00.30

661K 68.1K 49K
                                    

Hai, Vren!

Follow sebelum baca yaa, banyak part yang akan aku private.

Baca ulang part sebelumnya ya🥰

Absen jam berapa kamu baca part ini!

👇Wajib tonton video di bawah sampai akhir👇

PRIVATE INSTAGRAM MASNAKA AKAN DIBUKA DALAM WAKTU DEKAT, DAN AKAN SEGERA DITUTUP KEMBALI.

JANGAN SAMPAI KELEWATAN KESEMPATAN YANG SEPERTINYA HANYA AKAN DATANG SATU KALI.

JANGAN SAMPAI KELEWATAN KESEMPATAN YANG SEPERTINYA HANYA AKAN DATANG SATU KALI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Masuk sini, Kara.” Terlihat Afni, Bunda Masnaka mengajak Lengkara untuk masuk ke dalam kamar putranya itu.

Hari ini tepat ulang tahun Lengkara, Afni mengajak Lengkara untuk datang main ke rumahnya. Walaupun Masnaka sudah tidak ada, hubungan Afni dan Lengkara tetap terjalin dengan baik.

Lengkara terdiam sejenak di ambang pintu kamar milik laki-laki yang sampai saat ini masih sangat ia cintai. Gadis itu mengeratkan genggamannya pada tali tas selempang yang ia kenakan.

“Sini, sayang.” Panggilan Afni membuat Lengkara tersenyum tipis, ia kemudian melangkah masuk ke dalam kamar Masnaka menghampiri Afni yang kini sudah duduk terlebih dulu di atas kasur Masnaka.

“Kara.” Seseorang memanggil Lengkara, langkah gadis itu terhenti begitu saja.

Suara Masnaka tertangkap di telinganya. Gadis itu dengan segera menoleh ke belakang ke arah pintu kamar.

Tubuh gadis itu mematung, dirinya tak berkutik melihat pemilik senyum hangat yang sedari kemarin ia rindukan.

Ada Masnaka di sana, menggunakan seragam sekolah, berdiri bersedekap dada sambil bersandar di daun pintu.

‘Gimana keadaan kamu hari ini?’

Lengkara terdiam tak dapat bersuara, mata gadis itu memanas melihat sosok Masnaka di hadapannya.

Kara.’ Kini suara datang dari depan meja belajar, Lengkara kembali menoleh.

‘Kalau ada yang sakit bilang ke aku, nanti aku yang obatin.’ Terlihat Masnaka duduk sambil menggambar siluet seorang gadis di atas sebuah kertas.

Air mata Lengkara perlahan turun, sungguh ia sangat merindukan sosok Masnaka, rasanya ia bisa gila hanya karena rasa rindu itu.

Kara.’

Kini sosok Masnaka dewasa terlihat berdiri beberapa meter tepat di hadapannya.

Dengan tatapan sendunya, laki-laki itu tersenyum tipis, seolah-olah mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

01.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang