25. Divisi

40 3 10
                                    

***

"Kalian mau masuk OSIS gak?" tanya Jonah setelah puas tertawa.

"Mau kak" jawab Kiara.

"Aku juga mau" timpal Alea.

"Aku juga" tambah Faren.

"Pada mau divisi apa?" tanya Jonah lagi.

Belum sempat mereka menjawab, siswa kelas 10 sudah dipersilahkan untuk kembali ke kelas masing-masing.

"Yah, belajar..." ujar Alea kecewa. Padahal ia berharap akan diberikan jam kosong.

"Eh tapi kan kita kelas olahraga doang" Faren berbicara dengan semangat.

Kelas olahraga memang seru dan gurunya selalu menghilang ditengah pelajaran, jadi sama saja dengan jam kosong.

"Kenapa sih jam yang terpotong selalu kelas yang seru?" balas Kiara.

"Kenapa panggilannya gak di jam matematika aja?!" Kiara berbicara lagi.

Baru kali ini kan Kiara kesal? WKWK

Mereka pun kembali ke kelas dan duduk dibangku mereka masing-masing.

Kelas seketika tenang ketika guru olahraga mereka memasuki kelas.

"Waktu kelas kita sisa sejam, jadi hari ini gak usah praktek, gak usah ganti seragam. Kalian duduk aja ngobrol-ngobrol. Kalau ada guru yang nanyain saya dimana, bilang aja saya ke toilet. Sampai jumpa minggu depan"

"Cuman ngomong gitu terus keluar kelas??? Enak banget ya jadi guru" ucap Faren setelah guru mereka keluar dari kelas.

Seketika kelas kembali heboh. Banyak yang berkeliling kelas untuk bercerita ria dengan teman mereka. Untungnya Alea, Faren, Kiara, dan Jeremy duduk berdekatan sehingga mereka tidak perlu berpindah tempat.

"Gue masih bingung banget mau masuk divisi apa" ujar Remy tiba-tiba.

"Sama, kemarin gue gak bisa tidur mikirin itu" tambah Faren.

"Kemarin udah gue bilangin Ren, lu mah keamanan aja, cocok tau" balas Remy.

"Ah lu mah bercanda mulu" Faren memanyunkan bibirnya.

"Tapi bener Ren, lu emang cocok jadi anggota keamanan" dukung Kiara.

"Yah.. Faren sama Kak Keano dong?" Alea seketika murung.

"Lu ikut masuk keamanan aja deh, temenin gue" ajak Faren. Dia juga ragu kalau harus sendiri di divisi keamanan.

"Emang bisa?" tanya Alea dengan wajah polosnya.

"Bisa aja sih, lu juga udah mulai galak soalnya, keseringan bergaul ama Faren" jawab Remy.

"Enak aja!"

Mampus Remy. Telinganya mulai memerah karena dijewer Faren sekuat tenaga.

"Gak tau deh, bingung, nanti gue coba tanya saran dari Kak Jonah" ujar Alea.

"Sekalian tanyain gue dong" ucap Faren.

"Gue juga dong, bingung nih" timpal Kiara.

"Udah, nanti kita tanya bareng aja" balas Alea.

Setelah kelas olahraga dan kelas matematika, akhirnya bel istirahat berbunyi.

Mereka bertiga segera berjalan keluar kelas dan menuju kantin.

"Titip beliin es jeruk dong, pala gue puyeng nih abis belajar matematika" ucap Faren sambil memijat-mijat dahinya. Ia segera duduk di kursi kantin dan menjagakan tempat untuk Alea dan Kiara.

"Mau makan apa?" tanya Kiara.

"Ayam geprek aja deh, yang paling pedes" jawabnya.

"Pedes-pedes mulu pantesan garang" bisik Alea kepada Kiara. Mereka berdua terkekeh kecil lalu segera memesan makanan mereka.

Setelah beberapa menit menunggu, pesanan mereka pun siap dan mereka segera kembali ke meja mereka.

Dari jauh Jonah melihat dan segera menghampiri mereka bertiga. Untungnya ada 1 kursi kosong di sebelah Faren.

"Asik disediain tempat" ucapnya sambil duduk dan menempatkan bakso pesanannya dimeja.

"NAH! Kak Jonah pas banget nih, kita emang mau ngobrol sama kakak!" ucap Alea.

"Ngobrol sama gue aja, mau gak Alea?" timpal Milo yang tiba-tiba datang dari belakang Alea. Disebelahnya sudah ada Keenan dan juga Noah. Mereka segera menarik kursi kosong dari meja sebelah dan duduk.

"Berisik lu dancow, kalian mau ngomong apa?" balas Jonah.

"Itu kak, mmm... Kita bertiga pengen daftar OSIS tapi gak tau mau masuk divisi apa. Menurut Kak Jonah aku bisa masuk divisi apa ya?" tanya Alea.

"Alea, lu mah keamanan aja biar bisa ama Keano. Gimana? Bagus kan ide gue?" jawab Noah.

"Ini OSIS, bukan dating apps" timpal Keenan.

Jonah berpikir untuk sementara waktu. "Kayaknya lu cocok dokumentasi deh.. Bisa moto gak?"

"Gak cocok Jon! Alea pendek, ntar dia cuman bisa foto kaki orang doang" Malah Milo yang menjawab.

"Ih Kak Milo mah! Aku jewer ya!" teriak Alea.

Milo segera berdiri.
"Emang nyampe? HAHAHA"

Alea yang merasa tertantang malah manjat dan berdiri di atas kursi.

"Aduh, aduh sakit! Ampun Alea" Ia berhasil menjewer telinga Milo hingga merah.

"Udah Alea, malu diliatin sekantin" ucap Kiara sambil memegang kaki Alea, khawatir Alea akan jatuh.

Alea pun kembali duduk, sedangkan Milo tetap berdiri sambil memegangi telinganya yang panas, takut dijewer lagi.

"Kalian masuk divisi keamanan aja deh. Ntar gue yang seleksi kok soalnya Keano masih sakit" ucap Jonah sambil terkekeh.

"Parah banget Keano sakit malah diketawain" ucap Keenan yang tidak terima kembarannya ditertawakan, padahal dia juga ikut ketawa.

"Faren kan galak, bisa jaga gerbang atau koridor. Kiara bisa ngecek kelengkapan atribut" ujar Jonah.

"Terus aku ngapain kak?" tanya Alea.

"Udah... lu jadi badut hiburan buat mereka aja kalau lagi stress" ucap Noah jahil.

"Kak Noah mau dijewer juga?!" balas Alea.

"Alea bantu jaga gerbang dan ngecek atribut aja, gak boleh ikutan jaga koridor" jawab Jonah.

"Yah, padahal Alea pengen jaga koridor biar bisa sekalian bolos"
Dasar Alea.

***

AleanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang