01.00

476K 47.7K 17K
                                    

Hai, Vren!

Hihi sebulan lebih ga up, maaf ya❤🤟

Follow sebelum baca yaa, banyak part yang akan aku private.

Baca ulang part sebelumnya ya🥰

Absen jam berapa kamu baca part ini!

Absen jam berapa kamu baca part ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa tahun yang lalu

Langkah kaki Masnaka terhenti begitu saja, ia terdiam di depan tempat parkir begitu melihat Deo dan Geo bersama-sama turun dari motor... yang hancur.

"Gila lo! Gada adab! Gada akhlak!"

Suara Deo yang baru saja melepas helm terdengar jelas di seantero parkiran SMA Vandalas. Masnaka yabg mendengarnya bergegas berjalan menuju kearah keduanya.

"Untung gue gak mati dodol!" maki Deo sekali lagi pada kembarannya itu.

"Lo pada kenapa?" tanya Masnaka yang kini sudah berdiri di hadapan keduanya, dahi lelaki itu berkerut melihat motor milik kakak beradik itu yang hancur bagian depannya.

"Lo berdua kecelakaan?" Masnaka dapat dengan jelas melihat celana Deo yang sobek dan memiliki bercak darah di bagian lututnya.

"Pake nanya lagi lu!" ucap seorang gadis yang muncul tiba-tiba. Prima bak kunti di siang bolong muncul begitu saja di tengah-tengah ketiganya.

Prima yang baru saja datang langsung merendahkan tubuhnya—berjongkok—dan menatap ngeri luka di lutut Deo.

Geo menghela napas panjang sebelum akhirnya berbicara. "Gue ama Deo jatuh di perempatan warung Nasi Kuning Mpok Ip—"

"Shhht!" potong Deo, jari telunjuk laki-laki itu hinggap di bibir Geo, membuat bibir Geo mau tak mau mencong ke sebelah kanan.

"Biar gue yang cerita," lanjut Deo. Dengan bulir air mata yang ia paksa keluar, Deo mulai bercerita seolah-olah menjadi seseorang yang sangat teraniaya.

"Jadi...." Deo menjelaskan panjang lebar mulai dari awal mereka naik motor hingga akhirnya keduanya jatuh tersenggol becak di perempatan.

"Gue kejepit motor, Ka!" ucap Deo dramatis. Tangan laki-laki itu kemudian naik menunjuk kembarannya.

"Nih bocah bukannya nolongin gue malah ngumpulin kerupuk nasi kuningnya yang jatuh di jalanan." Deo mengakhiri ceritanya dengan mengusap air mata yang... sebenarnya tidak ada.

"Sakit De?" tanya Prima masih anteng menatap luka di lutut Deo.

"Sakit, tiup- Anj!" pekik Deo, laki-laki itu spontan menutup mulutnya menggunakan tangan saat jari telunjuk Prima dengan tiba-tiba menusuk lukanya.

"Arrrrgh!" teriak Deo merasakan keperihan yang teramat sangat. Sementara Geo dan Masnaka anteng memakan kerupuk nasi kuning yang Geo sempat selamatkan sebelumnya.

01.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang