Pulang kondangan mah bawa hasil nasi kotak atau souvenir doang biasanya. Gimana jadinya kalau Nanon yang pulang kondangan dari nikahan mantan malah bawa hasil jodoh untuk masa depan??
Warning :
* bxb
* mpreg
* don't like don't read
Senja menguar jingga di selasar kaki langit yang mempesona. Nanon menyungging senyum dimple-nya dengan semangat empatlima di lapangan badminton yang berjarak tak jauh dari rumahnya. Keringat sudah mengucur, dengan nafas yang memburu berkali.
Kecapean? Bukan tentu saja. Main badminton saja tidak. Yang Nanon lakukan adalah jajan cuanki di Mamang gerobak yang mangkal di pinggir lapangan. Aroma lezat makanan berkuah tersebut dengan keadaan masih panas dan sambal yang cukup banyak. Ah, salah satu nikmat dunia bagi si pemilik senyum menawan.
"Mang, tambahin sambelnya sesendok lagi Mang." Nanon menyodorkan mangkuknya pada si Mamang yang meracik pesanan pelanggan lain.
"Jangan kebanyakan sambel, Mas. Nanti mencret baru tau rasa." Si Mamang memberi nasehat.
"Aelah Mang, mencret juga saya beli etrosetop sendiri kok nggak minta Mamang. Udah buru gih Mang, keburu abis kuahnya." Ngotot Nanon tak mau kalah.
Mau tak mau si Mamang kembali menaruh sambal di mangkuk Nanon dengan muka masam. Bukan apa-apa, tapi harga cabai sedang melambung naik cuii. Dan Nanon sudah minta sendok ke dua belas untuk cuankinya yang hanya seharga sepuluh ribu perak. Hell. Hitungannya tekor si Mamang.
Sedang enak-enaknya makan sambil ngos-ngosan, hape Nanon yang disimpan di kantong celana pendek bersuara menandakan ada pesan masuk menghampirinya.
Paling Chimon -pikir Nanon
Ia ingat, sepulang kondangan dengan Mas tukang gitar yang ngakunya bernama Ohm tadi ia belum sempat menanyakan bagaimana kabar sang sahabat karib yang sampai sekarang kunci motornya masih ada pada Nanon.
Tapi setelah Nanon pikir, notif yang datang cuma dua kali berturut. Mana mungkin Chimon? Karena si lelaki cerewet selalu spam pesan padanya jika sedang chatting. Karena penasaran Nanon akhirnya singkirkan dulu mangkuk kosong cuanki di tangan untuk kemudian membuka telfon genggamnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Si tukang gitar ternyata. Chat tak ada tujuan pula. Buat apa? Lebih baik Nanon gunakan waktu berharganya untuk yang lain. Mengunjungi kamar mandi misalnya.
Nanon sudah mulai mules ngomong-ngomong. Karma instant.
Eh, tapi tunggu dulu. Sebelum meletakkan kembali hape di kantong, diklik dan dipandanginya foto profil aplikasi WA si tukang gitar yang membuatnya penasaran.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.