"Are you ready?" tanya Prav pada wanita yang ada di hadapannya.
Di depan ribuan tamu undangan, Prav menyematkan cincin di jari manis Ruwi Arlatta, artis yang pernah menjadi lawan mainnya yang kini berakhir menjadi tunangannya.
Ruwi Arlatta tersenyum dan mengangguk, cincin berlian yang Prav pesan sudah terpasang di jari manis tunangannya. Dan riuh tepuk tangan para tamu undangan menjadi pemanis hari besar Prav dengan Ruwi. Di sisi Prav, Mauli Ibunya mencium kening Ruwi dan memeluk wanita itu.
"Selamat datang di keluarga, Ruwi." ucap Mauli kepada Ruwi.
Ruwi membalas pelukan hangat Mauli. "Terima kasih, Tante.. Mohon bimbingannya untuk mengenal lebih dalam keluarga Arjanta ya, Tante."
Mauli mengangguk, lantas dia berbalik memeluk putra sulungnya dan menepuk bahu Prav. "This is your decision, Son. Apa pun keputusan kamu, Mami akan selalu dukung kamu."
Prav mencium pelipis Mauli dan mengangguk. "Mami doakan saja, apa yang aku upayakan untuk kebaikan aku dan Ruwi sekarang."
Mauli mengangguk dengan haru, setelahnya Prav mendapatkan ucapan selamat dari para saudara, sepupu dan sahabatnya. Hanya satu orang yang tidak mengucapkan selamat kepadanya meskipun tahu ini adalah hari besar Prav.
Mustahil jika media tidak meliput, karena Ruwi Arlatta adalah artis papan atas, sementara Prav jangan ditanya bagaimana hebatnya reputasi pria itu di dunia musik dan industri perfilman tanah air.
Semua rekan sejawat artis tanah air memberikan selamat kepada Prav dan Ruwi. Mereka berpasangan beberapa tahun yang lalu, tidak heran bahan perbincangan panas yaitu bahwa Ruwi Arlatta adalah gadis yang Prav sembunyikan selama tiga tahun terakhir. Pada kenyataannya, Prav..
"Na," Prav mendatangi Nana, sahabatnya yang baru saja memberikan izin kepada dua anak kembarnya untuk pergi mengelilingi ballroom yang besar. "Gue ada salah sama lo?"
Nana mendongak menatap Prav lantas menggeleng dan memberikan senyuman bahwa dia baik-baik saja. "Nggak, Prav. Lanjut sana, banyak tamu tuh."
"Lo bohong.." cetus Prav dengan gamang.
"Bohong apa?"
"Soal dia."
"Ngapain lo bahas dia di acara pertunangan lo? Apa lo gila?" tanya Nana dengan garang. "Balik sana! Ladeni tamu lo!"
Raphael datang ke sisi Nana mengusap bahu istrinya. Nana kecewa, karena Prav ternyata bukan pria yang pandai mengetahui isi hatinya. Mau sampai kapan Prav membohongi dirinya sendiri?
Dibalik semua kebahagiaan hari ini, Nana tahu ada seseorang yang menahan kebahagiaannya. Tapi apa urusannya kenapa Nana harus mengkhawatirkan Prav sebegini rupanya? Dia menyayangi sahabatnya, mempercayai sahabatnya. Tapi keputusan bertunangan dengan Ruwi Arlatta tiga bulan terakhir adalah keputusan yang paling membuat Nana takut.
Selain kehancuran, hal apa lagi yang Prav inginkan?
"Sayang.. Kamu terlalu berlebihan kalau mikirin Prav kayak gini, dia pria dewasa bukan anak kecil yang harus dibimbing lagi, Na." jelas Raphael kepada Nana.
"Aku tahu, Raf.." Nana memejamkan matanya untuk sesaat guna menghilangkan rasa kecewa. "Tapi intuisi aku seburuk itu soal Prav sama Ruwi."
"Hey, listen." Raphael meraih kedua bahunya dan membuat Nana menatap suaminya dengan tegas. "Kamu bukan Tuhan, dan kamu bukan siapa-siapa yang berhak menilai baiknya Prav berhubungan. Kamu juga bukan tempat yang harus menahan kenangan, perpisahan, kejadian atas kendali hidup Prav. Prav punya kendali hidupnya sendiri, Sayang. Percaya sama aku, Prav bisa handle segalanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Joy Be, Your Heart's Name. | TAMAT
RomanceAnkatara Pravinda Arjanta adalah penyanyi dengan sifat yang seenaknya. Sejak debutnya delapan tahun yang lalu, Prav sudah mengganti managernya ribuan kali. Tidak ada yang tahan menjadi manager dari penyanyi dengan temperamental gila itu. Hingga akh...