18. It's OK

65 4 5
                                    

***

Jam menunjukkan pukul 12 siang ketika seluruh permainan telah mereka selesaikan. Mereka lalu diberikan waktu untuk membersihkan diri, makan siang, dan beristirahat. Tidak akan ada kegiatan hingga jam 7 malam nanti.

Alea merasa bosan setelah ia selesai mandi dan makan. Faren dan Kiara masih harus menunggu antrian untuk mandi, dan antrian itu masih panjang.

Dengan jaket kuning favoritnya serta celana jeans panjang, ia memutuskan untuk bersantai ditepi sungai. Sekadar merilekskan tubuhnya yang terasa lelah setelah beraktivitas sedaritadi.

Ia duduk di bebatuan sambil memandang air yang mengalir. Sesekali ia juga merendamkan kakinya.

"Boleh duduk disini?" tanya Keano.

Alea tidak menyangka dan tidak berharap akan bertemu Keano disini, saat ini. Namun ia tetap saja mengangguk lalu kembali menatap ke arah sungai.

Keano pun duduk tepat disamping Alea.
"Gue minta maaf"

"Iya, Alea maafin kok" balas Alea sambil tersenyum, tetap memandang ke arah sungai.

"Enggak Alea, lo gak ngerti. Gue bener-bener minta maaf" ucap Keano sambil menatap dalam Alea.

"Maafin gue, gue bener-bener gak ada maksud buat ngecelakain lo. Dan gue gak tau kenapa tapi kemarin gue gak mikir. Gue emang bodoh, dan gue gak akan pernah bisa maafin diri gue sendiri buat hal ini" tambahnya.

Alea berbalik, menatap wajah Keano yang terlihat sangat menyesal.

"It's OK" Alea membalas perkataan Keano dengan sebuah senyuman tulus di bibirnya.

"Kak Keano tenang aja.. Mulai sekarang juga Alea gak bakal ganggu Kak Keano lagi kok.." lanjut Alea, tetap dengan senyuman manisnya.

Keano terdiam, ia tidak tau harus berkata apa.

"Alea udah belajar buat ngerelain Kak Keano, karena Alea sadar Kak Keano gak bakal mau sama orang yang nyebelin kayak Alea" ucap Alea.

"Jadi, Kak Keano tenang aja. Hidup Kak Keano gak bakal terusik lagi" tambahnya. Sebenarnya Alea belum sepenuhnya merelakan Keano, tetapi ia sadar bahwa inilah jalan yang tepat dan terbaik, baik untuk dirinya maupun untul Keano.


"Ken, ngapain?" Suara Keenan tiba-tiba terdengar dari arah belakang. Alea dan Keano kompak berbalik.

Keano segera berdiri dan menepuk-nepuk celananya yang kotor sehabis duduk di bebatuan. "Cuman minta maaf"

Setelah mengatakan itu, Keano berjalan menjauh. Keenan menepuk bahu kembarannya itu dengan pelan sambil tersenyum.

***

Jam menunjukkan pukul 7 malam, mereka semua berkumpul di area perkemahan dan menyantap makan malam bersama. Tak terasa ini merupakan malam terakhir mereka bersama-sama.

Setelah setiap anggota ekskul KPA menyelesaikan makan malamnya, mereka kemudian diminta untuk duduk membentuk lingkaran.

Pak Wawan, Keenan, Noah, dan Milo menyusun ranting-ranting kayu membentuk sebuah api unggun. Ini merupakan salah satu kegiatan wajib ekskul KPA setiap malam terakhir camp.

Setelah api unggun dinyalakan, mereka semua hanya duduk dalam ketenangan sambil menatap bintang-bintang di langit. Udara tetap dingin walaupun mereka semua telah menggunakan jaket dan berada didekat api unggun.

Pak Wawan mengeluarkan persediaan jagung miliknya dan memperbolehkan siswa-siswa untuk membakar jagung-jagung tersebut. Beberapa anggota ekskul juga membawa marshmallow dan snack-snack lainnya.

"Mau gak?" tanya Jonah sambil menyodorkan sebuah jagung bakar kepada Alea.

Alea dengan senang hati menerima jagung tersebut. Jonah kemudian duduk disamping Alea, bercerita sambil menatap percikan-percikan api yang keluar dari api unggun.

Dalam keadaan tenang tersebut, seketika terdengar sebuah musik yang diputar pada speaker.

"AYO KITA JOGETTTTT!" teriak Noah yang kemudian mendapatkan banyak sorakan dari penonton.

Milo yang tak mau kalah, ikut bergoyang disamping Noah. Tak perlu waktu lama, banyak anggota ekskul lainnya yang ikut bergoyang bersama mereka.

Keenan yang baru saja menghabiskan jagung bakarnya langsung berdiri dan menarik tangan Alea dan Kiara. "Ayo kalian juga!"

Mau tidak mau, merekapun ikut berdiri sambil tertawa kecil. Keenan kemudian mengajak seluruh anggota ekskul untuk bangkit berdiri dan bersenang-senang.

Walaupun penampilan yang ada sangatlah tidak beraturan, tetapi itulah keseruan mereka malam ini. Mulai dari Milo yang menyanyikan lagu-lagu galau dalam nada lagu dangdut, sampai Noah yang keasikan berjoget hingga hampir terpanggang di api unggun.

Alea, Faren, Kiara, serta Jeremy sebagai anggota baru dalam ekskul ini hanya bisa ikut menertawai kakak-kakak kelasnya. Belum berani untuk ikut menghebohkan acara.

Camp pertamanya ini tak sesuai dengan ekspektasi Alea. Cukup banyak kejadian menyakitkan yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi, seperti tersesat dalam hutan, nyaris tenggelam, bahkan patah hati. Tetapi semua ini tetap membuat Alea bahagia. Setidaknya ia mendapatkan keluarga baru, petualangan-petualangan seru, dan kesempatan menyaksikan tingkah-tingkah konyol kakak kelasnya.

***

AleanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang