Hai, Vren!
Follow sebelum baca yaa, banyak part yang akan aku private.
Baca ulang part sebelumnya ya🥰
Absen jam berapa kamu baca part ini!
"Nanti sore jadi ke panti?" Sekala datang dan duduk bergabung di kursi kantin bersama Masnaka dan Si Kembar yang sedang makan pangsit. Tak ada jawaban, ketiganya fokus dengan makanan di hadapan mereka masing-masing.
Sekala mendengus jengah. "Trio FINO, Food Is Number One."
"Shuuut!" balas Masnaka dan Si Kembar kompak. Deo terlihat berdiri dari kursinya dan langsung menuju ke stand pangsit Bu Inem, lalu lelaki itu kembali dengan satu mangkok pangsit di tanganya.
Ia kemudian menaruh mangkok pangsit itu tepat di hadapan Sekala. "Makan!"
Sekala menatap heran ke arah Deo. "Lah-"
"Habisin dulu, jangan ngomong," interupsi Masnaka.
Deo kini sudah kembali duduk di kursinya dan melanjutkan makannya, pun dengan Masnaka dan Geo. Menurut ketiganya, makan adalah kegiatan sakral yang sama sekali tak boleh diganggu.
Sekala menghela napas pelan, hal seperti ini sudah sangat biasa terjadi. Pada akhirnya lelaki itu menyerah dan ikut anteng makan bersama ketiganya.
"Gimana persiapan makanan buat anak-anak bentar?" tanya Masnaka pada Geo, ketika keempatnya sudah selesai makan.
"Udah, paling ntar pulang sekolah kita langsung ambil ke warung makan terus langsung gas ke panti," ujar Geo.
Masnaka mengangguk paham, ia lalu menoleh ke arah Deo. "Buku-buku cerita udah siap?" Deo mengangguk sembari menunjukkan daftar nama-nama buku yang sudah ia persiapkan sejak minggu lalu.
Masnaka tersenyum tipis, disela-sela napasnya yang terasa kian berat. "Bagus deh. Semoga ntar semua berjalan lancar seperti bulan lalu."
"Lo sakit?" Pertanyaan itu tiba-tiba saja keluar dari mulut Sekala. Wajah Masnaka terlihat pucat sedari tadi, lelaki itu pun terlihat kesusahan hanya sekedar menarik napas.
Gerakan tangan Masnaka yang sedari tadi mengecek list judul-judul buku di ponsel Deo terhenti begitu saja. Pandangan lelaki itu perlahan naik menatap wajah Sekala. "Sakit?" Lelaki itu tergagap di awal ucapannya.
Sekala, Deo, dan Geo, sama-sama melirik ke arah Masnaka. Dahi ketiganya berkerut begitu saja. Masnaka terlihat seperti orang yang baru saja ketahuan melakukan suatu kesalahan?
"Muka lo pucet gitu, gak kayak biasanya," ujar Geo langsung.
Masnaka terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela napas lega. "Gue cuma kecapean."
"Yakin?" tanya Sekala, tangan laki-laki itu naik memegang pundak Masnaka.
Masnaka merotasikan bola matanya. Ia tak suka ditanya-tanya seperti ini. "Gue gak kenapa-kenapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
01.00
Teen Fiction"𝙷𝚞𝚓𝚊𝚗 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚞𝚛𝚞𝚗." -𝓐𝓶𝓮𝔂𝓼𝓲𝓪𝓪, 01.00 ••• "Kematian yang mencintai kehidupan." - 01.00 ••• "Akan aku jadikan kamu tokoh terfavorit dalam hidupku." - Lengkara Putri Langit ••• "Kamu adalah...