Hai, Vren!
Absen jam berapa kamu baca part ini!!
Jangan lupa promosiin cerita ini ke teman kamu ya❤️
Spam '01.00' dulu sebelum baca!
Jangan lupa Votenya💜
Kalau ditanya karma apa yang cocok untuk seorang penjahat yang sangat keji, kira-kira karma apa yang akan kalian sebutkan?
Saat ini, Lengkara sudah berada di depan panti rehabilitasi jiwa. Ia hanya berdiri di depan pintu masuk seraya menatap lalu lalang petugas dan pasien sambil memikirkan hal itu—karma. Ia datang bersama Aslan dan Sekala.
Tidak, Lengkara bukan datang untuk rehabilitasi, tapi untuk menemui seseorang. Ia ingin menyelesaikan masalah yang selama ini belum selesai.
"Udah siap?" tanya Aslan lembut saat jari-jemari Lengkara menarik ujung bajunya.
"Kalau belum siap, besok masih ada waktu kok." Kali ini Sekala yang berucap.
Aslan dan Sekala adalah orang yang benar-benar selalu berada di sampingnya semenjak Masnaka pergi. Tak lupa juga Deo dan Geo sering mampir ke rumahnya untuk sekedar menghiburnya.
Selebihnya tidak ada lagi.
Prima. Gadis itu menghilang begitu saja saat penglihatan Lengkara kembali. Lengkara tahu, kepergian gadis itu pasti ada hubungannya dengan masalah yang terjadi dengan mereka sebelumnya, mengingat orang tua Prima adalah bawahan Erik dahulu.
Lengkara tak tahu, kapan ia akan bisa bertemu dengan Prima lagi, atau bahkan mungkin selamanya ia tidak akan bertemu dengan gadis itu lagi.
Kepergian Prima juga menjadi salah satu alasan perubahan sikap Deo saat ini, walau jiwa usil lelaki itu tetap ada, namun kadang lelaki itu terlihat lebih pendiam dan kaku dibanding biasanya.
Lengkara menghela napas pelan. "Ayo masuk, dan selesaikan hari ini," ucap Lengkara mantap lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam bangunan putih di hadapan mereka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
01.00
Teen Fiction"𝙷𝚞𝚓𝚊𝚗 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚞𝚛𝚞𝚗." -𝓐𝓶𝓮𝔂𝓼𝓲𝓪𝓪, 01.00 ••• "Kematian yang mencintai kehidupan." - 01.00 ••• "Akan aku jadikan kamu tokoh terfavorit dalam hidupku." - Lengkara Putri Langit ••• "Kamu adalah...