16. Third Mission

58 5 4
                                    

***

"Morning"

Alea yang baru saja bangun mendapati Jonah yang sedang duduk di depan tendanya.

"Pagi kak" Alea tersenyum dan duduk disamping Jonah.

"Lo sanggup ikut misi hari ini? Lo istirahat aja Le"

Alea menggelengkan kepalanya. Ia mau ikut kegiatan hari ini, lagipula ia juga sudah merasa baikan.

"Kak Jonah ngapain disini?" Alea bertanya.

"Malas aja ditenda, jadi sekalian aja jagain lo" jawab Jonah sambil meminum teh hangatnya.

"BANGUNNNNNNN, BANGUNNNNN!" teriak Pak Wawan yang tiba-tiba terdengar. Satu persatu tenda terbuka dan semua anggota ekskul KPA berkumpul kembali.

Mereka dipersilakan untuk sarapan dan mencuci muka serta menggosok gigi. Setelah itu, Pak Wawan segera memberikan panduan untuk misi ketiga sekaligus misi terakhir mereka selama kegiatan camp kali ini.

"Misi kali ini kita kembali ke hutan, asik!" Pak Wawan mengumumkan sambil kegirangan sendiri.

"Banyak games yang akan kita laksanakan untuk hari ini, jadi.. siap-siap dan mari kita seru-seruan!!" teriak Pak Wawan. Sepertinya Pak Wawan sudah sangat tidak sabar untuk misi kali ini.

Sama seperti misi-misi sebelumnya, mereka hanya diperbolehkan membawa botol air saja. Hal ini cukup menghemat waktu karena tidak butuh waktu lama untuk dipersiapkan.

Setelah semuanya siap, mereka kemudian beramai-ramai berjalan menuju hutan. Setiap kelompok berjalan dalam rute dan waktu yang bersamaan, tetapi mereka semua tidak diperbolehkan untuk bergabung ke barisan kelompok lain.

Setelah berjalan sekitar 15 menit, mereka tiba di area hutan yang kurang pepohonan. Hanya ada dua pohon besar di area tersebut, dan diantara kedua pohon tersebut telah terikat banyak tali dengan ukuran yang divariasikan.

"Permainan yang pertama! Kalian harus bekerja sama untuk melewati jaring-jaring ini ke seberang tanpa ada anggota kelompok yang menyentuh jaring. Be a spiderman!!" Astaga Pak Wawan.

"Kelompok dengan pemain lolos terbanyak adalah pemenangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kelompok dengan pemain lolos terbanyak adalah pemenangnya. Kelompok yang pertama, silahkan" tambah Pak Wawan.

Semua kelompok panik dan kebingungan. Bahkan tak sedikit dari mereka yang sudah terlebih dulu menyerah.

"Gue duluan lewat, biar gue bisa bantuin kalian dari seberang" usul Keenan kepada anggota kelompoknya yang langsung saja disetujui.

Keenan perlahan-lahan memasukkan kaki kanannya melewati jaring yang ia nilai cukup besar, kepala serta badannya, lalu kaki kirinya. Keenan berhasil.

"Ayo Oliver giliran lo"

Melihat keberhasilan Keenan, Oliver mulai meremehkan permainan ini. Ia melangkahkan kaki kanannya, dan ketika ia hendak melangkahkan kaki kirinya, ia ceroboh dan hampir mengenai jaring.

Untung saja Alea dengan lincah langsung menahan kaki Oliver. Yah, walaupun Oliver jatuh karena kaget kakinya ditahan, setidaknya ia berhasil melewati jaring.

"Alea, lo nanti terakhir aja deh, biar lo bisa bantuin yang lain kalo ada yang hampir kena lagi" perintah Keenan. Alea dengan senang hati mengangguk.

Theo dengan mudahnya melewati rintangan tersebut. Lain halnya dengan Keira yang ketakutan dan gugup.

"Gak bisa weh, ini gak bisa" Keira heboh sendiri.

"Jangan jatuhin gue please, Keenan tahan gue ya tahan" lanjutnya.

Kelompok lain tertawa melihat Keira. Jonah membantu mengangkat kedua kaki Keira untuk melewati jaring, dan Keenan serta Oliver dengan perlahan mengambil alih. Keira yang berhasil tiba dengan selamat sangat senang dan secara spontan langsung memeluk Keenan dan Oliver kegirangan.

"Jon, giliran lo" ucap Keenan.

Tepat ketika Jonah hendak melangkahkan kakinya, Alea bersuara. "Tunggu"

"Alea gak bisa lewatin kalo gak ada yang nahan kaki Alea" lanjutnya.

Jonah pun melangkah mundur dan langsung-langsung saja menggendong Alea, sama seperti ia menggendong Keira tadi.

Kelompok pertama berhasil melewati rintangan ini dengan sempurna.

Kelompok kedua menarik perhatian Alea. Pertama, Kak Keano. Kedua, Kiara. Kak Keano yang dengan santainya melewati jaring-jaring yang ada. Dan Kiara yang teriakannya lebih heboh dari Kak Keira.

Ketika digendong pun, Kiara masih berteriak-teriak.

"Kiara! Jangan teriak di telinga gue!!!" Milo ikut berteriak. Ia langsung refleks menjatuhkan tubuh Kiara ketika teriakan Kiara yang bervolume maksimal masuk ke gendang telinganya.

"KAK MILOOOO!" Mampus.

Kelompok ketiga, tidak sekompak kelompok pertama dan kedua. Noah yang jahil menggelitiki teman-teman kelompoknya hingga setengah dari kelompok mereka harus gagal. Bahkan Faren langsung menjewer telinga Noah hingga merah.

Mereka diberikan waktu istirahat selama 15 menit. Hanya sekadar mengumpulkan kembali stamina sebelum melanjutkan perjalanan menuju permainan kedua.

"Ehm, Alea" Keano berdeham.

Alea segera menoleh dan mendapati Keano yang tengah berdiri dibelakangnya.

Belum sempat Alea menjawab, Jonah dan Keenan langsung dengan kompak berdiri di antara Alea dan Keano.

"Ngapain lo?" tanya Jonah dengan nada kasar.

"Gue cuman pengen bicara sama Alea"

"Gak usah. Lo gak penting" balas Jonah dengan ketus.

"Nanti aja, Alea belum mau diganggu" tambah Keenan. Walaupun Keano merupakan saudara kembarnya, Keenan tetap menghargai perasaan Alea yang masih sedikit trauma dengan kejadian kemarin.

Melihat bodyguard-bodyguard Alea, Keano memutuskan untuk mundur dan bicara pada Alea di kesempatan lain saja.

Ia tidak pernah berpikir situasinya akan serumit ini. Pikirannya benar-benar kacau.

***

AleanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang