13. Day of Jeanarta

13.1K 1.5K 7
                                    

Jean memiliki waktu berlibur untuk dua hari ke depan. Ia telah menyiapkan segala keperluannya untuk berbaring penuh di kasur dan tidak akan bergerak kemana pun. Jika ada orang yang berani mengganggu dirinya, itu hanya lah istri dari Nick Jonathan Brata—Kiara Andien si Bumil riweuh yang selalu merecoki hidupnya.

Nick menikah dengan Kia, satu tahun yang lalu memboyong Kia yang tengah hamil terlebih dahulu sang Papa—Rodeo Brata bahkan merayakannya selama tiga hari dua malam di pulau Dewata. Akan mendapatkan cucu baru, dan Rodeo Brata mengharapkan cucu perempuan pertama yang lahir sebagai anggota keluarga baru.

Jean menutup semua akses, ponselnya telah ia matikan dan kamarnya sudah ia kunci. Tadi pagi, Bundanya telah menyiapkan beberapa cemilan kesukaannya dan sarapan untuknya. Dan rencana lunch kali ini Jean akan pesan delivery Ramen yang sudah ia mimpikan sejak semalam.

Namun niat itu tetaplah batal, melihat siapa yang sudah duduk di sofa rumahnya dengan santai sambil menonton cartoon network, Jean mendengus malas melihat Ibu hamil yang tengah tersenyum padanya.

"Halo adekku sayang Jeanarta..." sapa Kia cempreng.

Kia adalah manusia luar biasa yang memiliki intonasi suara yang tinggi. Bahkan Jean tak percaya kalau Kakaknya—Nick bisa bertahan sabar mendengarkan suara cempreng Kia.

"Kak Kia.. Nggak mau di ganggu ah!" kata Jean dengan wajah cemberut.

Kia tertawa lalu melemparkan kulit kacang pada Jean. "Iya, nggak! Nanti aja sore tunggu panasnya turun, by the way kamu libur?"

"Iya," jawab Jean mengambil air minum dingin.

"Tahu nggak, Mama nanyain kamu lho. Mama Kiertja bilang kamu sudah nggak mau datang ke rumah utama, jadi sibuk banget setelah kerja lagi jadi manager artis."

"No complain ah! Malas gue!" kata Jean pada Kia.

Kia tergelak puas, Jean memang manusia blak-blakkan yang tidak akan menyembunyikan rasa kesalnya. "Ya habis gimana ya, Mama Britja juga kangen sama lo kali, Jean.."

"Malas gue, Mama selalu boyong gue ikut arisan. Nggak ada hal penting apa selain arisan?" omel Jean kesal.

Sebagai putri satu-satunya keluarga Brata, dan Britja Jayanti sangat menginginkan anak perempuan tentu saja Jean menjadi senjata utamanya. Entahlah, bagaimana perasaan Bundanya kala berbagi dengan Mama Britja, Jean pikir itu akan sangat sulit, mengenal Bunda yang selalu berhati lembut dan sabar bahkan tidak menunjukkan rasa cemburunya pada Mama Britja.

"Lo kan anak satu-satunya perempuan yang sangat disayangi sama Mama Britja, Je.. Kalau memang Mama Britja mau ketemu, temuin aja lah.. Malam ini sekalian makan malam bareng, Bunda Indri juga bakal datang."

"Kak Kia, sebenarnya gue mau tanya. Barangkali, lo tahu dari Kak Nick tentang pernikahan aneh Papa dan Bunda."

Kia tersenyum menatap adik iparnya. Terlebih, ia menyukai mata Heterochromia milik Jean yang sangat cantik menurutnya. Mengusap perutnya yang buncit dan menggumamkan kata-kata manis agar anak yang dikandungnya mendapati mata yang unik seperti Jean.

"Nick bilang sih, cinta pertama Papa Rodeo itu Bunda lo. Bunda lo itu by the way, uhm.. His neighbour dulunya, as you know Bunda lo cantik banget, terus masih muda beda umurnya juga jauh sama Papa Rodeo."

Jean menarik napasnya dan membulatkan matanya terkejut. "Jadi Bunda itu cinta pertamanya Papa? Tapi Papa malah menikah sama Mama Britja?"

Kia mengangkat bahunya acuh tak acuh. "Ya mungkin ceritanya seperti itu, karena menurut Nick juga Mama Britja luar biasa menerima dan mau ikhlas di madu sama Papa Rodeo."

Let Joy Be, Your Heart's Name. | TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang