27

2.7K 427 128
                                    

"Eh, Abang. Pulang kapan Bang?" Tanya Nanon ramah.

"Tadi sore jam empatan. Btw Dek, masuk udah malem, itu tukang ojeknya suruh pulang aja. Ngapain pake dibawa masuk segala?"

"Hah??"

"Tapi Bang..."

"Masuk Dek, jangan kaya jablay jam segini mejeng di teras sama orang sembarangan."

"Iya Bang, tapi..."

"NANON MASUK!!!"

"TAPI INI PACAR NANON BANG, BUKAN TUKANG OJEK."

"Hah???" Giliran Pluem yang menganga lebar.

Mata seteduh embun milik yang tertua menatap penuh telisik pada pemuda yang tersenyum canggung di hadapannya. Kulit tan, badan tegap, jaket kulit, jangan salahkan Pluem jika mengira ia adalah tukang ojek yang mengantar adiknya.

"Kok kamu mau, Non???"

"Astagaaaaa.." Ohm hanya mampu menunduk sambil menggumam meratapi nasib. Takut didengar pria di depan mereka.

Di tengah keributan mereka muncul lagi satu entitas dari dalam rumah. Kali ini New yang keluar dengan setelan piyama dan masker peel off di wajahnya.

"Eeeh mantu Mama dateng lagi. Sini masuk yuk masuk. Udah ditungguin Papa tuh pesenannya." Dengan tanpa mempedulikan dua anaknya, New langsung menggandeng Ohm yang menenteng bungkusan bebek untuk masuk.

Tersisa Pluem dan Nanon di teras rumah saling pandang. Satu menatap bingung, satu menatap kurang suka.

"Tega lu, Dek. Nggak nyangka gue lu sama Frank sama aja ternyata." Desis Pluem sinis.

Nanon yang bingung makin tak paham kala mendengar kalimat Pluem. "Loh, Abang pengen bebek juga? Maaf deh Adek belinya cuma satu doang buat Papa tadi."

"Bukan masalah bebek ege!!"

"Terus?"

"Kok kalian ngelangkahin gue dapet pacar duluan?? Dulu Frank, sekarang elu. Tega sumpah kalian." Kata-katanya didramatisir, sok tersakiti.

"Lah katanya Abang juga lagi PDKT sama cewek? Siapa tuh namanya temen Abang yang Polwan itu?"

"Puimek?"

"Nah iya, Mbak Puim. Gimana tuh kabarnya?"

"Kalau sama dia beneran Abang yang diimamin sholat bisa-bisa, Non. Bukan ngimamin dia."

"Lah?"

"Naik motor maunya dia yang bawa, Abang nggak bisa ngebut katanya. Lagi jalan ada jambret, dia juga yang lawan, Abang kurang gesit katanya. Sparing tinju juga Abang mulu yang kalah, bukan ngalah ya ini kalah beneran."

"Hadeuuuuhhh.. dapet alpha female tuh namanya kalau di cerita ABO."

"ABO apaan?"

"Anggepaja Bimbingan Orangtua." Jawab Nanon tak mau menjelaskan lebih jauh soal bacaannya yang absurd. "Lagian lo nyari pacar kriterianya susah sih, mesti cantik putih tinggi langsing, itu orang apa bihun seribuan???"

"Itu namanya standar Non, standar.."

"Standar biji lo kembar? Lihat deh Bang di sekitar lo tuh. Ada kali yang setia dari dulu nungguin nggak lo notis-notis."

"Siapa? Temen lu ya? Temen lu ada yang naksir gue?" Pluem mulai tertarik dengan obrolan ini ternyata.

Nanon mendengus kecil. Mulai melangkah ke arah pintu sembari menjawab rasa ingin tahu Kakak tertuanya. "Bukan lah, mana kenal temen gue sama lo."

"Terus siapa? Tetangga kita?"

Yang ditanya menoleh. Menatap Abangnya dengan senyum manis berhias dimple miliknya. "Yang setia nungguin Abang, nungguin notisan Abang tuh malaikat isra'il."

HASIL KONDANGAN (OHMNANON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang