***
Setelah menunggu selama kurang lebih 30 menit, Keano pun dipersilahkan untuk masuk ke ruangan dokter.
"Pasien atas nama Adriel Keano!" teriak seorang suster.
Natalia dan Keano pun bangkit dari tempat duduk mereka dan berjalan menuju ruangan dokter.
"Siang, dengan Adriel Keano ya? ada keluhan apa?" Sang dokter bersuara sambil membolak-balikkan beberapa halaman kertas ditangannya.
"Ini dok, dia lemes, badannya panas dan tadi juga muntah" jawab Natalia sambil menatap prihatin Keano yang duduk di sebelahnya.
"Ada keluhan lain lagi?"
"Sakit kepala, gak nafsu makan, dok" balas Keano. Saat ini ia sudah mengenakan jaket tetapi ia masih saja menggigil.
"Udah dari kapan?" Dokter itu kembali bertanya.
"Baru pagi ini dok"
"Hmm, baring sebentar, saya mau periksa" Pak Dokter pun berdiri dan memasang stetoskop pada kedua telinganya.
Setelah mendengarkan detak jantung Keano untuk beberapa detik, dokter melepaskan kembali stetoskopnya lalu menghela nafas.
"Kamu kecapean ya? Habis ngapain aja emangnya?" tanya dokter kepada Keano yang masih berbaring.
"Habis camping dan sibuk rapat, dok"
"Aduh nak, kan mama udah bilang kamu itu jangan kurang istirahat.. Malah jadi sakit begini" ujar Natalia khawatir.
Pak Dokter kembali duduk ke kursinya dan menuliskan sesuatu. "Pernah tipes yah? Ini gejala tipesnya kambuh, jadi kamu harus istirahat di rumah seminggu yah. Ini saya tuliskan resep obat dan surat izin sekolahnya"
"Istirahat yang banyak dan makan makanan yang bergizi. Kalau mual-mualnya gak berhenti, datang lagi kesini" tambah sang dokter.
Keano hanya bisa menyimak. Bahkan untuk menganggukkan kepalanya saja ia sudah tidak kuat.
Setelah membeli obat dan menyelesaikan segala pembayaran, merekapun meninggalkan rumah sakit tersebut.
"Kamu kok bisa kecapean sih nak? Bukannya selama ini kamu camp dan rapat juga tapi kamu baik-baik aja?" tanya Natalia sambil menyetir.
"Dua hari lalu Keano gak bisa tidur mah, terus besoknya aku full kelas dan rapat dari pagi sampai malam" jawab Keano dengan mata terpejam.
"Lain kali jangan paksa diri ya nak.. Kalau kurang tidur, mending izin rapat aja dulu"
"Tapi kan Keano ketua koordinatornya mah.. Itu tanggung jawab aku"
"Minta tolong Jonah wakilin aja sesekali, kan gak apa-apa? Kalau kamu emang butuh istirahat, dia juga pasti paham kok, Ken" balas Natalia.
Keano hanya diam saja. Ia tidak punya energi untuk berdebat dengan mamanya saat ini. Rasanya ia sudah siap untuk memulai hibernasinya selama 1 minggu.
Setibanya di rumah, Keano langsung memasuki kamarnya dan segera berbaring. Ia berbaring dibalut dengan selimut miliknya, dan tak lupa, ia juga mengambil selimut milik Keenan.
***
"Keanooooo! Kok tidur di kasur gue?!" Keenan berteriak sambil menarik selimut miliknya dari Keano.
Keano yang terbangun hanya melirik Keenan sebentar, lalu kembali menutup wajahnya dengan selimut.
"Aduh Nan, kenapa teriak-teriak?" tanya Natalia yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.
"Ini loh mah, Keano tidur di kasur aku" protes Keenan layaknya seorang anak kecil.
"Kan kembaranmu lagi sakit Nan... Udahlah kasian dia kalau harus naik ke ranjang atas" ucap Natalia dengan sabar.
"Oh? Keano masih sakit? Cupu banget"
Keenan mau dilemparin sendal, meja, atau saturnus?
"Iyaaaa Keenan, kata dokter dia gejala tipes jadi harus istirahat dulu untuk seminggu kedepan" Untung saja Natalia sabar.
"Yah.."
"Yah.."
"Yah.."
PLAKKKKK
"Aduh Keano, ga sopan ya sama kakak sendiri!" teriak Keenan sambil memegang pipinya yang terkena lemparan bantal dari Keano.
"Berisik banget" Keano membalikkan badannya kemudian kembali melanjutkan tidurnya.
"Beda 10 menit doang, Keenan" ujar Natalia sambil tertawa kecil melihat kelakuan kedua anaknya.
"Ayo sebagai kakak yang baik, masakin adek kamu bubur" lanjut Natalia. Keenan hanya bisa diam sedangkan Natalia tertawa puas.
Natalia kemudian berjalan keluar kamar, namun ia tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"Kamu bilang apa Nan? Mau potongin buah buat adek kamu? Wahh boleh banget, makasih ya Keenan.. Mama sayanggggg banget sama kamu" tambahnya.
"Aku gak bilang apa-apa mah! Ih mama mah" jawab Keenan.
Natalia kemudian menutup pintu sambil tertawa terbahak-bahak. Bahkan Keano yang sedang 'beristirahat' pun ikut menertawakan Keenan.
Keenan mengangkat bantal yang tadi dilempar oleh Keano dan melemparkannya kembali pada Keano.
"Ketawa yang puas, selama lu gak sekolah, gue mau berduaan sama Alea" ganggu Keenan.
"Bodo amat"
"Bilangin ke dia, gue gak mau dijenguk dia, biar gue bisa istirahat dengan tentram" ucap Keano."Dih, awas aja kangen ama Alea" balas Keenan terkekeh lalu segera berlari keluar dari kamar sebelum ia terkena lemparan bantal dari Keano untuk yang kedua kalinya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Aleano
Teen FictionIni tentang Alea dan Keano. Alea, gadis yang terkenal dengan sikap polos, ramah, dan periangnya. Dan Keano, ketua koordinator OSIS bidang keamanan yang terkenal galak, tegas dan cuek. [STARTED] June 21, 2020