26

2.9K 471 123
                                        

Senja tak menampak indah karena mendung yang menggelantung di antara mega. Meski begitu nyatanya hujan tak turun jua, hanya membuat suhu menurun. Paling tidak itu cukup aman bagi Ohm yang lupa membawa jas hujan serta Nanon yang enggan memakai helm.

Riuh tiba-tiba di perempatan jalan tak dihirau, dikira badut mampang yang berjoget di lampu merah. Nyatanya lebih kacau. Di depan sana sudah berjejer beberapa Polisi lengkap berseragam memberhentikan beberapa pengendara motor yang kepengkapannya kurang.

"Aduh gimana nih, kamu nggak pake helm segala." Gelisah Ohm. Mau kabur putar balik juga percuma Polisi di depan sana sudah melihat mereka.

"Yang tenang makanya. Pura-pura jalan aja biasa, pasti nggak diberhentiin kok." Usul Nanon yakin.

Dengan segera Ohm pasang muka sok tanpa salah. Mengendarai motornya pelan dengan senyum sopan.

"Mas, silahkan berhenti sebentar!!" Tapi tetap saja motornya diberhentikan. Sepertinya Nanon lupa kesalahan mereka bukan tak bawa SIM atau STNK, tapi tidak pakai helm yang jelas tidak bisa disembunyikan. Mau pura-pura tenang juga pasti ketahuan.

"Eh, selamat sore, Pak." Sapa Ohm cengar-cengir.

"Sore. Mas berdua ini pacaran?"

"I..iya, Pak."

"Mas tau kesalahan pacar Mas masing-masing??"

Ohm dan Nanon saling berpandangan. "Tau." Jawab mereka serempak.

"Apa?"

"Pacar saya nggak pakai helm, Pak." Jawab Ohm.

Sang Polisi mengangguk. "Kalau Mas? Tau pacarnya salah apa?" Kali ini bertanya pada Nanon.

Nanon mengangguk mantap. "Tau lah, Pak. Jelas."

Membuat Ohm celingukan mencari kelasahannya. Helm ada, STNK dan SIM ada, kecepatan normal, lalu di mana letak kesalahannya??

"Kesalahan pacar saya banyak, Pak. Suka bales lama kalau dichat, bilangnya belajar padahal main game, suka ngedipin cewe-cewe kalau lewat lorong kampus, suka namain kontak mantan pake nama pedagang, kaya Toey tukang gas, Prigkhing mbak sayur, sama First roti unyil, terus punya otak tapi dipakenya jarang lebih sering buat pajangan, sama isi otaknya 18+ doang, Pak."

Sang Polisi ikut terbengong bersama Ohm mendengar penjelasan panjang lebar Nanon.

"Non, kok kamu tau?"

"GWS dah, Mas. Silahkan dilajut aja Mas perjalanannya, saya takut kalau kelamaan di sini malah akan terjadi pertumpahan darah antara kalian."

"Hah?"

"Makasih banyak, Pak. Nanti kalau saya sama pacar saya putus saya balik ke sini deh Pak." Nanon.

"Ngapain Mas? Mau nyalahin saya?"

"Nggak lah. Mau nyari Bapak, mau saya pacarin. Ehehe."

"Eh, astagfirullah istri saya udah dua, Mas."

"Emang kalau nambah saya jadi istri ketiga nggak mau?"

"YA MAU LAH!!!"

Diam-diam Ohm mencatat dalam otaknya nama lengkap si Polisi yang tertera di name tag bagian dada. MOND TANUTCHAI.

Kalau Nanon beneran jadi bini ketiga lu, gue kirim santet paket free ongkir buat lu Pak Mond!!! -batin Ohm menatap sengit




....




Selepas insiden istri ketiga, eh insiden gagal tilang maksudnya, Ohm dan Nanon sempatkan mampir ke restoran bebek yang namanya sudah mahsyur seantero negri. Bebek Goreng Haji Slamet.

HASIL KONDANGAN (OHMNANON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang