Chapter 28

217 10 3
                                    

Jennifer tersenyum manis menatap kearah Gobar yang masih tertidur pulas.

Lalu dengan pelan berlahan menaiki ranjang tempat dimana Gobar sedang terbaring pulas.

Meletakkan tangannya diatas bantal yang tak jauh dari kepala Gobar. Kemudian berbaring dengan bersandar pada tangannya.

Dalam keheningan suasana diruangan itu, Jennifer mengangkat tangan kanannya. Mendekatkan jemarinya pada wajah Gobar. Lalu dengan lembut menyentuh dengan jarinya.

Mulai dari dahi Gobar yang datar, hidungnya yang mancung hingga bibirnya yang tipis. Berakhir pada dagu Gobar yang tampak hampir sempurna.

Bersamaan dengan itu, tiba-tiba alisnya bergerak.

Sepertinya sentuhan lembut itu berhasil membuatnya terbangun.

Benar saja, beberapa detik kemudian Gobar mulai membuka matanya berlahan. Menghembuskan nafasnya berlahan.

Sepertinya nyawa Gobar belum terkumpul sepenuhnya. Hingga ia sama sekali tak menyadari kedatangan Jennifer yang kini berada disampingnya.

"Morning." bisik Jennifer lembut.

Sejenak Gobar mengerutkan alisnya kearah kanannya.

Sedikit heran, Gobar membalikkan tubuhnya kearah Jennifer. Lalu tersenyum manis.

Spontan Jennifer tersenyum balik.

"Aneh ya. Bisa-bisanya lu muncul dua kali di mimpi gue. Yang tadi lu pake baju putih kek bidadari. Sekarang lu pakek baju sekolah. Tiduran disamping gue. Cantik banget lagi. Eh tapi cantikan yang tadi sih," ucap Gobar yang merasa dirinya masih berada didalam mimpi.

Jennifer tertawa kecil.

"Emang tadi kita di mimpi lu ngapain?" tanya Jennifer ingin tahu.

Gobar pun tertawa kecil menunjukkan giginya yang putih.

"Gue mimpi kita nikah. Trus punya anak sepuluh. Trus kita main futsal. Gue yang jadi keepernya dan lu jadi wasitnya," ucap Gobar tertawa sumringah.

Sejenak Jennifer hanya bisa ikut tertawa mendengar mimpi aneh pria yang kini ia sebut sebagai pacarnya itu.

"Aneh banget ya,"

"Tapi lebih anehnya. Kok bisa lu muncul dua kali di mimpi gue?" tambah Gobar kembali memiringkan badannya.

"Maksud lo sekarang?" tanya Jennifer bingung.

Gobar mengangguk.

Kini Jennifer sadar bahwa sedari tadi Gobar merasa dirinya sedang bermimpi.

Dengan perlahan, Jennifer mendekatkan wajahnya pada dahi Gobar. Lalu dengan lembut menciumnya. Seraya berkata "Pagi sayang". Kemudian dengan senyum manis memperhatikan wajah Gobar yang polos.

"Masih kerasa kek mimpi?!" tanya Jennifer lagi.

Spontan Gobar mengangkat tangannya. Menyentuh bekas lipstik yang sedikit menempel di dahinya. Lalu dengan memelotot heran mengamati jarinya.

"Lu ngapain dikamar gue?!" seru Gobar kaget lalu bangkit dari tidurannya.

Diikuti Jennifer yang juga ikut bangkit, Gobar memejamkan matanya sejenak.

"Gue ganggu ya?"

"Gak. Gak juga. Cuman gue heran lu bisa muncul gitu aja. Gue kira mimpi tadi,"

Keduanya saling menatap dan terbawa suasana.

"Bentar. Gue mandi dulu. Abis itu gue anterin lu kesekolah,"

"Buat apa? Gue gak masuk hari ini,"

"Gak masuk. Kenapa?"

GOBAR (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang