Prolog

15.9K 1.1K 103
                                    

Senja baru saja lepas diganti petang. Nanon, pemuda manis dengan lesung pipi muncul ketika tersenyum tengah membaringkan badan di lantai teras. Peduli setan nyamuk yang mulai bertebaran, ia hanya merasa lelah ingin mengistirahatkan sejenak badan yang sore tadi digunakan untuk futsalan.

"Non, nanti dipel tuh lantai terasnya. Lengket kena keringet kamu bau kambing!!!!"

Anjing. Untung yang teriak mamanya. Nanon masih mencoba sabar. Capek juga mau meladeni, otot kakinya serasa mau lepas.

Karena lampu teras yang belum sempat dinyalakan, ketika ada notifikasi masuk di hape Nanon cahaya layar tampak begitu terang. Menyilaukan.

"Ah elah si Chimon. Apaan sih?" Gerutu Nanon menyipitkan mata membaca pesan masuk dari sang sahabat di aplikasi pesannya.

 Apaan sih?" Gerutu Nanon menyipitkan mata membaca pesan masuk dari sang sahabat di aplikasi pesannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Elah, ada-ada aja cobaan idup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Elah, ada-ada aja cobaan idup. Besok gue kabur aja bisa nggak sihh?" Kesal Nanon melempar hapenya ke pangkuan. Mau dilempar ke lantai tapi sayang, cicilan di Kamu Laku masih ada lima bulan.

"Yang mau nikah siapa, yang kabur siapa. Aneh."

"As..... taga si mama ngegetin aja!!" Nanon terlonjak setelah suara sang mama muncul dari pintu utama.

"Makanya diajak nikah tuh mau-mau aja. Pake nolak segala sih, galau kan jadinya." Nasehat sang mama terdengar macam sindiran di telinga sensitif Nanon.

Putranya mencebik dengan kerasnya. "Ya gimana nggak nolak kalau si babang ngajak gelar nikahan di lapangan kota???"

Malu anjeng, dikata mau upacara bendera -tambah Nanon dalam hati saja

Susah payah berniat bangkit dari rebahannya, suara ketukan di pintu gerbang terdengar nyaring mengais atensi si manis. Suasana yang sudah petang membuat Nanon tak mengenali siapa yang berdiri di depan gerbang rumahnya.

"Siapa ya? Kalau minta sumbangan skip aja mas orangnya lagi nggak ada." Ujar Nanon tanpa melangkah mendekat.

Emang situ bukan orang?? -batin si lelaki di depan gerbang

"Eh, malem dek Nanon. Ini saya."

Deg

Mata Nanon melotot kaget. "Babang??"

"Iya."

"Mau ngapain?" Judes, namun dalam hati berharap ada kabar baik yang akan disampaikan sang mantan. Batal nikah misalnya.

"Mama kamu ada?"

Nah kan, sudah menanyakan orang tua segala. Semoga harapan Nanon masih ada.

"Ada tuh lagi nonton Istri Kelima."

"Boleh panggilin nggak? Babang disuruh emak pinjem baskom wadah rendang buat acara nikahan besok."

"Hah? Bodo amat mama nggak punya baskom!!!!"

Brakk !!!!!

Disusul gebrakan pintu yang ditutup kasar oleh si manis. Menyisakan si babang tampan yang melongo memikirkan ke mana lagi ia harus mencari baskom pinjaman.













Itu prolog doang, lanjutannya tergantung kalian 😌

Jadi mau lanjut apa nggak usah nih?? 😏

Vote comment jangan lupa, respon ditunggu selalu 🥺

Dikasih bonus nihh

Sorry for typo and thank you 😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry for typo and thank you 😉

HASIL KONDANGAN (OHMNANON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang