[ HAPPY READING ]
•
•
______________________Berkumpul di koridor depan kelas. Saling bertukar cerita. Hari ini adalah hari pembagian rapor untuk siswa siswi SMA Tusa. Anila, dan Arin datang dengan Raisya begitupun juga dengan Alaska.
"Sya, nanti biar Mama Arin yang ngambil rapor kamu ya?" ucap Arin, tersenyum lembut kearah menantunya itu. Raisya melotot kearah Arin, kaget. Bagaimana jika Ia mendapatkan nilai yang jelek? Mau ditaruh mana mukanya, didepan Mama mertuanya ini.
"Tapi, siapa yang akan mengambil rapor milik Alaska?" tanya Raisya, beralasan.
"Biar Mama yang mengambil rapor Alaska. Ayo Al, ikut Mama!" sahut Anila, dengan segera membawa Alaska. Raisya mengela napas pasrah, tersenyum kearah Arin. Menggandeng tangan Mama mertuanya itu, menuju kearah kelasnya.
Satu jam setelahnya. Seluruh rapor sudah beralih pada orang tua wali murid. Begitupun juga dengan Anila, dan Arin. Saat ini mereka sedang berada di ruangan privat milik Alaska. Anila menatap Arin, penasaran dengan hasil rapor milik Raisya. Begitu juga dengan Arin.
"Bagaimana dengan nilai Raisya?" tanya Anila, sangat penasaran.
"Raisya mendapat peringkat kedua di kelas. Huuh.. Menantu Mama hebat." Arin memeluk Raisya penuh sayang. Raisya menghela napas lega, Ia kira akan mendapatkan nilai yang tidak diharapkan. Karena saat melaksanakan UAS ini, Ia sama sekali tidak belajar.
"Bagaimana dengan Alaska?" tanya Arin, kepada Anila. Tetapi tatapannya jatuh pada Alaska yang dengan santai tiduran disofa, dengan memainkan rambut Raisya yang berada di sampingnya. Lihatlah wajah Raisya yang terlihat pasrah.
"Yang jelas, nilai yang didapatkan oleh Alaska lebih besar dari pada Raisya." Raisya berdecak mendengus sebal, kenapa jadi dirinya yang dibanding-bandingkan dengan Alaska!
"Memangnya Alaska dapat peringkat berapa?" tanya Arin, dengan menatap putranya itu.
"Sama seperti Raisya, peringkat kedua." walaupun matanya tetap fokus kearah ponsel di tangannya, Alaska tetap menjawab pertanyaan dari sang Mama.
Raisya yang mendengar itu pun melotot. Menatap Alaska tak percaya, Ia kira Alaska akan mendapatkan peringkat lebih tinggi darinya. Ternyata sama.
"Mah.. Tuh kan, peringkat Raisya dan Alaska samucwa.." perkataan Raisya berhenti, Ia tak bisa berbicara!
Alaska dengan santainya menekan kedua pipi chubby milik Raisya dengan satu tangan, hingga membuat bibir Raisya monyong kedepan. Alaska menatap dengan kekehan geli, melihat betapa menggemaskan istrinya ini. Anila, dan Arin, menggelengkan kepala mereka, menatap kedua anak dan menantunya itu.
"Skua! Lwepuasiwn!!" rengek Raisya, minta dilepaskan. Selain susah untuk berbicara, sepertinya pipinya saat ini memerah. Karena, rasanya sangat linu plus sakit.
Sepertinya Alaska peka. Ia langsung saja melepaskan kedua pipi milik Raisya. Dan, benar pipi itu sepertinya bengkak. Alaska yang melihat apa yang telah Ia lakukan, kepada pipi tak bersalah itu segera mengusapnya dengan lembut mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh Raisya.
"Udah lah.. Mama Anila, dan Mama Arin mau pergi. Jadi setelah ini bisa pulang, dan istirahat dirumah. Dan, satu lagi. Alaska memang peringkat kedua, tapi dia peringkat kedua dari seluruh kelas sebelas." Anila dan Arin keluar ruangan privat itu, mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Raisya yang menjadi korban kejahilan Alaska.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASSYA [On Going]
Ficțiune adolescențiBagaimana jika Raja, dan Ratu Jalanan, di satukan dalam ikatan perjodohan? "MULAI DETIK INI DAN SETERUSNYA RAISYA ALLISYA FREDERIKA JADI MILIK GUE, HANYA MILIK GUE. GAK ADA YANG BOLEH NYENTUH DIA WALAUPUN HANYA SEUJUNG KUKU, KALO ENGGK LO TAU SENDI...