Chapter 18

276 15 5
                                    

Gobar melepaskan jaketnya.

Dengan rupa yang masam, ia menghempaskan jaket itu ke atas kasur.

Belum Gobar berlalu, Jennifer muncul mengikutinya sambil meneguk botol minumannya. Entah apa yang terjadi hingga gadis itu mengikuti Gobar sampai ke kamar kosnya. Yang pasti kini gadis itu sudah sampai di kasur dan langsung menjatuhkan tubuhnya disana.

Gobar dengan wajah yang masih masam, berusaha tak mengamuk menghadapi gadis yang selalu bertingkah semaunya.

Dan pastinya Jennifer tak mengubris hal itu.

Jennifer baru menyadari setelah ia mengangkat kepalanya. Barulah ia mulai berfikir aneh saat melihat Gobar yang sedang memandanginya begitu lama. Ia berfikir kalau Gobar mungkin sedang berkomentar atau bahkan mengolok-oloknya. Daripada overthingking, akhirnya Jennifer memutuskan untuk menanyakannya.

"Lo kenapa?" tanya Jennifer dengan polosnya. Namun, Gobar masih saja memandanginya dengan keadaan berdiri tegak seakan memendam sesuatu.

"Woi! Malah liat gue begitu! Jadi merinding, 'kan gue!" omelnya lagi melemparkan pandangannya.

Jennifer menelan ludahnya susah.

Kini suasana yang  hening benar-benar membuat Jennifer tak nyaman.

Gobar menatap Jennifer seakan ini menerkamnya. 

"Gue sange!"

WTF! Jennifer membuka lebar matanya. Terkejut! Mungkin sebentar lagi ia akan ketakutan.

Gobar melepas lipatan tangannya. Pertanda buruk bagi Jennifer.

Akhirnya Jennifer membeku dengan mulut menganga tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

Benar-benar di luar dugaan.

"Ya trus?-" Jennifer menatap Gobar aneh.

"Trus?! Lu gak takut?!" Gobar mencekam Jennifer dengan perkataannya.

Kini keduanya saling pandang.

"Enggak dong! Gue malah senang.. lu, lu itu normal," ucap Jennifer hampir terbata-bata.

Gobar mendekati Jennifer sambil tersenyum sinis. Jantungnya pun kini mulai berdenyut kencang.

"Lu mau ap-" ucapan Jennifer terhenti. Mulutnya tak bisa berkata-kata lagi saat Gobar mendorong tubuhnya lancang.

Kali ini Gobar benar-benar menghukum Jennifer.

Belum sampai disitu, kini Gobar mendekatkan wajahnya. Sehingga hembusan nafasnya benar-benar membuat jantung  Jennifer berdebar-debar. Bayangkan saja lelaki yang kamu suka berada pada jarak sedekat itu. Mungkin perasaan campur aduk yang membingungkan.

Tanpa persetujuan Jennifer lagi, tangan Gobar mencengkram kuat kedua tangannya hingga ia benar-benar dibuat takut bukan kepalang. Syok dan seakan tak berdaya, Jennifer hanya menatap kosong Gobar.

"Gue itu cowok brengsek jen!" bisik Gobar pelan namun dengan nada menekan.

Kemudian ia mengangkat kembali wajahnya.

Antara merasa nyaman dan tak nyaman, netra mereka saling pandang.

"Bar. Plis, lu lepasin gue! Gu.... Gue-"

"Lu diem!"

Tanpa sedikitpun mengasihani Jennifer, Gobar mendekatkan wajahnya kembali, berniat untuk menciumnya.

Namun tak sampai hitungan centimeter lagi, Jennifer yang tak kuat menatap Gobar lantas menutup matanya seakan pasrah.

Suasana benar-benar hening mencekam. Hanya terdengar irama jantung yang bersahut-sahutan.

GOBAR (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang