengan merayap dan badan gak boleh nyentuh tali!" lanjut Pak Wawan sambil tertawa jahat.

"Pantesan disuruh make baju putih!! Pak Wawan mah gituuuu" omel Sierra yang berada di kelompok dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pantesan disuruh make baju putih!! Pak Wawan mah gituuuu" omel Sierra yang berada di kelompok dua.

"Pak, baju saya dari UnikLo loh pak.." tambah Noah.

Pak Wawan tertawa terbahak-bahak dan mempersilakan setiap kelompok untuk berbaris.

Alea sebagai anggota kelompok dengan tubuh terkecil diperintahkan untuk berbaris dipaling depan, katanya sih lincah. Dan betul saja, tepat sesaat peluit dibunyikan, Alea memang merayap dengan cepat, mengalahkan lawan-lawannya. Ia sudah tidak peduli lagi dengan lumpur yang menodai baju dan celananya.

Di barisan kedua ada Jonah, Keano, dan Faren. Mampus kau Keano.

Ketiganya fokus pada jalur masing-masing hingga SPLASHHH. Faren dengan sengaja menghentakkan tangan kirinya ketika ia hendak merayap ke depan. Alhasil wajah Keano dipenuhi dengan lumpur.

Keano menatap Faren untuk sepersekian detik. Faren yang sudah ketakutan tidak berani lagi melihat wajah Keano dan memutuskan untuk merayap semakin cepat.

Ketika berhasil melewati permainan tersebut, Faren langsung mendatangi Alea sambil tertawa terbahak-bahak.

"Hahahahahahah, gila sih gue keren banget"

"Dasar lo" Alea menoyor kepala Faren sambil tertawa kecil.

"Iiih Le, tangan lo banyak lumpurnya, jangan sentuh-sentuh muka gue dong!" Faren protes.

Keano dan Jonah juga sudah berhasil menyelesaikan permainan mereka. Jonah bergabung dengan Alea serta Faren, sedangkan Keano memutuskan untuk berkumpul bersama teman kelompoknya saja.

"Lo ngapain cipratin lumpur hah?" tanya Jonah. Faren seketika ciut.

"Eh, gak sih kak, jahil doang"

"Lo nyipratin ke Keano, kan gue juga kena dodol" protes Jonah.

"Lah? Kak Jonah juga kena?" tanya Faren polos.

"Menurut lo?" ucap Jonah sambil menunjuk ke arah wajahnya yang memang terdapat noda-noda lumpur.

Seketika mereka bertiga tertawa.

"Gak papalah Kak, sedikit doang itu" canda Faren.

"Syukur lah gak full face.. Kalau full face kan kasian, kayak topeng monyet" sindir Jonah sambil tertawa. Keano yang mendengar itu hanya mendengus dan berpura-pura tuli.

"Lo, keren. Kagum gue sama lo" ucap Remy yang baru saja datang entah darimana. Mendengar itu, Faren tertawa saja.

Tak mereka sadari, permainan kedua ini telah berakhir dan dimenangkan oleh kelompok tiga. Semua ini berkat Faren yang balap ketika kabur dari Keano.

Mereka diminta untuk lanjut berjalan mengikuti Pak Wawan. Kali ini mereka diperbolehkan untuk bergabung dengan anggota kelompok lain. Alhasil Alea berjalan bersama Faren, Kiara, Jeremy, Jonah, serta Keenan. Sedangkan Keano hanya bersama Noah dan Milo.

Noah dan Milo sebenarnya tidak memihak ke siapapun, mereka tetap berteman dengan semua orang. Hanya saja, Milo berada dalam satu kelompok dengan Keano. Mau tidak mau, ia harus menemani Keano. Dan Noah yang sangat lengket pada Milo, selalu menempel pada Milo kemanapun Milo pergi.

Ketika tiba di posko ketiga ini, Pak Wawan tidak berkata apa-apa. Beliau langsung saja mengeluarkan sebuah pistol air dan menembakkan air ke segala arah.

"PAK WAWANNNN!!" teriak Keira.

"Silahkan berpencar dan cari pistol kalian masing-masing lalu kembali kesini!" teriak Pak Wawan sambil tetap menembak murid-muridnya.

Semua anggota ekskul sangat senang dan segera berlari-larian mengelilingi area tersebut.

"Eh! Ada pistol!" teriak Alea sambil melompat-lompat, berusaha meraih pistol yang diletakkan pada salah satu batang pohon. Percuma saja, tubuhnya tidak akan sampai.

Dengan sekali lompatan, pistol tersebut sudah direbut oleh orang lain.

"Yaaah, kan Alea yang dapat, kok diambil.."

Alea berbalik dan mendapati Keano yang mengulurkan tangannya. Memberi pistol tadi kepada Alea.

Alea salah tingkah. Ia langsung saja menerima pistol tersebut dan berlari ke pinggir sungai untuk mengisi pistolnya.

"Kak Keenan! Stoppp!" teriak Alea yang jadi kewalahan. Ia ditembak dari dua arah yang berbeda.

"Kiaraaa! Tunggu lo ya!" teriaknya lagi. Ketika pistol milik Alea sudah terisi penuh, Alea segera berbalik menembaki Keenan dan Kiara. Mereka berdua tertawa dan segera kabur.

Hutan ini dipenuhi oleh teriakan para murid yang saling kejar-kejaran. Mereka yang tadinya lelah setelah bermain dan berjalan mengelilingi hutan seketika menjadi segar dan bersemangat kembali.

"BERHENTIIIIIII!" teriak Keenan menggelegar. Spontan seluruh anggota ekskul tidak ada yang bergerak.

Keenan menatap satu-satu anggota ekskul KPA dan "Satu, dua, tigaaa!"

Seluruh anggota ekskul KPA dengan kompak menembakkan air ke arah Pak Wawan.

"KEENAAAAAAAN!" Pak Wawan berteriak sambil berlari-lari menghindari tembakan.

***

AleanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang