Harusnya, segala sesuatu mengenai Prav itu akan sulit bagi Jean. Jean akan memudahkan segalanya untuk Prav, semua keperluan Prav, pekerjaan Prav, kegiatan Prav, ataupun dalam hal promosi. Kali ini, Jean agak sedikit sangsi setelah masuknya Prav ke kantor dan bekerja di perusahaan keluarganya pria itu selalu terlihat serius.
Jean dan Vincent sengaja datang ke kantor untuk memastikan Bapak Chairman bekerja dengan aman. Dari laporan yang Siska berikan, karyawan wanita sangat berisik dan terkejut mengetahui mereka memiliki atasan yang merangkap sebagai artis itu.
Kantor dengan enam puluh lima lantai itu terlihat sangat indah dan Jean menggelengkan kepalanya. Setelah menunggu Prav yang tengah rapat Jean dan Vincent tak henti-hentinya berdecak kagum. Siska memberikan akses masuk untuk Vincent dan Jean ke dalam ruangan Chairman itu.
"Seriously, this is kinda hectic kelihatannya, bayangkan Prav yang sekarang akan sibuk dengan beberapa berkas dan dokumen didepannya." kata Vincent pada Jean.
Jean mengangguk setuju, melihat foto keluarga yang terpampang besar di ruangan Prav itu ia bisa menebak kalau foto tersebut foto lama.
"Dia bukan lagi berurusan dengan musik ataupun dunia hiburan, keren banget nggak sih? Yang dia pikirin pasti proyek resort, belum lagi property yang dimana-mana,"
Jean mengangguk kembali. "Iya, keterlaluan kalau kita nggak di bagi saham sama dia, Vincent."
Vincent mengangguk setuju. "Iya, kenapa kita nggak minta dua persen aja untuk hak kita? Kita kan udah bantu dia."
Jean tertawa, mana mungkin ia mendapatkan saham senilai dua persen hanya karena menjadi orang yang bekerja dengan pria itu? Bisa-bisa di tempeleng oleh para board members.
"Hai, kalian disini?!" ujar Prav yang baru saja memasuki ruangannya dengan Xavier.
Well, Jean terpukau. Penampilan Prav sangat rapi dengan jas dan kemejanya. Dasi berwarna hitam dan jas berwarna abu itu tampak fit di tubuh besar dan kekar Prav.
"Ck, ck, ck, I saw that! Kenapa lo sekeren itu sih, Prav?" ledek Vincent yang berjalan menuju meja kerja Prav dan menyentuh kaca bertuliskan nama dan kedudukan Prav di perusahaan. Ankatara Pravinda Arjanta Chairman.
Ini ide gila, kalau Jean saja menikmati pemandangan ini bagaimana dengan para fans Prav? Bisa-bisa histeris, kejang dalam sekaligus.
"Suka memandang gue?" celetukan Prav berhasil membuat Jean tercengang.
"Hah?"
"Lo dari tadi merhatiin gue terus. Ada yang salah? Mungkin dasi gue miring? Lo bisa betulin untuk gue, kan?" tanya Prav pada Jean.
Jean menoleh menatap Vincent yang tengah menyembunyikan tawanya. Ia tak mengerti apa maksud Prav, otaknya sedang tidak menangkap hal yang Prav maksud.
"Apa sih, lo?!"
"Ampun Jeanarta.." desah Prav pasrah.
Vincent tertawa puas, melihat kelakuan dua manusia bodoh didepannya. Jangan dengan begini Vincent tidak tahu, jelas ada yang berbeda sejak kembalinya dari Los Angeles. Semua tampak berubah, Prav berubah menjadi pria yang sopan dan manis pada Jean dan itu sudah mengundang banyak tanya di kepala Neshi. Awalnya, Vincent tak mau ikut campur, tapi setelah melihat dengan kedua mata kepalanya sendiri.. Ternyata Prav memang tertarik pada manager albinonya itu.
Ck, Selena kemanain, Prav? Batin Vincent, bukannya selama ini Prav terlalu tergila-gila pada Selena? Wanita dengan body bak biola berjalan dan selalu mengumbar manis terhadap semua orang? Tapi, kemana Prav yang tergila-gila pada Selena itu? Jangan-jangan, affair antara Prav dan Jean sudah di mulai? Sejak kapan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Joy Be, Your Heart's Name. | TAMAT
RomanceAnkatara Pravinda Arjanta adalah penyanyi dengan sifat yang seenaknya. Sejak debutnya delapan tahun yang lalu, Prav sudah mengganti managernya ribuan kali. Tidak ada yang tahan menjadi manager dari penyanyi dengan temperamental gila itu. Hingga akh...