2

7.2K 910 280
                                    

Suara gema lagu random yang diremix sesuai selera rakyat masih mengalun dari speaker yang punya hajat. Panggung sudah kosong tak berisi karena para pemain band yang sudah lelah dan berpencar ke segala arah mencari sisa hidangan prasmanan.

Mengabaikan Chimon yang sedang collab berjoget ria dengan beberapa tukang parkir dan tukang jualan balon anak-anak di depan sana, Nanon masih khusyu' memisahkan potongan kecil petai dari menu sambal goreng ati yang dipilihnya dari meja hidangan.

"Makan aja kali, dek. Dari pada repot misahin gitu."

Nanon mendongak. Mendapati seraut lelaki berjas hitam yang Nanon ingat sebagai salah satu anggota band yang mengiringinya menyanyi tadi.

"Saya yang repot kok situ yang sewot. Lagian saya udah kuliah, bukan dedek-dedek." Judes Nanon.

Si lelaki menggelar tawa atas sikap acuh Nanon. Menarik kursi plastik yang ada di dekatnya, ia duduk di depan si manis sama-sama memegang piring makan siang.

"Sini buat aku aja petenya. Mubadzir kalau dibuang." Si lelaki memajukan piringnya pada Nanon, meminta kumpulan petai di sisi piring si manis.

"Ya udah nih." Akhirnya Nanon memberikan karena tak mau diganggu lebih lanjut.

"Cemberut aja, kenapa? Nggak kebagian souvenir?" Tapi perkiraan Nanon meleset, si lelaki masih saja mengganggunya di sela makan.

Nanon melirik sejenak, namun tak menjawab.

"Atau makanan yang kamu incer udah keburu habis?"

"Ck. Kepo!!"

Si lelaki tertawa lagi. Menampakkan sisa cabai dari kuah rendang yang menempel di gigi.

"Jangan-jangan, kamu mantannya si manten yang ditinggal nikah ya??" Goda si lelaki setelah tawanya reda, begitu jleb menusuk hati.

Tang!!!

Sendok di tangan dilempar kasar ke atas piring. Hidung Nanon sudah kempas-kempis dengan wajah merah menyala menahan kesal pada si lelaki.

"BERISIK BANGET SI LO, NGGAK TAU GUE LAGI LAPER APA?? GUE COCOL SAMBEL JUGA LO!!!"

Deg.

Hening. Nanon melihat sekeliling ketika kalimatnya selesai. Semua mata kini menatap tepat ke arahnya. Bahkan tak terkecuali si babang mantan yang sedang melongo mangap karena akan disuapi sang istri, sayang suapannya menggantung di udara karena istrinya fokus menatap keributan Nanon di depannya.

"Eh, maaf semuanya. Pacar saya lagi PMS makanya suka marah-marah gini. Maaf, maaf." Si lelaki di depan Nanon yang ambil kendali suasana karena melihat Nanon tak bereaksi apa-apa.

"Permisi semuanya.." lalu tanpa aba-aba tangan Nanon digandeng, lebih tepatnya ditarik keluar area menuju tempat parkir di mana sebuah Honda CBR hitam berada.

"Mau ke mana?" Nanon masih melongo sambil bertanya. Masih memikirkan juga mengapa ia diakui pacar oleh si lelaki yang tak dikenalnya. Apalagi sedang PMS katanya?? Hei, imut-imut begini Nanon juga masih punya batang.

"Kemana aja dah, yang penting pergi dari sana." Jawab si lelaki mengeluarkan kunci motor dari sakunya.

"Tapi kan..."

"Emang kamu nggak malu lama-lama ada di sana?"

Tengkuk Nanon digaruk meski tak gatal sama sekali. "Ya.. malu lah..." Telinganya merah mengingat kebodohannya tadi.

"Makanya ayo naik buruan kita pergi."

Dan dengan bodohnya Nanon menurut, naik ke boncengan tinggi motor si lelaki dan menurut saja dibawa pergi tanpa helm melindungi.

HASIL KONDANGAN (OHMNANON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang