13.00

107K 15.9K 3.5K
                                    

Hai, Vren!

Absen jam berapa kamu baca part ini!!

Spam '01.00' dulu sebelum baca!

Jangan lupa Vote part ini dan part selanjutnya

10k vote dan 10 k komen untuk lanjut🌹

Rabu malam ini, Masnaka pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan mingguan dengan Dokter Bima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rabu malam ini, Masnaka pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan mingguan dengan Dokter Bima. Masnaka pergi sendirian ke sana, kegiatan kantor Afni yang lumayan sibuk membuat wanita itu tidak dapat menemani putranya untuk melakukan pemeriksaan.

Masnaka terlihat keluar dari ruangan Dokter Bima setelah bicara kurang lebih tiga puluh menit di dalam sana.

'Reaksi tubuh kamu terhadap obat-obatan yang kami berikan sejauh ini lumayan bagus. Semangat bertahannya ya, Ka.'

Masnaka tersenyum kecut mengingat perkataan Dokter Bima. Semangat bertahan, bukan semangat sembuh yang ia dapatkan dari dokter itu.

Masnaka berjalan di koridor ruang rawat khusus pasien kanker, langkah kaki lelaki itu terhenti saat melihat Vina—Ibu Odi—tengah berdiri di depan pintu ruang inap anaknya itu. Wanita itu terlihat hanya diam berdiri tanpa ada tanda-tanda akan masuk ke dalam ruangan.

Masnaka kembali mengingat percakapannya dengan Dokter Bima, dokter itu tadi membahas sedikit tentang kondisi Odi. Beberapa hari yang lalu gadis kecil itu sempat drop, ia baru bisa bangun hari ini, setelah tidak sadar selama beberapa hari.

Masnaka menghela napas pelan, ia berjalan mendekat ke arah Vina. "Bu," panggil Masnaka.

Vina yang sedari tadi melamun langsung sadar dan menoleh ke arahnya. "Eh, Mas Naka." Vina menyapa balik Masnaka, raut wajah wanita itu seketika berubah ceria untuk menutupi kesedihannya.

"Keadaan Odi sekarang gimana, Bu?" tanya Masnaka, ia mengintip lewat kaca di pintu ruangan itu. Di dalam sana bisa dilihat Odi yang tengah berbaring di atas kasur sambil menatap kosong langit-langit kamar itu.

Vina menghela napas pelan. "Alhamdulillah baik, Mas," jawab Vina. Tangan wanita itu bergerak membuka pintu ruang rawat itu.

"Masuk, Mas," ajak Vina dan langsung mendapat anggukan setuju dari Masnaka.

"Hai, cantik," sapa Masnaka. Odi yang mendengar suara Masnaka langsung menoleh ke arah pintu dan tersenyum tipis begitu melihat wajah lelaki itu.

"Kak Naka," sapa gadis kecil itu sangat pelan. Selang-selang medis yang terhubung dengan tubuhnya membuat pergerakan gadis kecil itu terbatas.

Masnaka berjalan mendekat ke sebelah ranjang tempat Odi berbaring. "Gimana perasaan kamu?" Laki-laki itu merendahkan tubuhnya, lalu mengusap lembut kening gadis kecil itu.

01.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang