Chapter 13

289 17 2
                                    

"Bangun woi!" perintah Mikael dengan pelan sambil menggoyang-goyangkan tubuh Gobar.

Namun Gobar sama sekali tak merespon.

Kemudian ia mulai menggunakan cara yang lebih kasar seperti menarik rambut dan pipi Gobar. Dan tampaknya juga belum ada reaksi.

Hingga akhirnya Mikael kesal sendiri lalu pergi ke kamar mandi untuk mengambil segayung air dan...

Byurrr!

Mikael menuangkan air tersebut tepat di wajah Gobar.

Sedetik kemudian Gobar pun langsung bereaksi.

"Apa?!"

"Siapa?!"

"Dimana?!"

"Yang mana orangnya?!"

Gobar malah berkicau tak jelas membuat Mikael tertawa ngikngik.

"Gue orangnya. Kenapa?!" jawab Mikael dengan santainya.

Akhirnya nyawa Gobar terkumpul sepenuhnya.

"Anjir lu El! Gue basah peak! Lu ngapain pake aer?!" amuk Gobar tak serius.

"Abis gue udah bangunin pake cara yang lembut lu nya gak bangun-bangun!

"Lagian lu ngapain di kamar gue?!"

"Lah, kan gue jagain elu."

"Jagain gimana?! Gue aja yang sekarat bangun duluan," protes Mikael.

"Ya maap! Gue lagi mimpi indah tadi," ucap Gobar sambil mengibaskan bajunya yang basah.

Kemudian Gobar melangkah ke kamar mandi.

***

Dari kejauhan, tampak Jennifer dengan supir pribadinya membawa beberapa plastik yang entah apa isinya sedang menuju ke kediaman Gobar dan Mikael. Tampaknya Jennifer baru saja pulang dari sekolah karena masih menggunakan pakaian sekolahnya.

Belum Jennifer memasuki kamar-kamar kos itu, tiba-tiba pandangannya berubah ketika sedang berpapasan dengan seorang gadis yang kebetulan juga baru keluar dari kompleks kos ditempat itu.

Seakan tak memperhatikan gadis itu, Jennifer langsung mengalihkan pandangannya.

Jennifer yang sudah sampai pun langsung mengetuk pintu kos milik Mikael. Dan akhirnya langsung dibukakan.

Betapa terkejutnya Mikael saat tau bahwa yang datang adalah Jennifer.

"Gue bawa makan siang. Kalian belum makan kan?" tanya Jennifer membuat Mikael sadar dari pandangannya.

"Ah iya. Masuk aja," ucap Mikael canggung.

Dengan sedikit enggan Jennifer masuk dan dipersilahkan duduk di meja kecil diruangan itu.

"Anu. Maaf, mejanya agak begitu,"

"Gak papa kok." ucap Jennifer berusaha duduk manis. Padahal ia jelas-jelas tak nyaman berada ditempat itu.

Tak berselang lama, Gobar muncul dari kamar mandi.

"Lu gak punya kaos yang le..."

Ucapannya tak sampai setelah melihat Jennifer yang sedang terduduk sambil menunggunya. Dengan memberi senyuman paling menariknya, Jennifer memandang pasti kearah Gobar.

"Ngapain ni anak datang?!" Batin Gobar sedikit heran.

Dan akhirnya Gobar menghampiri tamunya itu.

"Gue mau keluar bentar. Lu berdua makan duluan aja ya," ucap Mikael mencari kesibukan.

Tak ingin berurusan dengan Jennifer, sebenarnya Gobar juga ingin minggat. Namun melihat Jennifer yang sudah repot, Gobar pun tak jadi pergi dan memilih untuk duduk.

"Maaf ya. Gue jadi repotin lu," ucap Gobar membuka pembicaraan.

"Enggak kok. Nggak papa." balas Jennifer spontan.

"Gue makan ya." ucap Gobar lagi sambil mengangkat sendoknya.

Dan Jennifer pun hanya menatap Gobar sendu.

"Btw. Yang semalam itu beneran lu, 'kan?" tanya Gobar tiba-tiba merubah ekspresi Jennifer.

"Iya. Kenapa?!"

"Gak kenapa sih,"

"O iya. Gak nyangka ya, akhirnya kita ketemu lagi." ucap Jennifer berharap mendapatkan respon yang semestinya. Namun Gobar tak terlalu menggubrisnya. Ia hanya mengangguk pelan.

"Gue mau nanya. Kenapa pas diawal jumpa dulu, lu gak..."

"Gue bisa jelasin kok!" potong Jennifer tiba-tiba.

"Tapi sebelumnya gue minta maaf. Gara-gara gue lu terlibat masalah,"

"Iya memang diawal jumpa gue pura-pura. Alasan gue waktu itu karna emang ada lu. Secara, waktu itu, 'kan lu orang asing buat gue. Gue takut kalo lu itu adalah mata-mata nya nyokap gue,"

"Mata-mata?!"

"Iya. Gue selalu dibuntutin sama mereka. Tapi belakangan ini gak lagi sih," ucap Jennifer menjelaskan.

"Owh."

"Lu mau kan maafin gue?"

"Lu ngapain minta maaf? Santai aja."

Akhirnya Jennifer menghela nafas. Dan suasana pun tenang sejenak.

"Nama lu Jennifer, 'kan?"

Jennifer mengangguk.

"Gue tau lu baik. Bahkan semestinya gue harus berterima kasih atas kebaikan lu. Tapi gue bisa minta sesuatu,'kan?"

"Mulai besok dan seterusnya lu gak perlu repot-repot ngelakuin hal-hal beginian lagi. Anggap aja kita impas. Gue udah nolongin lu dan lu udah nolongin gue. Dan kita gak usah ada hubungan lagi," ucap Gobar cukup serius.

Dengan polosnya Jennifer menjawab, "Emang selama ini kita punya hubungan apa?!"

Gobar pun terdiam malu sejenak.

"Gak ada sih. Tapi intinya lu gak usah dekat-dekat sama gue," ucap Gobar kembali serius dan kini berhasil membuat Jennifer ambruk.

"Kenapa?!"

"Gadak alasannya. Pokoknya, abis ini anggap aja kita orang asing yang gak gak pernah ketemu sama sekali,"

Ucapan Gobar benar-benar menyulut kejengkelan Jennifer.

"Kenapa harus gitu?! Padahal gue kesini tu mau bantu lu! Gue tau lu orang baru di Jakarta. Seharusnya lu gak nolak bantuan dari gue. Gue tulus kok bantuin lu! Apa salahnya sih lu nerima kebaikan gue?! Apa gue gak cukup pantas berteman sama lu?!" ucap Jennifer dengan nada yang sedikit meninggi.

Gobar pun terdiam sejenak sambil meletakkan sendok makannya. Kemudian ia menatap Jennifer dalam-dalam. Seakan berpikir matang-matang. Ia tau akan konsekuensi jika tetap melanjutkan kedekatan mereka. Ia juga tau kalau Jennifer sepertinya tertarik padanya.

"Yaudah terserah lu aja," ucap Gobar setelah melihat wajah Jennifer yang penuh pengharapan.

Seketika itu juga Jennifer langsung senang tak karuan. Mungkin sampai melompat kegirangan jikalau Gobar tak ada disana.

"Jadi, mulai besok gue bisa datang kan?" tanya Jennifer penuh harap.

"Gak!" jawab Gobar ketus.

Kemudian ia bangkit sambil membereskan meja makannya.

"Tapi gue bakal datang besok," ucap Jennifer lagi berusaha meluluhkan hati Gobar.

"Yaudah lu datang,-"

Seketika Jennifer pun menarik senyumnya penuh semangat.

"Tapi gak bakalan gue kasih masuk!" sambung Gobar meneruskan kata-katanya.

"Anjir!" umpat Jennifer dalam hati, menarik kembali senyumnya sambil melihat punggung Gobar yang akan berlalu dari matanya.



GOBAR (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang