***
Bel berbunyi menandakan jam pembelajaran telah usai. Alea pun segera merapikan barang-barang miliknya dan memasukkan bukunya ke dalam tas.
"Berarti kita buat browniesnya lusa kan ya?" tanya Jeremy kepada Alea.
"Iya! Setelah bazar hari pertama langsung ke rumah gue" jawab Alea agak ngegas. Ia kesal karena Jeremy telah menanyakan hal yang sama sebanyak 4 kali.
"Alea"
Mendengar namanya terpanggil, Alea segera menoleh dan melihat sosok Keano yang sedang berdiri didepan pintu kelasnya. Keano melipat kedua tangannya dan wajahnya terlihat datar.
Alea segera mengambil ranselnya lalu segera berjalan mengarah Keano. "Gue duluan ya guys" pamitnya.
Melihat itu, Jeremy langsung terdiam. Setelah Alea dan Keano pergi, ia segera mendatangi Faren dan Kiara.
"Kok Alea pulang sama Keano?! Gue kelewatan berapa episode nih??" tanya Jeremy.
"Lu ketinggalan 2 seasons sih, Rem" jawab Faren.
"Mereka ditugasin Pak Wawan buat beli bahan brownies bareng" jawab Kiara.
***
Keano membuka kunci mobilnya. "Duduk depan aja" ucapnya lalu segera masuk ke dalam mobil dan menduduki kursi pengemudi.
Alea hanya bisa menuruti ucapan kakak kelasnya itu. Ia pun membuka pintu mobil dan segera duduk disamping Keano.
Keano menjalankan mobilnya keluar dari parkiran sekolah. "Mau belanja dimana?"
"Samping mall Taxon ada toko bahan-bahan kue, kak. Disitu aja" ucap Alea yang dijawab dengan anggukan oleh Keano.
Sepanjang sisa perjalanan, tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Untungnya perjalanan tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama.
Kini mereka sudah tiba di toko kue tersebut. Keano mengambil sebuah troli dan mendorongnya disebelah Alea.
Alea menyalakan handphone miliknya dan membuka aplikasi Notes.
"Mentega..." ucap Alea sambil menoleh ke kanan dan kiri. "Mentega ada dibagian mana ya??"
"Ayo cari ke kanan dulu" jawab Keano. Alea pun mengangguk dan mereka berjalan menuju ke arah kanan.
"Itu mentega, kak!" teriak Alea dengan semangat sambil menunjuk ke sebelah Keano.
"Mau beli yang mana?" tanya Keano melihat begitu banyak jenis dan merk mentega.
Alea melihat satu persatu mentega yang tersedia. "Oh yang itu aja!"
Alea berjinjit untuk mengambil mentega tersebut. Baru saja tangannya menyentuk kemasan mentega tersebut, tangan Keano sudah lebih dahulu memasukkannya ke dalam troli.
Alea melirik Keano lalu memanyunkan bibirnya. "Padahal aku sampai loh kak" ucap Alea kecewa.
Keano tersenyum tipis. "Satu bungkus aja cukup?" tanyanya.
Alea menggelengkan kepalanya. "Beli 7 bungkus kak"
"Tujuh???"
Alea mengangguk dengan mata polosnya. Keano kemudian mengambil 6 bungkus mentega lagi dan memasukkannya ke dalam troli. "Apa lagi?"
Alea kembali melihat catatan di aplikasi Notesnya. "Coklat batang kak"
"Tadi gue liat ada dibagian sana" ucap Keano lalu segera mendorong troli.
"Tuh, coklat" ucap Keano lagi sambil menunjuk ke rak yang terletak didepan mereka.
"Bukan silverqueen kak.." ucap Alea.
"Kan coklat batang?" tanya Keano yang menjadi bingung.
"Ya bisa sih, tapi ada coklat batang khusus buat baking kak" jelas Alea.
"Dairy milk?"
Aduh Kak Keano.. batin Alea.
"Enggak kak, ayo lanjut cari" ucap Alea lalu segera berjalan. Keano pun mengikuti Alea.
"Nah, yang ini kak" tunjuk Alea.
"Butuh berapa?" tanya Keano.
Alea mengangkat kedua jari telunjuknya sambil tersenyum.
Keano pun memasukkan 11 bungkus coklat batang ke dalam troli. "Masih ada lagi?"
"Baru 2 bahan kak" jawab Alea.
"Masih berapa bahan?" tanya Keano lagi. Sepertinya Keano tidak terbiasa berbelanja.
"Masih 10 bahan kak" jawab Alea.
"Hah?"
"Tumben ekspresif kak, biasanya kayak robot" balas Alea sambil meniru gaya Keano. Ia melipat kedua tangannya lalu memasang wajah datar.
Keano memutar matanya lalu segera menoleh ke arah lain. "Apa lagi?"
"Coklat bubuk disebelah sana kak" jawab Alea sambil menunjuk ke arah kanan.
Setelah mengelilingi toko tersebut beberapa kali, akhirnya mereka mendapatkan semua bahan yang dibutuhkan. Selagi Keano membayar belanjaan mereka di kasir, Alea kembali mengeluarkan handphonenya dari tas.
"Aduh"
Mendengar itu, Keano hanya berbalik dan menoleh ke arah Alea. Ia mengangkat salah satu alisnya.
"Hp Alea mati kak"
"Boleh tungguin Alea ngecas hp bentar gak?"
"Tungguin sampai 10% aja biar aku bisa pesan ojol. Boleh gak kak?" tanya Alea bertubi-tubi. Ia bingung, panik, dan gelisah."Gak" jawab Keano singkat lalu kembali melanjutkan proses pembayaran. Kasir yang sedang bertugas hanya bisa melirik ke Alea dengan perasaan takut bercampur kasihan.
"Sepuluuuh persen aja kak. Aku takut kalau sendiri soalnya udah malam" ucap Alea lagi.
"Gak" jawab Keano lagi. Ia segera mengambil seluruh pesanan mereka dan berjalan menuju mobil.
Melihat itu, Alea pun pasrah. "Mas, saya boleh numpang ngecas disitu gak ya?" tanya Alea kepada kasir tersebut.
"Boleh mbak, silahkan" ucapnya dengan kasihan.
"Alea, ngapain?!" tanya Keano.
"Buruan, gue anterin" ucapnya tegas lalu kembali berjalan."Eh?" Alea dibuat bingung. Ia pun kembali menyimpan charger miliknya ke dalam tas dan mengikuti Keano ke mobil.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleano
Fiksi RemajaIni tentang Alea dan Keano. Alea, gadis yang terkenal dengan sikap polos, ramah, dan periangnya. Dan Keano, ketua koordinator OSIS bidang keamanan yang terkenal galak, tegas dan cuek. [STARTED] June 21, 2020