Chapter 27

233 11 0
                                    


"Weh. Tumben pada kemari," seru Betrand menyambut kedatangan Gobar dan Jennifer.

Keduanya dengan senyum tipis duduk di kursi ruangan itu. Ruangan markas perkumpulan geng J-five.

Seperti biasa semua anggota geng itu akan berkumpul disana. Sekedar nongkrong atau sedang membicarakan hal penting tentang geng mereka. Yang pasti anggota Jennifer lah yang paling sering berkumpul disana. Jikalau usai bersandiwara sebagai anak baik disekolah, Jennifer akan datang ketempat itu untuk menyantaikan diri. Jika tak minum alkohol, mungkin sesekali merokok.

Jennifer dan Gobar yang baru sampai itu duduk disofa.

Sembari menunggu hidangan datang, Jennifer mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusannya.

Lalu dengan gamblang menawarinya pada Gobar.

Tentu saja Gobar yang notabene tak merekok langsung menerima rokok itu dan memasukkannya kembali pada bungkusnya.

Sontak Jennifer tersindir dengan reaksi Gobar, yang tampak dari raut wajahnya.

"Katanya lu ada urusan trus minta gue antarin. Bukan ini kan yang lu maksud?" tanya Gobar santai sambil meletakkan kembali bungkus rokok yang sedari tadi ditangannya.

Jennifer memutar bola matanya, lalu menatap Gobar.

"Iya. Bentar lagi. Gue mau main sama anak-anak dulu," jawab Jennifer mengalihkan pandangannya.

"Owh. Yaudah. Gue tunggu," ucap Gobar merilekskan tubuhnya diatas sofa.

Jennifer yang yang tak tau harus bersikap bagaimanapun akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan anggota lainnya.

Dengan melepaskan semua penaknya, Jennifer mulai meraih tongkat biliar yang tak jauh darinya. Lalu mulai bermain dengan yang lainnya.

Sedangkan Gobar dengan sabar menunggu Jennifer selesai dengan kegiatannya itu.

Tak berselang lama, akhirnya Kiano dan Jhosi datang ketempat itu.

Gobar yang mendengar suara langkah spontan menoleh kebelakang. Setelah melihat siapa yang datang, Gobar kembali menarik pandangannya. Sedikit ekspresinya berubah. Ia mulai menduga kalau pria yang baru datang itu pasti akan melakukan kebiasaannya. Jika tidak memandang Gobar dengan rendah, mungkin mengajaknya mengobrol dengan segala intimidasi agar menjauhi Jennifer. Atau ada lagi hal lain yang lebih mengesankan dibandingkan itu?

Kiano duduk tepat disebelah Gobar. Hingga akhirnya keduanya saling pandang untuk sejenak. Sedangkan Jhosi mengambil langkah kearah yang lainnya.

"Udah dateng lu? Kebetulan banget. Jennifer mau hangout bareng Gobar katanya," ucap Celine membuat Jennifer menoleh ke arahnya.

Jhosi tersenyum menatap Jennifer balik.

"Yaudah. Gue yang gantiin juga gak papa. Tapi lu siapin dulu itu. Gue mau ketoilet bentar," balas Jhosi melangkah pergi dari ruangan itu.

Dan tampaknya pembicaraan itu didengar oleh Gobar dan Kiano yang duduk bersebelahan.

"Jadi lu udah jadian sama Jennifer?" tanya Kiano dengan nada menuntut kejelasan.

Gobar memutar bola matanya. Menatap kearah Kiano.

"Gue udah tau." ucap Kiano lagi setelah sekian detik tak mendapat respon dari Gobar.

"Kalo iya. Apa itu jadi masalah buat lu?" balas Gobar.

Keduanya saling menatap sejenak.

"Gak ada masalah, selagi semua sesuai sama jalurnya,"

"Trus. Gua gak sesuai sama jalur yang menurut lu itu bener?"

"Gak juga. Setelah gue kenal lu, dan semenjak gue tau Jennifer suka sama lu, awalnya gue iri karna ada cowok lain yang berhasil menangin hatinya dia. Tapi gue sadar, mau sekeras apa pun gue buat ngedapatin dia, dihatinya dia cuma elu. Dan akhirnya gue mulai merasa kalau kebencian gue selama ini ke elu itu, karna perasaan gue yang sebenarnya adalah salah gue,"

GOBAR (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang