Hai, Vren!
Follow sebelum baca yaa, banyak part yang akan aku private.
Baca ulang part sebelumnya ya🥰
Absen jam berapa kamu baca part ini!
Suara ketukan brutal di pintu membuat Lengkara langsung menyimpan gitar yang sedari tadi ia mainkan di bawah kasur.
“BUKA, KARA!” Teriakan seorang wanita dari luar kamar membuat Lengkara langsung bergegas berjalan ke arah pintu.
“Mama udah pulang? Kak Aslan mana?” tanya Lengkara begitu membuka pintu dan mendapati Nina di depan kamar.
Satu tamparan keras Lengkara terima begitu saja dari Nina, mamanya.
“Kamu gak usah bertingkah seolah-olah kamu gak lagi dalam masalah, Kara!” Nina membentak sembari mendorong tubuh gadis itu untuk kembali masuk ke dalam kamar. Dengan cepat wanita itu menutup pintu dan mengunci keduanya di dalam kamar.
Lengkara menghela napas pelan. “Kak Aslan mana, Mah?” tanyanya.
“GAK USAH NGALIHIN PEMBICARAAN!” bentak Nina. Mata Lengkara terpejam begitu saja, kedua tangan gadis itu terkepal kuat di kedua sisi tubuhnya.
“Mau seberapa tidak ada harganya lagi kita di depan papa kamu?” tanya Nina sembari mendorong tubuh anaknya dengan kasar di atas kasur.
“Mama kenapa lagi sih?” tanya Lengkara yang sudah mulai muak.
“KAMU YANG KENAPA?” Nina terdengar sangat marah. “KAMU ITU HARUSNYA BERSYUKUR KARA! KITA MASIH BISA TINGGAL DI RUMAH INI DAN GAK DIUSIR SAMA PAPA KAMU!”
Lengkara menatap datar wanita di hadapannya itu. “Mah-.”
“Kara!” Nina memotong ucapan Lengkara begitu saja. “Kamu nyakitin Nilam di hari pertama kamu pindah sekolah!” Ucapan Nina membuat Lengkara mengembuskan napas panjang.
‘Semua selalu saja tentang Nilam.’
“Mama mohon-mohon ke Papa kamu supaya masukin kamu ke sekolah yang sama dengan Aslan dan Nilam supaya kamu bisa berbaur kembali dengan mereka! Tapi kamu malah seperti anak tidak tau diri yang selalu cari masalah.”
Raut wajah Lengkara berubah begitu mendengar ucapan yang keluar dari mulut Nina, gadis itu menatap tak percaya ke arah wanita itu. “Mah, Lengkara gak pernah minta buat satu sekolah sama mereka!” Intonasi suara Lengkara naik di akhir kalimatnya.
Tamparan keras kembali mengenai pipi Lengkara hingga suaranya terdengar menggema di dalam kamar itu. “Mama tau yang terbaik buat kamu!”
KAMU SEDANG MEMBACA
01.00
Teen Fiction"𝙷𝚞𝚓𝚊𝚗 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚞𝚛𝚞𝚗." -𝓐𝓶𝓮𝔂𝓼𝓲𝓪𝓪, 01.00 ••• "Kematian yang mencintai kehidupan." - 01.00 ••• "Akan aku jadikan kamu tokoh terfavorit dalam hidupku." - Lengkara Putri Langit ••• "Kamu adalah...