Rapat dengan Direktur Utama─Halim, cukup menyita waktu lama. Jean akhirnya bisa meregangkan tubuhnya yang kaku duduk di dalam ruangan besar dengan orang-orang penting perusahaan yang memikirkan masa depan karir Pravinda. Ya, Prav bisa saja dikatakan hiatus untuk sementara, namun sewaktu-waktu Prav akan kembali menggebrak dunia musik Indoesia dan Dunia jika ia kembali.
Untuk saat ini, jadwal untuk syuting sudah ada. Setengah tahun ini Prav akan full di perusahaan, mengatur perusahaan dan memperbaiki beberapa korelasi yang sempat tertinggal sejak Papanya meninggal. Lalu, tahun depan Prav akan kembali dengan film terbarunya. Tentu saja di waktu nanti, Jean tidak akan bisa mendampingin Prav kembali. Hanya ada waktu dua bulan bagi Jean untuk bekerja menjadi manager.
"Jeanarta," panggil Halim padanya.
Jean membalikkan tubuhnya. "Oh, halo Pak Halim?"
"Jean bisa gue bicara sama lo?"
Not formal? tanya Jean dalam hati. "Oh, bisa kok. Mau bicara dimana?"
"Di ruangan gue, it's kinda privacy."
"I see, Pak Halim. Prav sedang di studio, gue yakin dia nggak bakalan ganggu."
"Oke, mari."
Ruangan besar penuh kaca dengan pemandangan kota Jakarta itu sungguh memukau mata Jean. Ruang kerja Halim sangat elegan dan semua tertata rapi, lalu ada beberapa cangkir tembikar yang unik menghiasi beberapa meja di sudut ruangan.
Pria itu, Halim memberikannya secangkir teh yang diberikan oleh asistennya—Dani. Rasa canggung ada pada Jean, terutama ketika Halim bilang bahwa pembahasannya kali ini sedikit privasi.
"Sorry Jean, kayaknya gue ganggu waktu lo banget, tapi gue perlu tahu soal ini."
Jean mengangguk meminum tehnya dengan elegan dan menarik napas karena bisa menyandarkan dirinya di sofa empuk. "Iya santai aja kok, gue boleh gini ya Pak Halim? Gue pegel."
"Boleh Jean, kalau lo mau tiduran juga nggak apa-apa." balas Halim dengan senyuman.
Jean terkekeh pelan. "Takut ada orang yang tiba-tiba masuk, gimana?"
"Nggak, Dani sudah menjaga ruangan kok di depan, gue yakin nggak bakalan nerima tamu untuk satu jam kedepan."
Mata Jean membeliak. "Satu jam!?"
"Kelamaan, ya?" tanya Halim tak enak.
"No. it's okey, selagi di depan gue ada cemilan dan teh gue akan mendengarkan lo, Pak. So, tell me about what? About Pravinda? Or any problem for manager Prav in the future?"
Halim tertawa mendengarnya. "Iya, gue juga bingung kalau lo resign nanti Prav berubah jadi setan lagi."
Kini Jean yang tergelak puas mendengarkan pernyataan Halim. Ya kali, Jean akan melakukan training pada Prav agar pria itu disiplin dan bisa menghargai manager barunya nanti.
"Lo ketemu sama Maera Hindunia dimana?" tanya Halim dengan mode serius.
Jean agak mengernyit, ia mengingat nama aneh seperti nama India itu di... "Ah, di club waktu itu gue jemput si Prav sama Vincent disana. Kenapa?"
Halim menarik napas frustasinya dan menunduk dalam lalu mengangkat wajahnya kembali. "Dia yang lo bilang ingin di rekrut jadi model perusahaan kita, bukan?"
"I-iya... Kenapa nih? Kok perasaan gue jadi nggak enak." ujar Jean yang kini waspada.
Halim menarik napasnya kembali, menatap Jean nanar dan sesekali mencoba untuk tersenyum. "Apa lo bisa jadi teman cerita untuk gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Joy Be, Your Heart's Name. | TAMAT
RomanceAnkatara Pravinda Arjanta adalah penyanyi dengan sifat yang seenaknya. Sejak debutnya delapan tahun yang lalu, Prav sudah mengganti managernya ribuan kali. Tidak ada yang tahan menjadi manager dari penyanyi dengan temperamental gila itu. Hingga akh...