Jetlag. Itu yang Jean rasakan sat ini, ia dan team Prav menginap di salah satu hotel yang terletak di Hilton Garden Inn Los Angeles Hollywood. Karena concert Prav diadakan di Hollywood Bowl, mereka mencari tempat penginapan yang cukup dekat dengan tempat concert. LA dengan pemandangannya cukup membuat Jean takjub, terakhir ia datang ke LA saat semester dua bersama teman-teman kampusnya. Saat itu Jean dengan berani membuat rambutnya berwarna coklat tua. Beberapa temannya memang sangat terobsesi pada warna rambutnya yang putih pirang, tapi Jean lebih tidak nyaman saat menggunakannya di Yale, ia terlihat lebih mencolok dan lagi mudah diingat.
Mantannya yang terakhir selalu mengatakan bahwa ia menyukai warna rambut putih pirangnya. Well, mantannya adalah Professor muda di Yale, bangga? Tentu saja Jean bangga mendapatkannya, Jerry Withrew Sherman adalah mantannya yang terakhir, anggap saja saat itu Jean lebih tergila-gila pada pria yang lebih tua darinya daripada lelaki yang sebaya dengannya. Dan LA memiliki kenangan tersendiri untuk Jean.
Los Angeles adalah kota impian, dimana di setiap jalan kalian akan menemukan pohon palem yang tinggi menghiasi setiap jalan. Jean tidak akan pernah melupakan dan meninggalkan Santa Monica pantai yang akan selalu disinari matahari sepanjang tahun, Universal Studios dan Rodeo Drive. Oh Jean akan mencuci matanya ketika selesai concert Prav.
Bel kamarnya berbunyi, Jean mengambil kimono tidurnya dan membukanya. Ada Neshi yang sudah terlihat sangat segar di matanya. Berbeda dengannya yang sangat masih berantakan, Neshi sudah mandi dan ia belum.
"Hai, good morning wanna breakfast with me? Kita telat untuk turun, Jean."
Jean melihat jam yang ada diatas nakas tempat tidur hotel, "Ah iya, masih bisa sempat ke bawah, kan? Gue belum mandi sama sekali."
"Santai aja, nggak ada siapa-siapa kok di bawah kecuali orang manajemen kita. Lo lupa? Lo sendiri yang nyewa seluruh hotel agar booking out tanpa tamu lain? Apa kata lo kemarin? Menjaga privasi Prav?" Neshi menertawakannya.
Neshi selalu menertawakan ide gilanya. Ia memang memberlakukan aturan itu, ia tak mau ada kejadian fans yang menyelinap masuk ke hotel dan mengganggu ketenangan artisnya. Hari ini adalah jadwalnya Prav untuk rehearsal di lokasi, jadi mau tak mau ia akan memberikan waktu tenang untuk Prav.
"Gue akan melakukannya untuk ketenangan Prav, gue harus memastikan agar Prav nyaman dan concert-nya berjalan dengan lancar. Mood dia juga sangat berpengaruh buat sapa fans-nya dengan baik di stage, Nes."
Neshi tersenyum mendengarkannya, "Senang banget gue bisa ketemu sama manajer berbakat dan pintar kayak lo, lo lebih peduli pada kondisi psikologi dan mental Prav, salut gue!"
Jean mengganti pakaiannya dan memakai hoodie putihnya dengan asal. "Oke, breakfast sekarang, karena gue sangat lapar."
...
...
Jean melihat Prav pagi ini, pria itu sudah duduk bersaa Adji dan Digo di pavilion pantry hotel, pria itu memakan salad dan susu coklat protein yang bisa Jean tebak pria itu meminta pada petugas hotel agar membuatnya jadi milkshake. Prav mengenakan baju kaos tanpa lengan yang membuat tangan berotot dan besarnya itu terlihat dengan jelas. Dan lagi, tatto sayap besar yang terasa melindungi lengan kekar pria itu.
Such a good view in the morning, Jean harus menahan dirinya agar tak menyukai Prav dalam artian menjadi fangirl pria itu. Oh tidak! Tidak akan terjadi, Jean akan memastikannya bahwa ia harus tetap mencintai Chris Martin atau tidak Zedd saja, itu lebih baik.
"Morning guys!" teriak Neshi mengambil bangku disisi Prav.
Jean tak menyapanya, ia akan berusaha tidak peduli dan tidak akan menanyakan sarapan pagi pria itu dengan apa. Biarkan saja pikirnya. "Hotelnya sepi, gue jadi nggak bisa lihat bule," protes Digo sebal yang mendapatkan lirikan mata tajam dari Jean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Joy Be, Your Heart's Name. | TAMAT
RomanceAnkatara Pravinda Arjanta adalah penyanyi dengan sifat yang seenaknya. Sejak debutnya delapan tahun yang lalu, Prav sudah mengganti managernya ribuan kali. Tidak ada yang tahan menjadi manager dari penyanyi dengan temperamental gila itu. Hingga akh...