The Last

336 11 2
                                    

Setelah gue mencintai lu sebanyak yang gue bisa, ternyata Tuhan lebih mencintau lu lebih dari segala yang gue punya. Menyerah? Gak! Bahkan seribu tahun lagi, gue tunggu lu dipenghujung cerita.

____________________________
_________________

Sebenarnya gak sudi liat lu sendiri di bawah sana, pengen nemenin tapi gak bisa, kayaknya mati emang pilihan yang paling menggiurkan, ya!

Gobar menghela nafasnya kasar.

"Mungkin kehilangan nyokab udah cukup buat gue mikir, kalo gue itu kurang kasih sayang, kehilangan bokap malah nambah sakit hati lagi. Kayaknya gak sampai situ, El malah lebih milih tidur di kuburan, dibanding nunggu gue sukses. Ya... Meskipun belom sih. Trus lo..."

Gobar meletak segelas wine diatas makam yang masih basah air mata itu.

"Pasti enak banget ya, tidur di sini. Sampai-sampai, lu lupa bangun. Padahal lu belum cium gue sebelum lu pergi! Tega amat lu!"

"Ya gak papa sih, asal ntar malam lu datang ke mimpi gue. Soalnya, Gue udah rindu sekebon sama lu," ucap Gobar sembari duduk perlahan.

"Lu tenang aja. Selama sibangsat itu masih di bumi, gue bakal kejar kemana pun dia pergi. Gue bakal usahain happy ending yang sempurna buat lo,"

Gobar mengelus nisan yang ada dihadapannya. Lalu berlahan berbaring menemani lahan sepetak yang dikelilingi rumput hijau yang luas, bunga dan padang ilalang itu. Begitu luas dan hijau.

Dibawah pohon yang baru tertanam itu, Gobar menutup matanya, menghela nafas, berusaha melepas semua sesak didadanya. Membiarkan mimpi membawanya sebentar, menemui kekasihnya yang juga sedang terlalap panjang di sisinya.











Bersambung....

GOBAR (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang