Chapter 33

248 13 0
                                    

"Lapor bos! Target udah keluar dari rumahnya."

Terdengar suara dari balik handphone genggam yang sudah lama terpatri di samping stir mobil hitam itu.

"Baik bos! Siap!" ucapnya lagi dengan ragu.

Dengan hembusan nafas gersang, pria setengah baya itu langsung menaiki motornya. Dan langsung diikuti beberapa pria lainnya.

Berjalan beriringan, motor-motor hitam bersama penunggangnya itu berusaha mengejar mobil hitam yang sudah melesit beberapa detik lebih dulu.

Entah apa tujuan mereka, yang pasti target mereka adalah Jennifer yang sedang menyetir mobil dengan santainya.

Tanpa mengetahui apa yang akan terjadi, dibarengi sudut mata yang tenang, nyanyian pengantar jalan membuat Jennifer hanya fokus menyetir.

Suasana hati dan jalanan yang tampak memang tidak ada kendala, akhirnya tidak sedikitpun mengganggu perjalanannya.

Hingga disatu titik, Jennifer tak sengaja memalingkan wajahnya ke arah spion mobilnya.

Di sisi jalan yang sepi, Jennifer mulai merasa ada yg tak beres.

Mulailah terasa keanehan ketika beberapa motor hitam yang berada dibelakangnya, mulai mengikuti arah perginya.

Ia brencana mengambil rute lain, sayangnya ia malah dikejutkan dengan kedatangan beberapa motor lain dari depan. Seakan dirinya benar-benar sudah dikepung oleh orang yang tak ia kenal sama sekali.

"Shit!" umpat Jennifer disaat dirinya sudah terpojok ditengah jalan. Tak bisa berkutik sama sekali.

Beberapa kali Jennifer berusaha untuk keluar dari situasi itu, namun mereka terlalu banyak hingga membuat ia kewalahan.

"Stop!" perintah seseorang dari samping kanannya.

Diapit banyak motor, membuat Jennifer harus memperlambat kecepatan mobilnya.

Terdengar beberapa suara tawa kemenangan dari sana.

Melihat Jennifer yang tak kunjung mengehentikan mobilnya, pria itu pun mengancam dengan sebuah pistol ditangannya.

"Berhenti gak lu?!" teriak pria itu menodongkan pistolnya.

Dengan tatapan dingin, Jennifer langsung membalas dengan tembakan senjata.

Dor! Dor! Dor!

Beberapa kali terdengar suara pistol yang melesit juah.

Bak secepat kilat, suara tembakan terdengar lantang membunuh beberapa komplotan orang-orang itu.

Melihat temannya tertembak, anggota lain dengan marah membalas tembakan itu.

Tentu saja tindakan ceroboh itu membuat kacau suasana.

Namun sayangnya peluru itu tak tepat mengenai Jennifer.

Dengan berusaha secepat mungkin, Jennifer menginjak gas dan mengontrol mobilnya.

Betapa tak beruntungnya Jennifer saat peluru yang lain melesat tepat di ban mobilnya.

Mobil itu kehilangan keseimbangan!

Melihat mobil Jennifer yang sudah oleng, para pengejar itu segera berhenti.

Nafas memburu setiap sisi jantung Jennifer, pikirnya kini kosong dan hanya fokus pada stir mobilnya yang tak beraturan.

Jennifer berusaha menginjak rem untuk mengehentikan mobilnya.

Naas! Mobil tersebut tak bisa ia hentikan.

GOBAR (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang