12.00

155K 18.9K 9.6K
                                    

Hai, Vren!

Absen jam berapa kamu baca part ini!!

Spam '01.00' dulu sebelum baca!

Jangan lupa Votenya🥺

10k vote dan 10 k komen untuk lanjut🌹

10k vote dan 10 k komen untuk lanjut🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 12.00

"Kita hidup di dunia yang sama namun dengan garis takdir yang berbeda. Kamu ditakdirkan untuk bahagia dan aku ditakdirkan untuk membahagiakan kamu." – Masnaka

"Karena kisah kita, bukanlah hanya sekedar cerita." – Lengkara

Lengkara yang rencananya mau bersantai-santai  sambil menulis novel di minggu pagi itu buru-buru bangun dan bersiap-siap saat mendapat pesan dari Masnaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lengkara yang rencananya mau bersantai-santai  sambil menulis novel di minggu pagi itu buru-buru bangun dan bersiap-siap saat mendapat pesan dari Masnaka. Lengkara dengan segera keluar dari kamarnya setelah mencuci wajahnya dan mengganti pakaiannya.

Lengkara tersenyum lebar saat melihat Masnaka duduk di atas sepeda dengan peluh di sekitar wajahnya.

"Tumben banget naik sepeda," ujar Lengkara pelan sambil menghampiri lelaki itu.

Masnaka tersenyum tipis. "Biar sehat," jawab lelaki itu singkat.

"Tapi jarak dari rumah kamu ke sini kan lumayan jauh, Ka."

Tangan Masnaka naik menyugar rambutnya yang sedikit basah karena keringat. "Jadi ikut gak ke danau?" tanya Masnaka.

"Aku gak ada sepeda," jawab Lengkara santai.

Masnaka menghela napas pelan, ia kemudian menepuk kursi penumpang yang sudah ia modifikasi di sepedanya khusus untuk Lengkara.

"Kursi milik Tuan Putri."

Lengkara tertawa geli dipanggil tuan putri oleh Masnaka. "Lagi!" seru Lengkara.

01.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang