•Delapan

5.1K 262 11
                                    

[ HAPPY READING ]


_________________________________

"Ternyata tidak terlalu buruk, menjadi seorang istri muda"
-Raisya Allisya Frederick
_________________________________

Duduk bersandar ditepi ranjang. Mata cantik itu mengerjap, menyesuaikan cahaya yang masuk sangat silau. Setelah pandangannya telah kembali, Ia menatap keliling seisi ruangan. Sepi, satu kata yang menggambarkan keadaan di ruangan itu. Hanya terdapat dirinya sendiri. Raisya mengambil ponselnya di atas nakas, untuk melihat pukul berapa saat ini. Pupil mata itu membesar, melihat jam yang menunjukkan pukul sembilan kurang. Ia segera bergegas menuju ke kamar mandi.

Sepuluh menit berlalu. Raisya keluar dari kamar mandi dengan handuk gambar hello kitty yang melilit tubuh polosnya. Raisya sangat menyukai boneka yang di mitos kan jelmaan Iblis. Harum lavender menyeruak di penjuru kamar ini, yang tentunya berasal dari Raisya. Melangkah menuju ke lemari, mengambil baju dan celana untuk dikenakannya. Baju berwarna hitam dan terdapat gambar hello kitty, memiliki ukuran yang mampu menenggelamkan tubuh Raisya. Memakai celana jeans yang panjangnya hanya sampai lutut.

Setelah selesai Raisya segera pergi ke dapur, Ia ingin memasak perutnya sudah minta diisi. Sesampainya di dapur, Ia langsung menuju ke arah kulkas dengan ukuran yang sangat besar untuk membuka bagian atasnya, Raisya harus berjinjit agar mampu membukanya. Ternyata didalam kulkas itu hanya terdapat beberapa sosis, telur, selada, dan minuman bersoda.

Raisya berniat akan membuat nasi goreng dengan toping satu helai selada, sosis yang di potong-potong, dan telur yang dimasak campur dengan nasi putih. Nasi goreng itu sudah siap untuk disantap, dua porsi sudah Raisya hidangkan diatas meja. Setelah membersihkan dapur yang tadi sempat berantakan, Raisya segera mencari keberadaan suaminya, Alaska.

"SKA?!" teriak Raisya ke penjuru ruangan.

"ALASKA? LO, DIMANA??" Teriaknya lagi, belum ada sahutan dari sang empu yang di carinya. Terlintas ide diotak cantiknya, Ia segera mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.

"Ska, lo dimana?" Ternyata orang yang di telpon Raisya adalah suaminya sendiri, Alaska.

"Dah bangun, lo?" Tanya Alaska disebrang sana.

"Ya udah lah.. Kalo belum mana mungkin gue bisa telpon, lo. Udah sekarang lo di mana, buruan makan!" Oceh Raisya. Seperti Alaska harus terbiasa dengan istri cerewetnya ini.

"Gue lagi diruang kerja. Lo bisa kesini".

"Ruang kerja mana? Gue gak tau.. "

"Pintu hitam di kamar atas".

"Ooh.. Jadi itu ruang kerja, gue kira gudang," Raisya segera berlari menaiki tangga dengan mematikan panggil itu.

Sesampainya di kamar yang semalam di tidurinya. Namun, ditangannya terdapat dua piring nasi goreng untuk nya dan Alaska. Ia melihat pintu hitam yang tadi sempat dikatakan oleh Alaska. Berteriak dengan suara cempreng, agar Alaska membukakan pintu. Sebenarnya bisa saja jika Ia membuka pintu itu sendiri, tapi terlalu malas. Lagi pula kedua tangannya terdapat piring, jadi Ia tak dapat mengetuk atau membuka pintu itu.

"ALASKA BUKA PINTUNYA!!" Teriak Raisya menggelegar diseluruh sudut kamar. Pintu itu perlahan terbuka, dan muncul lah sosok pria bertubuh tegap yang terbalut kaos hitam bergambar kelelawar di bagian dada bidangnya. Alaska menyuruh Raisya masuk, dengan mimik wajah.

Tanpa permisi, Raisya langsung masuk dan duduk di sofa yang terdapat di ruangan itu. Menaruh dua piring nasi goreng. Alaska menghampiri Raisya, mengambil salah satu piring itu. Begitupun dengan Raisya.

ALASSYA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang