8. Takdir

107 3 7
                                    

***

Sepulang sekolah, Alea melaksanakan hukumannya, membersihkan kelas. Ia cukup terbantu karena ada teman-teman kelasnya yang terjadwal untuk piket.

Setelah itu, ia pulang bersama Faren dan Kiara. Mereka bertiga hendak mengerjakan tugas kelompok geografi mereka.

Beberapa menit berlalu dan kini ketiga gadis tersebut sudah tiba didepan sebuah rumah sederhana namun elegan.

"Ini rumah lo, Le?" Kiara bertanya sambil menatap sekeliling halaman depan rumah Alea.

Alea tidak menjawab namun langsung mempersilakan kedua sahabatnya untuk masuk.

"Kita ke kamar aja yuk, biar ghibahnya gak didengerin mama" ucap Alea sambil tertawa kecil dan menuntun kedua sahabatnya menuju kamar miliknya.

Beberapa buku sudah mereka letakkan dikarpet, lengkap dengan alat tulis. Kiara sibuk mencari referensi di internet, sedangkan Faren mencari jawaban di buku paket. Alea tak tinggal diam, ia mencari jawaban di atlas miliknya.

"Eh tau gak? Tadi kak Keano liatin gue di koridor!" ucap Alea tiba-tiba dengan senyum lebar yang merekah diwajahnya.

"Diliatin doang, Leaaa"

"Pasti kak Keano juga udah suka ama gue!" tambah Alea dengan penuh percaya diri.

Faren dan Kiara saling bertatap-tatapan. "Jangan terlalu tinggi berharap, Lea. Kalau jatuh sakit"

"Gue yakin dia ditakdirin buat gue!" balas Alea.

"Liat aja, gue kelas X IPS 2 dan kak Keano XI IPA 2. Kelas kita sama-sama angka dua, itu pasti takdir!" lanjutnya.

"Artinya gue ama Kiara juga takdirnya kak Keano dong ya?" balas Faren sambil menaikturunkan kedua alisnya.

Kiara langsung menyenggol Faren dengan sikunya. "Biarin aja dia senang, ntar bocilnya kak Keano nangis loh"

"Bukan cuma itu kok! Buktinya kita juga ekskulnya sama" protes Alea.

"Itu kan emang lo yang ngikutin kak Keano, Lea" jawab Kiara lalu menghembuskan nafasnya pelan, berusaha sabar.

"Pokoknya kak Keano takdir gue. TITIK" ujar Alea dengan wajah tertekuk.

Alea lalu memilih untuk mengecek media sosialnya, cukup lelah dengan tugas yang sedaritadi mereka kerjakan.

"Eh, kak Keenan ngefollow gue nih!" Alea menunjukkan layar handphonenya kepada Faren dan Kiara.

Setelah menekan tombol mengikuti kembali, Alea langsung mengecek postingan foto Keenan. Alea didampingi oleh Faren dan Kiara di kedua sisinya, mereka berdua ikut penasaran.

"Estetik banget nih cowok, gue aja kalah" ujar Kiara dengan tatapan penuh kagum.

"Eh eh! Itu foto mereka rame-rame" seru Faren sambil menunjuk salah satu postingan Keenan.

"Adrielkeano.. Adriel nama depannya kak Keano?" tanya Alea sambil membaca salah satu akun yang ditandai pada postingan tersebut.

"Tuh kan! Gue emang ditakdirin ama kak Keano. Nama depan kita sama-sama berawalan huruf A, Alea dan Adriel" lanjut Alea yang kompak mendapat gelengan dari kedua sahabatnya.

"Halu mulu lo ah!" Kiara dengan lincahnya merebut handphone Alea dan langsung membuka akun milik Keano.

Sayang sekali akun Keano dikunci. Tanpa pikir panjang, Kiara langsung menekan tombol mengikuti.

Tak perlu menunggu lama, Keano menyetujui permintaan mengikuti dari Alea.

"Dia gak ikutin balik?!" tanya Alea.

"Mungkin dia belum kenalin instagram lo, paling juga besok dia udah ngikutin balik kok" jawab Kiara.

"Postingannya cuman satu, gak gaul banget" Alea kecewa, padahal ia berharap bisa mendapatkan banyak foto Keano melalui instagramnya.

"Mana cuman foto pemandangan lagi" timpal Faren.

"Namanya juga pecinta alam, Ren"

"Eh kalian ada ide gak? Buat gue bisa deketin kak Keano lagi, selain terlambat" ucap Alea sambil merebahkan tubuhnya di atas karpet, berbaring menghadap langit-langit kamarnya.

Faren dan Kiara kompak berpikir. "Gue punya ide!"

Faren membisikkan sesuatu pada Kiara dan Kiara langsung menyetujuinya. Setelah itu, Faren pun memberitahukan ide cemerlangnya pada Alea.

Mendengar usulan Faren, Alea tampak berpikir sejenak.

"Oke, besok gue coba!" balas Alea penuh semangat. Senyuman manis di bibirnya kembali merekah.

"Eh gue pulang duluan ya, udah jam enam nih" pamit Kiara lalu membereskan alat tulis serta buku miliknya.

"HAH? UDAH JAM ENAM?" Faren spontan melirik jam yang melingkar di tangan kirinya. Matanya membulat lalu segera membereskan bukunya.

"Ini kita kerja tugas apa dengerin Alea curhat sih?!" tambah Faren yang baru sadar.

"Astaga! Tugas gue belum selesai!!" Alea menepuk keningnya sambil membolak-balikkan buku tugasnya yang masih menyisakan beberapa nomor soal yang belum terisi.

"Ra, bentar fotoin punya lo ya!" pinta Faren dan langsung dihadiahi tatapan sinis dari Kiara, namun setelah itu ia mengangguk juga.

"Gue juga ya, Ra! Makasih" tambah Alea. Kiara pasrah dan lagi-lagi menganggukkan kepalanya.

Setelah mengantar Faren dan Kiara ke depan pagar, Alea pun kembali masuk ke rumah, membersihkan diri lalu beristirahat.

***

AleanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang