Bintang menghias elok malam mengiring deru roda motor Ohm yang menyusur jalan. Membawa Nanon di bagian belakang setelah perintah mutlak dari Papa si lelaki manis, mencari makan adalah tujuan pasti.
"Non, mau makan apa?"
Posisi keduanya yang tanpa helm membuat Nanon lebih jelas mendengar pertanyaan Ohm. Apalagi si pengendara sedikit memiringkan kepala saat berkata.
"Angin." Jawab Nanon jutek.
Ohm menghembuskan nafas melihat raut Nanon lewat kaca spion. Si tampan masih menebak-nebak apa gerangan alasan Nanon jadi super kesal sejak tadi sore.
"Ya kali, Non. Mana kenyang? Meriang yang ada."
"Bodo amat gue yang meriang ini, bukan urusan lo."
"Urusan aku lah!"
"Hah?" Bolehkah Nanon sedikit berharap?
"Kalau kamu meriyang nanti BPJS nggak bisa latihan."
Asemm -dibatin doang kok
"Bisa, tenang aja. Gue orangnya profesional kok. Meriyang doang mah nggak bakal bikin gue skip latihan." Padahal biasanya sakit kepala sedikit saja langsung pergi rebahan. Alibi demi gengsi besar efeknya memang.
"Ya tapi tetep aja, kamu butuh makan, Non."
"Ck. Berisik."
Akhirnya tak mau Nanon semakin kesal, Ohm menutup obrolan. Tanpa persetujuan tetap membawa Nanon mencari makan.
Butuh beberapa menit, motor CBR hitam tersebut berhenti di alun-alun kota. Tempat di mana begitu mudah mencari kebutuhan mereka. Mulai dari warung tenda sampai cafe di selasar pertokoan semua tersedia.
"Ayo turun." Ajak Ohm ketika motornya berhenti di tempat parkir yang ada di tepian jalan.
Nanon turun dengan segera. Mengusap-usap kedua lengan yang terpapar angin malam akibat ia sedari tadi hanya kaosan.
Kenapa? Ada yang tanya kenapa Ohm tak meminjamkan jaketnya? Ya bagaimana kalau Ohm saja hanya pakai kaos lengan panjang saja. Masa mau tukeran kaos?
"Ayok." Jemari Nanon diraih ke arah cafe di sekitar sana.
"Nggak!!" Tapi cekatan Ohm langsung ditepis Nanon dan menatap si tampan dengan mata menyipit, merajuk ceritanya.
"Makan, Nanon." Ajak Ohm lagi mencoba lembut.
"Nggak mau, gue mau pulang!!"
"Tapi di rumah nggak ada makanan kan kata Papa kamu?"
"Ada nasi kotak berkatan RT." Jawab Nanon apa adanya.
"Udah dari tadi, lauknya pasti udah pada basi."
"......."
"Emang kamu mau makan makanan basi?"
Ekor mata Nanon melirik kanan-kiri mencari keputusan. Bingung juga mana yang harus didahulukan. Gengsinya? Atau perut keroncongannya?
"Diem aja, berarti iya. Ayok makan."
"Bentar!!!" Suara keras Nanon mencegah Ohm yang sudah membalikkan badan.
"Tapi gue maunya itu.." jari si manis menunjuk ragu salah satu kedai dengan kepulan asap tipis di depannya.
"Ck. Oke ayo kita ke sana!!" Kali ini Ohm menarik paksa pergelangan tangan Nanon. Masa bodoh rengekan si manis.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
HASIL KONDANGAN (OHMNANON)
ФанфикPulang kondangan mah bawa hasil nasi kotak atau souvenir doang biasanya. Gimana jadinya kalau Nanon yang pulang kondangan dari nikahan mantan malah bawa hasil jodoh untuk masa depan?? Warning : * bxb * mpreg * don't like don't read