Make your marriage more awesome than your wedding.
Ucapan Britja Jayanti, Mama tirinya berlangsung cukup lama dalam benak Jean. Britja mengatakan, dia menginginkan Jean agar bisa menikmati bagaimana dia bisa melewati setiap waktu dengan bahagia bersama suaminya nanti. Dan bagaimana agar Jean dan suaminya nanti tetap excited menanti masa depan.
Jika dulu, pertanyaan dari teman-teman sekolahnya saat remaja membicarakan tipe ideal mereka, atau saling memberitahu setiap sign love dari para cowok, atau mungkin.. Impian mereka ketika akan menikah nanti, jodoh yang seperti apa, kehidupan yang seperti itu, berapa anak yang akan dimiliki nantinya, sampai pertanyaan penuh rasa penasaran—seberapa besarkah rasa sakit melahirkan nanti.
Jean tersenyum kala mengingat itu semua. Tapi malam ini, jantungnya begitu berdetak dengan kencang, dialiri rasa hangat setelah dia dan Britja saling berbicara dari hati ke hati atas kesalahpahaman saat dulu. Wanita itu, tetap menyayanginya dengan tulus.
Mengingat bagaimana dia pernah menjadi Tuan Puteri yang menguasai rumah keluarga Brata sebelum dia mengetahui putri siapa dia sebenarnya. Terlepas dari itu, Britja adalah korban yang sama. Korban yang harus dengan rela membagi dua cintanya.
Jean mencoba memposisikan dirinya, bagaimana jika dia berada di posisi Britja, sebagai istri pertama dari Rodeo Brata yang harus banyak menanggung rasa sabar karena membagi suaminya dengan perempuan yang bahkan lebih dulu dicintai oleh suaminya sebelum mencintainya lebih dulu.
Itu hubungan yang rumit.
Jean menyabarkan hatinya, bahwa dia bisa, dia bisa meminta maaf atas semua perlakuan dia yang keterlaluan kepada Britja.
"I've gone too far, Mama.." lirih Jean kepada Britja.
Mereka berdua duduk berhadapan di sisi paviliun kolam renang kediaman keluarga Brata. Indri, sengaja membuat Jean untuk mau bermalam di rumah utama itu.
"I've hurt you, aku anak bandel ya, Ma? Sejak kecil, aku selalu bertindak seenaknya sama Mama. Bahkan, sampai sekarang─"
"Sshhhhttt..." Britja menggeleng dan meraih Jean ke dalam pelukannya. "Kamu tahu, Baby J? Mama yang sudah menyakiti kamu malam itu... Mulut Mama, dengan kurang ajarnya mengatakan bahwa kamu bukan anak Mama, Mama salah karena menuruti ego dan kemarahan Mama pada Papa kamu saat itu."
"... And then, you heard that I'm so sorry about that, Baby J..."
Baby J..
Jean sangat merindukan panggilan itu. Jean mengusap kedua pipinya yang basah dan memeluk Britja kian erat. "Aku kangen Mama.."
Britja terkekeh, terisak pelan dan mencium puncak kepala Jean. "Mama juga kangen kamu, Baby J.. Kamu sudah besar, besok mau menikah. Mama bisa apa?"
Jean makin terisak di pelukan Britja. "I'm still a baby for you, Ma. Aku janji, aku akan sering main ke rumah dan menemani Mama berbicara dengan tanaman hias Mama seperti waktu dulu."
Britja terkekeh kembali, dia mengangkat wajah Jean dan mencium kening putrinya. "That was long time a go, Mama nggak yakin kamu masih suka bunga."
"I'll try it." kata Jean dengan tawanya. "Bunda nggak punya hobi, selain baca buku-buku tebal dan yeah.. Rasanya mataku kebas."
Britja tertawa puas mendengarnya, bisa-bisanya Jean membicarakan ibu kandungnya sendiri. "Dan, Mama punya hobi berbicara dengan tanaman hias Mama. Setidaknya, ada hal lain yang bisa aku coba."
"Okay, Mama akan tunggu kamu datang ke sini. Prav tidak boleh menyimpan istrinya sendirian, karena kamu anak Mama. Kewajiban anak perempuan adalah menyayangi Mamanya meskipun sudah memiliki suami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Joy Be, Your Heart's Name. | TAMAT
RomanceAnkatara Pravinda Arjanta adalah penyanyi dengan sifat yang seenaknya. Sejak debutnya delapan tahun yang lalu, Prav sudah mengganti managernya ribuan kali. Tidak ada yang tahan menjadi manager dari penyanyi dengan temperamental gila itu. Hingga akh...