***
Kini seluruh anggota ekskul KPA telah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Kelompok tiga yang kehilangan dua anggotanya mendapatkan satu anggota pengganti dari kelompok dua. Alhasil, setiap kelompok kini memiliki jumlah anggota yang sama.
"Vero dan Theresa ngeganti amplop Pak Wawan dengan amplop lain, amplop jebakan karya mereka sendiri. Semua amplop Pak Wawan mereka buang, makanya kita gak dapat amplop apa-apa" jelas Keenan kepada seluruh anggota kelompoknya.
"Ngapain coba mereka begitu?! Untungnya apa?" tanya Jonah kesal.
"Pengen ngejebak Keira"
"Katanya mereka gak suka liat gaya lo, soalnya lo keren" lanjut Keenan"Iri ampe segitunya? Gila kali ya. Mereka juga udah beberapa kali nuduh gue pakai barang KW, ngeselin" jawab Keira.
"Ayo ayo berbaris, saya mau kasih panduan untuk misi kedua" teriak Pak Wawan menggelegar.
Semua kelompok pun berbaris dengan rapi dan Pak Wawan menuntun semua anggota ekskul menuju area perairan.
Sepanjang perjalanan, Alea berada di antara Keenan dan Jonah. Mereka bertiga asik berbincang-bincang dan hal ini berhasil membuat beberapa orang panas.
Setelah berjalan sekitar 15 menit, mereka tiba disebuah air terjun. Suara deras air terdengar dan semua anggota ekskul hanya bisa menatap kagum air terjun tersebut.
"Baik, semua kelompok berbaris!" titah Pak Wawan.
"Misi kali ini, saya sudah siapkan 3 ember yang nantinya akan kalian isi. Setelah ember terisi, kalian harus membawa ember tersebut menyeberangi air terjun, ke sisi air terjun diseberang. Setiap kelompok mengutus satu demi satu pemainnya hingga seluruh pemain selesai. Mudah kan? Mengerti? Mengerti.. Pintar" ucap Pak Wawan sambil tersenyum sendiri.
Seluruh anggota ekskul hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku guru mereka yang satu ini.
"Hai Kak Keano, semangat yah!!" ucap Alea dengan suara kecil. Alea kini berbaris tepat disamping Keano. Keano hanya memutarkan bola matanya, cuek.
"Kak Keano, kok Alea dicuekin sih?" Alea kembali berbicara dengan mulut yang dimanyunkan.
"Berisik"
Alea menyerah dan memutuskan untuk bersiap-siap mengerjakan misi. Ia tidak yakin tubuh kecilnya mampu membawa air ke seberang.
Pertama bermain adalah Keenan, Milo, dan Noah. Mereka bertiga dapat dengan mudah membawa ember yang berat itu ke seberang. Walaupun Milo sempat tertatih-tatih dan berhenti ditengah jalan, ia tetap menyelesaikan misinya.
Pemain kedua adalah Oliver, Kiara, dan Faren. Untuk permainan kali ini sih, sudah jelas siapa yang tercepat. Tentu saja Oliver, ia satu-satunya laki-laki yang memiliki kekuatan lebih besar daripada para perempuan.
Pemain ketiga. Inilah giliran Alea, Keano, dan Nikki. Alea sangat gugup. Ketika peluit dibunyikan, Alea segera mengisi ember tersebut. Untuk menahan embernya saja is tidak kuat, bagaimana bisa ia membawa ember ke seberang?!
"Kak Keano, bantuinnnnn!" rengek Alea di tengah-tengah permainan.
Keano tidak peduli dan fokus pada embernya sendiri.
Alea bersusah payah membawa embernya yang sudah terisi penuh. Nikki juga kesulitan, sedangkan Keano telah tiba diseberang.
Keenan, Jonah, dan teman-teman kelompok satu terus menyemangati Alea. Walaupun ia harus tiba diposisi terakhir, setidaknya ia menyelesaikan misinya.
"Kak Keano jahat sih, gak mau bantuin" ujar Alea sambil terengah-engah begitu ia tiba diseberang.
Tatapan Keano pada Alea semakin tajam. Bukannya diam, Alea semakin memancing emosi Keano.
"Kak, kalo bawa ember aja kuat, berarti gendong Alea juga bisa dong" Alea tersenyum lebar.
"Diam"
"Kenapa sih kak? Galak amat"
"Diam"
"Lagi pms?"
"Gue bilang diam ya diam!" Keano berteriak dan mendorong Alea ke arah air terjun yang berarus deras.
Peluit belum berbunyi, Jonah sudah lebih dahulu terjun ke dalam air dan segera berenang mengejar Alea.
Semua orang panik, sedangkan Keano hanya sedikit cemas.
Setiap orang meneriakkan nama Alea namun tidak ada yang berani untuk menyusul Alea selain Jonah.
Dalam kondisi antara hidup dan maut itu, Alea beruntung. Jonah berhasil menahan tangan Alea dan langsung memeluk badan gadis tersebut. Jonah berusaha keras untuk melawan arus dengan Alea dipelukannya. Sedangkan Alea sudah keburu panik hingga ia tak sadarkan diri.
Jonah menggendong tubuh Alea yang basah kuyup itu dan dengan terburu-buru berjalan kembali menuju tenda. Tetapi ia sempat berhenti sejenak didepan sahabatnya itu. "Lo berengsek" ucapnya lalu segera berlalu.
Keano hanya terdiam. Ia sendiri tidak tau kenapa ia begitu kesal dan bodoh. Melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya. Ia memaki dirinya sendiri.
Setelah Jonah dan Alea pergi, Pak Wawan segera menyusul mereka berdua dan kemudian mengumumkan bahwa misi kedua ini, dibatalkan dan semua anggota ekskul KPA diberikan waktu istirahat hingga jam makan malam nanti.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Aleano
Fiksi RemajaIni tentang Alea dan Keano. Alea, gadis yang terkenal dengan sikap polos, ramah, dan periangnya. Dan Keano, ketua koordinator OSIS bidang keamanan yang terkenal galak, tegas dan cuek. [STARTED] June 21, 2020