Chapter 10

370 20 5
                                    

Diruang makan, ruangan yang besar nan kosong, tampak Jennifer sedang mengaduk-aduk makanannya. Seakan nafsu makan tak ada sedikitpun baginya di siang hari ini. Lalu, dengan perasaan kecewa ia menoleh kearah Toni yang sedari tadi berada dibelakangnya.

"Dia beneran pergi?!" tanya Jennifer kesal.

"Iya non." jawab Toni singkat melangkah maju merapikan meja yang sudah terpakai sedari tadi.

"Trus gimana soal nomornya yang kemarin?!"

"Udah gak aktif lagi non," jawab Toni untuk yang kedua kalinya.

Dengan perasaan kesal yang makin mencuat. Jennifer bangkit dari duduknya sambil menggandeng jaketnya.

"Dia pikir, cuma dia laki-laki di Jakarta?!" Gue bisa kali, dapat sepuluh yang kayak dia!" gerutu Jennifer kesal pada dirinya sendiri.

"Mau kemana non?!" cegat Toni pada Jennifer yang baru saja melangkah.

"Kayaknya sekarang itu jadwal nyonya besar berkunjung. Takutnya, kalo non Jennifer keluar nanti..."

"Bilang aja gue ada ekskul hari ini. Gampang kan? Tenang aja, selama mas Toni gak jujur, semua bakal aman-aman aja," potong Jennifer pada ucapan Toni yang tampak mengkhawatirkannya.

Akhirnya Toni yang tak bisa menghentikan Jennifer akhirnya hanya bisa mengikuti langkah Jennifer keluar dari rumah besar itu. Lalu dengan cekatan segera membuka gerbang keluar untuk mempersilahkan Jennifer melaju dengan mobil mewahnya. Entah kemana tujuannya, hanya Jennifer yang tau.

Berselang beberapa waktu kemudian, Jennifer akhirnya tiba pada tujuannya. Dengan mulus ia mendaratkan mobilnya diparkiran suatu tempat yang cukup sepi. Sebuah bangunan yang tampak biasa saja dari luar. Lalu dengan elegan Jennifer kembali menuruni mobilnya memasuki tempat yang tampaknya bukan tempat biasa.

Baru saja Jennifer membuka pintu dan memasuki tempat itu, seorang pria langsung datang menyambutnya lalu melepas jaket hitam yang baru saja Jennifer kenakan. Lalu dengan tenang ia kembali menyusuri tempat itu. Menuju sebuah ruangan yang tampak seperti ruangan kerja namun hanya memuat beberapa lemari ditambah buku-buku serta lukisan-lukisan unik yang menempel di dindingnya. Dan ditengah ruangan terdapat beberapa kursi dan meja yang tampaknya sengaja ditempatkan disana. Setelah sampai ditempat itu, Jennifer segera duduk bak ratu pemilik tempat itu. Kemudian beberapa pelayan datang menyiapkan minuman dan berbagai makanan lainnya yang pastinya diproses ditempat itu. Jennifer yang sudah duduk tenang pun melihat kearah jam dingding yang sudah menunjukkan pukul tiga sore. Ia kemudian berpaling kearah meja dan meraih secangkir minuman yang tampaknya adalah minuman beralkohol. Lalu ia meneguknya. Kemudian ia menarik sebatang rokok yang sudah tersedia diatas meja. Siapa sangka gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA itu malah merokok dengan santainya ditempat itu. Seakan dunia milik sendiri. Dan memang tempat itu adalah miliknya sendiri.

Berselang beberapa menit kemudian, tampak mobil-mobil yang mulai parkir ditempat itu. Seakan sedang ada rapat, beberapa mobil mewah mendarat ditempat itu dengan rapi.

"Kayaknya kita telat deh satu menit," ucap seorang lelaki muda sambil merapikan rambut hitamnya.

"Masih satu menit kok!" ucap gadis lain menanggapi pernyataan lelaki itu. Kemudian dengan tersenyum lelaki itu merangkul gadis yang bernamanya masuk menuju ke tempat Jennifer berada.

Sepasang kekasih itu adalah Bondan Pradipta bukan Bondan Prakoso. Dan kekasihnya Celine Athania. Entah apa tujuannya datang ketempat itu, namun tampaknya mereka sangat menghargai perjanjiannya dengan Jennifer. Bondan merupakan seorang pria muda yang sudah punya penghasilan sendiri yang ia dapatkan dari posisinya sebagai penerus perusahaan mendiang ayahnya. Dan begitu juga dengan Celine, baik keuangan dan tampang keduanya tampak berimbang. Dan hal menarik lainnya, Celine merupakan seorang gadis yang pintar bela diri meski tampak feminim.

GOBAR (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang