Chapter 36

224 8 0
                                    

Sudah untuk yang kesekian kalinya Gobar menahan matanya untuk terlelap.

Hanya karena gadis itu, Gobar mati matian menahan rasa khawatirnya.

Diruang tengah yang cukup sepi, kedua tangan berpangku pada lengan kekarnya. Gobar yang sedari tadi sendiri akhirnya kedatangan beberapa tamu.

Akhirnya seraut wajah pucat itu kembali berwarna seiiring sampainya   Kiano dan teman yang lainnya.

"Udah gimana hasilnya?" tanya Gobar bangkit tak sabaran menunggu hasil pencarian yang sudah beberapa hari ini mereka lakukan.

Setelah mendudukkan tubuh mereka masing-masing, Kiano meletakkan handphone nya diatas meja, seraya mengaktifkan sebuah panggilan kepada seseorang didalam kontaknya.

"Gimana hasilnya?"

Terdengar suara berat Kiano menggema didalam ruangan itu.

"Gue udah dapet informasi validnya,"

"Ok. Gue bakal bayar informasi yang lu dapat,"

"Mau dibayar atau gak gue gak masalah. Tapi gue cuma minta jaminan dari lu. Setelah gue bocorin informasi ini, gue mau... Gue jangan dilibatin dalam masalah ini dan lu harus menjamin keselamatan gue juga,"

Kiano menatap Gobar sejenak.

"Fine. Gue bakal lakuin apa yang lo minta. Dan gue bakal jamin keselamatan lu se bisa gue,"

"Ok deal."

"Informasi yang gue dapat, cewek yang lu cari emang ada di markas beberapa hari yang lalu.  Mereka udah buat rencana dan berhasil bawa dia dengan kondisi parah. Tapi gak lama lagi, cewek itu malah dibawa lagi entah kemana sama Irene."

"Irene?!"

"Iya. Lu gak tau apa, setelah kematian Diego, Irene sama Lukas berkuasa disini. Tapi gue gak tau motif dari penculikan itu. Yang pasti dia udah dibawa entah kemana."

"Btw, ni info buat apa sih?"

"Jennifer. Cewek yang mereka culik itu anggota geng kita."

"Jadi gue bener-bener butuh informasi dia dibawa kemana."

"Kalau itu sih gue belum dapat infonya. Tapi, lu bisa nunggu gak? Bentar lagi bakal ada berita baru lagi,"

"Iya. Kita bakal nunggu kabar dari elu,"

"Ok. Nanti gue kabarin,"

Seketika semua menghembuskan nafas dengan gusar. Tak terkecuali dengan Gobar yang sudah tak sabaran ingin mendapatkan posisi keberadaan Jennifer sekarang.

"Gue beneran khawatir sama Jennifer," terdengar suara Celine lirih.

"Jennifer itu cewek kuat. Gue yakin dia pasti baik-baik aja," timpal Kiano berusaha untuk membuat seakan-akan semuanya baik-baik saja.

Kini semua mata hanya bisa saling memandang. Bersamaan dengan detak jam di dinding, jantung mereka bertaut seakan berpacu menunjukkan kegelisahan.

Tak berselang lama, akhirnya ponsel yang diletakkan diatas meja kembali berdering.

Seketika itu juga semua mata menuju benda yang bersuara nyaring barusan.

Dengan cekatan, Kiano mengangkat panggilan dari sosok yang menelpon tadi.

"Gue udah dapat posisinya no,"

Semua mata pun membulat lega.

Nafas yang tertahan pun langsung mereda. Akhirnya mereka menemukan apa yang mereka cari.

"Gue bakal kirim alamat nya sekarang,"

"Thanks ya bro. Lu udah ngebantu banget,"

"Ok. Tapi lu harus ingat janji lu ke gue,"

GOBAR (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang