Hai, Vren!
Absen jam berapa kamu baca part ini!!
Masih kuat gak puasanya hari ini?
Spam '01.00' dulu sebelum baca!
Jangan lupa Votenya💜
Sebentar lagi kita berpisah
SETELAH menahan emosinya selama menelepon Erik, Masnaka akhirnya mendapatkan sebuah informasi. Pria paruh baya itu mengaku sudah tidak pulang ke rumah selama beberapa hari, jadi ia tidak tahu menahu tentang masalah yang terjadi di rumahnya. Meskipun terdengar meyakinkan, ia tidak mau sepenuhnya percaya.
Masnaka kembali ke kelas sambil membawa boneka bantal berukuran kecil di tangannya. Barang yang ingin ia ambil di bagasi motornya tadi adalah boneka bantal ini. Boneka yang beberapa hari lalu Lengkara perhatikan di sebuah toko.
Rencananya, ia ingin memberikan boneka itu secara diam-diam dengan menaruhnya di dalam laci meja.
Masnaka mengintip lewat jendela untuk melihat keadaan di dalam kelas. Kalau Lengkara tidak ada, berarti ia bisa langsung memasukkan boneka itu ke dalam laci Lengkara. Namun, kalau gadis itu ada, ia akan menyimpan boneka itu ke mejanya terlebih dulu sebelum menemukan waktu yang pas untuk memasukkannya ke dalam laci Lengkara.
Hanya saja, pemandangan yang ia dapatkan ternyata tidak sesuai dengan ekspektasinya. Di dalam sana, Lengkara sedang duduk berdua dengan Sekala di mejanya. Sekala terlihat membawakan buket bunga tulip yang sangat besar untuk gadis itu.
Masnaka kembali melirik boneka bantal berukuran kecil di tangannya itu.
Harga boneka yang ia genggam ini pasti tidak sebanding dengan buket yang dibawa Sekala.
Masnaka menghela napas pelan. Pada akhirnya, lelaki itu hanya memilih duduk sendirian di kursi koridor dibanding masuk ke dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
01.00
Teen Fiction"𝙷𝚞𝚓𝚊𝚗 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚞𝚛𝚞𝚗." -𝓐𝓶𝓮𝔂𝓼𝓲𝓪𝓪, 01.00 ••• "Kematian yang mencintai kehidupan." - 01.00 ••• "Akan aku jadikan kamu tokoh terfavorit dalam hidupku." - Lengkara Putri Langit ••• "Kamu adalah...