Chapter 15

306 15 4
                                    

Janji adalah janji.

Sesuai perkataan Gobar. Kini Jennifer sudah berada didepan kosnya.

Dengan langit-langit yang cemerlang serta mentari yang mulai melakukan setengah perjalanannya, kini semuanya menemani Jennifer mengetuk pintu kos milik Gobar. Masih dalam keadaan tengkurap, Gobar yang mendengar ketukan itu pun mulai membuka separuh matanya. Seakan sulit untuk bangun, Gobar hampir saja tak bisa membuka matanya. Mungkin pengaruh jiwanya yang belum terkumpul sepenuhnya. Ditambah lagi Gobar yang memang selalu sulit untuk bangun pagi.

"Aghhh!" Gobar mendesah kesal mencoba menutup telinganya dengan bantal.

Diluar, Jennifer yang tak kunjung diperbolehkan masuk pun memutuskan untuk menerobos masuk. Dengan tendangan supernya, Jennifer langsung merusak pintu itu dengan mudahnya. Hingga akhirnya membuat kebisingan yang cukup mengganggu ketenangan tetangganya.

Tanpa memperhatikan sekelilingnya, Jennifer langsung masuk.

"Anjir! Pintu kos gue!" umpat Gobar yang baru saja terbangun akibat suara bising itu. Kini bukan hanya jiwanya saja yang terkumpul, bahkan emosinya juga.

Betapa syoknya Gobar yang melihat pintu kosnya sudah dijebol begitu saja. Ia pun akhirnya langsung melompat dari tempat tidurnya dengan  wajah meringis mungkin sebentar lagi akan marah.

"Ups! Maaf! Gue benci nunggu soalnya. Jadi yah begitu. Tapi tenang aja, gue pasti tanggung jawab sama pintunya." Jennifer tersenyum tanpa merasa bersalah sama sekali.

Gobar pun membelalakkan matanya sambil mengukir kemarahan di bibirnya. Namun, melihat Jennifer ia sama sekali tak sanggup menyentuhnya.

Belum mereka saling adu bicara, emak kos-kosan itu pun muncul setelah mendengar suara ribut. Belum lagi ia melihat pintu kos yang sudah ambruk itu, mungkin akan naik tengsi dua kali lipat.

"Ada apa ini ribut-ribut?!" Emak kos itu hampir tiba.

"Gadak apa-apa mak. Biasalah, urusan mantan suami istri," ucap Mikael menyeringai.

"Tenang aja Mak. Aman tu aman!" tambahnya penuh kepalsuan.

Seketika ia pergi, Mikael langsung berbalik mengintip.

Mungkin ia penasaran dengan hubungan mereka. Mengapa Jennifer dengan rajinnya datang menemui dan berusaha mencari perhatian Gobar. Bukan iri, hanya saja Mikael sedikit kepo namun tak berani terlalu jauh mencari tau akan hal itu.

"Gue datang kemari buat ngasih kontrak kerja yang udah kita sepakati kemarin," ucap Jennifer mengantarkan sepucuk surat pada Gobar.

Dengan wajah yang masih asam, Gobar menerima surat itu. Lalu dengan ketus membukanya.

PERATURAN-PERATURAN KERJA

1. Mulai besok dan seterusnya lu harus jadi supir gue.
2. Lu harus jemput gue 15 menit sebelum berangkat sekolah.
2. Lu harus ganteng, rapi plus wangi selama jadi supir gue.
3. Lu harus bersedia ngantar gue kemana pun yang gue mau selama jam kerja (1/2 hari penuh).
4. Gak boleh telat jemput gue. Kalo telat, gue penggal pala Lo!
(Alternatif : Gue "Smackdown")

(Note : Melanggar peraturan = Menerima konsekuensi yang akan diberikan. Kalo setuju, tanda tangan dibawah. Kalo gak setuju, silahkan tanda tangan dibawah.)                                   

(Gobar)

Gobar menghela nafasnya sejenak setelah membaca surat tersebut.

"Apa yang bakal lu lakuin kalo gue langgar salah satu peraturannya?" tanya Gobar ingin tahu.

GOBAR (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang