Ada lima kunci hidup yang harus Jean perhatikan dalam hidupnya jika dia ingin dihargai. Afirmasi dalam kehidupan cinta, dan bagaimana kita diterima dengan baik itu sangat penting. Kita harus berpikir positif, bahwa setiap pasangan selalu dan akan menarik bagi satu sama lain. Kenapa? Hubungan terjadi karena adanya ketertarikan dalam setiap individu.
Contohnya, Jean tidak akan bisa tiba-tiba tertarik begitu saja meskipun lelaki itu punya nilai tampan, mapan, baik. Tapi jika hati tidak memilihnya, maka rasa saling menginginkan satu sama lain dalam hubungan tidak akan ada.
Yang kedua, kita harus berpikir bahwa cinta akan mudah datang kepada kita. Tapi nyatanya? Itu sulit! Nilai positif yang Bundanya tebarkan untuk Jean, akhir-akhir ini sangat sulit dalam kehidupan realita. Bukan berarti Jean tidak menyetujui apa kata Bundanya, tapi yang Jean rasakan─ia malah jauh dari cinta. Mungkin, memang belum saatnya, tapi Jean akan menunggu cinta untuk datang lagi kepadanya meski entah kapan.
Ketiga, berpikirlah bahwa kita berhak bahagia ketika berhubungan. Ya jelas, toh kita punya pasangan bukan untuk mencari masalah dan penderitaan. Hidup hanya sekali, kalau di sia-siakan hanya untuk sebuah masalah, maka hubungan akan terasa berat. Setiap pasangan, berhak mendapatkan porsi kebahagiaannya. Bahagia itu kita yang ciptakan, bukan ditentukan orang lain. Setiap pasangan punya standar bahagia masing-masing. Itu kenapa, Jean setuju dengan wejangan Bundanya.
Keempat, jangan merasa bahwa kamu tidak dikelilingi oleh cinta. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sebuah cinta. Cinta Tuhan kepada hambanya tidak pernah ternilai, meskipun manusia terkadang lebih memedulikan hambanya daripada Sang Pencipta. Merasa lah bahwa kamu dikelilingi oleh cinta agar kamu mengerti, bahwa kamu lebih berharga daripada apa pun. Prinsip utama mencintai diri sendiri adalah berpikir bahwa cinta ada di sekitar kita.
Lalu kelima, kita harus memberi, menerima dengan cara yang seimbang. Menjadi bahagia sebagai pihak yang memberi cinta kepada orang lain itu penting, dan menjadi bahagia sebagai pihak yang menerima cinta dari orang lain juga adalah sebagai bentuk dari rasa syukur. Ada beberapa hal yang membuat Jean merasa berpikir bahwa Bundanya bodoh, mau-mau saja menjadi wanita kedua dalam hidup Papanya.
Tapi hari ini, ketika Jean menumpahkan semua yang dia rasakan karena merasa sudah terlalu berat, dan termasuk hubungannya dengan Pravinda. Bundanya, memberikan wejangan yang begitu halus, menyentuh, dan tidak kasar sama sekali. Setiap manusia punya peran, mungkin Jean berpikir bahwa peran Bundanya terlalu riskan jika harus bersanding dengan Britja, Mama tirinya.
Tapi ternyata, Bundanya membuka jendela baru bagi Jean. Cinta itu memang tidak punya rasa pamrih, hal paling besar dalam cinta adalah yaitu pengorbanan. Setiap cinta, harus memiliki resiko dan pengorbanan, entah itu mulai dari diri sendiri, atau mengorbankan lingkungan sekitar.
Pusing? Sama kok, Jean juga pusing.
Jean jadi ingat, cerita seorang wanita yang menangis penuh derai air mata dan berdoa pada Tuhannya. Wanita itu menangis karena merasa iri pada wanita lain yang dicintai oleh pria yang ia cinta. Ia menangis, mengadu pada Tuhan. Sebagian rasa, dia tersakiti karena tidak mendapatkan cinta yang dia inginkan dari pria yang ia cintai.
Lantas? Wanita itu memilih menyadarkan diri dari setiap kesakitan karena rasa iri. Dia memilih mencintai Tuhan karena cinta Tuhan kepadanya tidak pernah berkurang, tidak pernah bersyarat, dan tidak pernah meminta imbalan. Tuhan tidak pernah memaksa hambanya.
Apa yang Bundanya lakukan, sudah diluar batas keikhlasan. Jadi, bagaimana bisa Jean mencerca cinta Bunda pada Papanya?
Butuh beberapa tahun bagi Jean untuk mengerti semuanya, kenapa Bundanya lebih legowo daripada apa yang dia pikirkan, kenapa Bundanya tidak pernah mengeluh meskipun dia bisa melakukannya. Kenapa Bundanya tidak pernah mencaci maki cintanya yang membuatnya menjadi pihak yang paling dirugikan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Joy Be, Your Heart's Name. | TAMAT
RomanceAnkatara Pravinda Arjanta adalah penyanyi dengan sifat yang seenaknya. Sejak debutnya delapan tahun yang lalu, Prav sudah mengganti managernya ribuan kali. Tidak ada yang tahan menjadi manager dari penyanyi dengan temperamental gila itu. Hingga akh...