Hai, Vren!
Absen jam berapa kamu baca part ini!!
Nabung vren, biar bisa meluk 01.00❤️
Spam '01.00' dulu sebelum baca!
Baca perlahan-lahan, pahami tiap kata dan kalimatnya. Kuatkan hati dan lapangkan dada.
Satu part sebelum kita berpisah.
-Datang, bergabung dengan luka, dan rasakan sakitnya.-
Lengkara membulatkan keputusannya untuk tidak mendatangi makam Masnaka untuk yang terakhir kalinya.
Gadis itu terlihat mengunci pintu rumahnya, lalu menyeret koper yang berisikan barang-barangnya ke luar teras, di tangan satunya ia membawa boks berukuran sedang di genggamannya.
Aslan sedang memanaskan mobil. Sementara Nina, wanita itu sudah siap terlebih dahulu dan sudah masuk duluan ke dalam mobil.
"Udah gak ada yang ketinggalan?" tanya Aslan.
Langkah Lengkara terhenti. Gadis itu terlihat kembali menoleh ke arah pintu rumahnya.
Di dalam sana, ada babo yang dengan sengaja ia tinggal sendirian. Gadis itu terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya kembali berjalan ke mobil.
"Gak ada, Kak," ucapnya sambil menyodorkan koper miliknya ke pada Aslan untuk dimasukkan ke dalam bagasi.
"Sekala ama Kembar di mana?" Aslan menanyakan kabar teman-teman adiknya itu.
"Ketemu di bandara aja kata mereka," jawab Lengkara.
"Oke, masuk. Kita jalan sekarang!" pinta Aslan.
Aslan dan Nina duduk di kursi depan. Sementara Lengkara duduk sendirian di kursi tengah bersama boks berukuran sedang yang ia bawa.
Mobil mulai berjalan. Gadis itu kembali melirik ke arah jendela kamarnya. Mungkin ia akan kembali ke sini saat dirinya sudah lulus dan menyandang gelar sarjana nanti.
"Namanya Babo."
"Babo?"
"Iya, ini Babo.... Dan yang ini Babu, hehe."
Lengkara terdiam beberapa detik, sebelum akhirnya senyum tipis perlahan terbit di wajahnya.
"Selamat tinggal, Babo."
KAMU SEDANG MEMBACA
01.00
Teen Fiction"𝙷𝚞𝚓𝚊𝚗 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚞𝚛𝚞𝚗." -𝓐𝓶𝓮𝔂𝓼𝓲𝓪𝓪, 01.00 ••• "Kematian yang mencintai kehidupan." - 01.00 ••• "Akan aku jadikan kamu tokoh terfavorit dalam hidupku." - Lengkara Putri Langit ••• "Kamu adalah...